Samudera mengajak Aqeera ke taman belakang rumahnya yang lumayan luas dengan membawa gitar kesayangannya, mereka duduk di kursi taman
“Mau bawain lagu apa?” tanya Samudera di keheningan malam itu“slamat ulang tahun, dari Gellen Martadinata, tau kan?
“Iya tau, satu?” tanya Samudera kepada Aqeera
“Hehe aku bingung mau bawa in lagu apa lagi” Aqeera menggaruk tengkuknya yang tak gatal
Samudera merogoh kantung celananya dan mengeluarkan ponselnya dari dalam sana, lalu mengetik ponselnya mencari sesuatu
Samudera memasang headset pada ponselnya dan memakaikan di telinga kiri Aqeera lalu mengelus lembut puncak kepalanya“Nih dengerin” kemudian Samuderapun memasangkan headset yang satunya di telinga sebelah kanan miliknya.
Aqeera menikmati alunan musik yang is dengarkan sambil mengangguk anggukan kepalanya “mau bawa in lagu ini juga?” Sembari menatap gadis yang ada di hadapannya
“Mau” Aqeera tersenyum tulus kepada Samudera
“kita mulai dari kunci dasar dulu ya?” Aqeera mengiyakan.
Sejam lamanya mereka belajar kunci dasar hingga jemari mungil milik Aqeera kemerahan, Samudera menarik jemari Aqeera dan mengusapnya perlahan.
“Wajar ko, kan lo pemula” Samudera terus mengusap jemari Aqeera hingga deringan ponsel Aqeera berbunyi, Aqeera mengambil ponselnya dan membaca pesan dari Papanya yang memintanya untuk pulang karena memang sudah larut malam.
“aku balik dulu ya, papa udah nyariin”
“Mau gue antar” tawaran samudera kepada Aqeera
“supir Papa udah nunggu di depan rumah kamu”
“lain kali gue anter ya?”
“iyah boleh” jawab Aqeera kemudian di lanjutkan dengan langkahan kakinya yang menjauh dari Samudera, namun langkahnya terhenti lalu ia membalikkan tubuhnya “salam buat ibu kamu, aku sayang sama dia” samudera membalasnya dengan acungan jempol dan senyuman yang terindah di sudut bibirnya
*****
Aqeera sekarang berada di rumahnya, tepatnya di ruang tamu dan ia sedang menyantap keripik kentang kesukaannya lalu terdengar suara klakson mobil milik papanya yang membuat Aqeera menoleh ke sumber suara “Tumben pulang cepet pap”
Papa Aqeera berjalan menuju putri semata wayangnya lalu duduk di sebelahnya dan merebahkan kepalanya di atas bantalan yang berada di paha Aqeera “kangen gadisnya papa yang cantik”
“Mandi dulu papa ih, bau keringet tau”
“Papa wangi, always wangi darling” satu tangan papa Aqeera merampas keripik kentang di tangan putrinya dan memakannya
Aqeera sontak merengek “aaaa papa ambil aja di lemari es banyak, ini punya Qeera ih”
Lak-laki itu tertawa, Karena tidak tahan mendengar rengekan gadisnya itu, Exel mengembalikan keripik Aqeera namun pandangannya lekat terhadap pakaian yang Aqeera kenakan “sayang, baju model apa ini, uniqlo ngeluarin produk baru?, papa gak pernah liat yang modelan ini?”
Baju yang Aqeera kenakan adalah milik ibunya Samudera.Aqeera menggaruk tengkuknya yang tak gatal “Enggakk ini bukan brand yang biasa aku pakai”
“lalu?” Exel menaikan satu alisnya “biasanya baju murah yang kamu pakai kalau bukan zara, uniqlo atau h&m, brand apa lagi Aqeera yang kamu kenakan dengan harga murah?, uang jajan dari papa kurang untuk beli brand mahal?”
“Enggak pa cukup ko, iini ini anu, mahal ko pah mahal ini” Aqeera terlihat gugup “ini aku di kasih sama mamanya temen aku, katanya bajunya punya sejarah ee.. jadi iyah aku pakai bajunya hehe untuk..untuk menghargai pemberian orang lain, dannn aku suka kok sama bajunya nyaman.” gadis itu tersenyum kikuk kepada papanya
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDERAQEERA
Teen FictionSamudera adalah seorang anak berumur 16 tahun yang tinggal hanya dengan ibunya, keluarga Samudera termasuk kedalam golongan menengah ke bawah, Samudera pintar bela diri dan bernyanyi. Saat itu hari pertama penerimaan siwa baru SMA Dikta Bangsa, ia m...