BAB 3 -- FIRST REQUEST

24 6 1
                                    


Menjadi menteri dalam negeri rupanya tantangan tersendiri.

Ayah semakin dihormati dan tentu saja kekayaannya bertambah. Dari Bibi aku mendengar Ayah kini sudah merambah ke pemilikan tambang, ekspedisi laut dan juga mendapatkan proyek negara yang jadi mesin uangnya.

Namun kekayaan Ayah punya konsekwensi. Karena beliau menteri dalam negeri, Ayah harus siap dengan masalah dalam negeri. Termasuk pemberontakan bersenjata yang sudah 30 tahun ini tidak bisa dibasmi.

Dari Bibi juga, aku tahu kenapa Ayah diangkat sebagai menteri. Ternyata Presiden berharap Ayah bisa meredakan pemberontakan itu sebelum menjalar kemana-mana. Maklum Kelompok pemberontak itu berasal daerah wilayahnya yang kaya dan tanahnya subur. Kekuatan mereka juga semakin kuat.

Aku pikir itu bukan urusanku. Aku yakin Ayah cukup hebat untuk hal apa pun. Beliau pasti bisa menyelesaikan tugasnya menghadapi pemberontakan.

Apalagi kalau cuma di wilayahnya.

Hampir setahun di rumah Bibi, Ayah menyuruhku kembali ke ibukota.

Ini aneh.

Lebih aneh lagi ketika Ayah mememintaku langsung menghadap setelah tiba di rumah.

Beliau bilang aku akan menikah.

Menikah?

Aku langsung keheranan.

Tumben aku diizinkan menikah terlebih Zerlina belum menikah? Bukannya Ayah dan Ibu akan mempriotritaskan Zerlina untuk semua hal?

Tetapi aku tidak mungkin bertanya. Apalagi protes. Aku cuma anak yang selama ini dikucilkan dari lingkungan. Harusnya aku bersyukur Ayah mencarikan aku jodoh di saat tidak ada seorang pun yang melamarku.

Aku harusnya berterima kasih tidak jadi perawan tua.

Kata Ayah pernikahan akan dilakukan besok malam. Aku diminta istirahat dan bersiap.

Ketika aku tiba di kamarku, secara tidak sengaja aku mendengar dua pelayan kami bergosip.

"Kasihan sekali Nona Zya. Giliran dapat jodoh, eh anak pemberontak negara," kata salah satu dari mereka cekikikan.

Aku nyaris pingsan mendengarnya.

Aku memang tahu Ayahku sangat kaya dan berkuasa.

Namun aku tidak pernah tahu kalau Ayah akan melakukan apa pun demi melanggengkan keduanya.

Aku juga tidak tahu kalau Ayah dan Ibu begitu membenciku sehingga rela menyerahkan anak kandungnya pada kelompok yang jadi momok negara.

MENGEJAR ANGIN KE TIMURजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें