72 - Pengantin Baru

560 113 23
                                    

.

.

"I love you. I love you. I love you!"

.

.

***

Yoga mohon diri dari momen sarapan bersama Syeikh dan rombongannya. Yunan, Bastian dan Dana agaknya masih betah berlama-lama dengan Syeikh. Yoga juga, sebenarnya sekiranya bukan karena dia meninggalkan istrinya sendirian di kamar, rasanya masih ingin berlama-lama dengan Syeikh.

"Maaf saya permisi dulu, Syeikh," ucap Yoga tadi saat pamit mencium tangan beliau.

"Duh duh. Sibuk banget ya, Ayah gondrong?" goda Ustaz Umar, dibalas dengan mata mendelik Yoga.

Menjelang siang ini, insyaallah Syeikh dan rombongan akan diantar dengan supir ke bandara Soetta. Mereka akan dijemput oleh mobil dari pesantren, di bandara Padang. Jadi Yoga akan mengantar kepergian Syeikh dan rombongan di teras lobi rumahnya, sekitar dua atau tiga jam lagi.

Yoga tersenyum sendiri di koridor menuju kamarnya. Setelah Syeikh dan rombongan pergi, dia dan Erika juga akan pergi berbulan madu ke sebuah villa air di daerah Lembang telah dipesan oleh Yoga kemarin, bahkan tanpa sepengetahuan Erika lebih dulu. Tubuhnya merinding membayangkan antusias mereka nanti, sebagai pengantin baru. Walaupun sebenarnya bulan madu sudah dimulai sejak semalam. Tapi tentunya akan berbeda jika mereka benar-benar hanya berduaan saja dalam satu villa.

Yoga membuka pintu kamarnya. Dilihatnya, kamarnya sudah jauh lebih rapi pasca malam pengantin pertama mereka.

"Kamu beres-beres?" tanya Yoga pada Erika yang tengah duduk di kursi, masih mengenakan kimono putihnya.

"Iya. Dikit doang. Gak ada sapu lantai dan sapu lidi di sini. Aku jadi gak bisa kebutin kasur," jawab Erika berdiri tersenyum menyambut suaminya.

"Ngapain beres-beres segala? Tiga jam lagi, Syeikh dan rombongan insyaallah berangkat ke bandara. Setelah itu, kita pergi," kata Yoga.

Erika mengernyitkan dahi. "Pergi ke mana?"

Yoga menyentuh bahu istrinya. "Honey moon," jawabnya dengan lirikan nakal.

"Honey moon? Ke mana?" tanya Erika lagi dengan nada protes. Yoga selalu begini. Memutuskan sekehendak hatinya. Mengajak bulan madu tanpa persetujuannya sebagai istri.

"Ke villa di Lembang. Tiga hari dua malam. Nanti kita diantar supir. Enak tempatnya. Dingin-dingin gitu. Pas banget 'kan buat -- ," Yoga tak melanjutkan kalimatnya, dan malah mencium pipi Erika.

Erika mengulum senyum. "Oh gitu. Berarti honey moon di sini sudah selesai, ya? Soalnya kita mau pindah tempat, 'kan? Padahal aku udah siap-siap," kata Erika dengan mata menggoda.

"Siap-siap?" tanya Yoga dengan ekspresi heran. Dia kemudian tersadar kalau Erika sedari tadi mengenakan sepatu kristal pemberiannya.

Erika melepas kimononya hingga jatuh ke lantai. Yoga menahan napas melihat pakaian tidur super tipis yang melapisi lekuk tubuh istrinya. Hiasan bordir bunga putih, nampak hanya basa-basi saja, sebab sebagian besar bahannya transparan, dengan rok super mini.

Tanpa jeda, Yoga 'menyerang' istrinya, mendaratkan ciuman bertubi ke bibir Erika, melanjutkan sesi percintaan mereka yang sempat terputus.

.

.

Teras lobi ramai dengan pelayan berderet mengapit tangga. Bastian telah meminta mereka untuk mengiringi kepergian Syeikh dan rombongan. Supir telah menyiapkan mobil sedan hitam mewah, khusus untuk mengantar Syeikh dan rombongan ke bandara.

ANXI 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang