57. Ideal volunteer

83 24 0
                                    

Sukarelawan Ideal
_______________________________

“Ayo buat Lindel yang indah bersama.”

Ekpresi tak tergambarkan di wajah Sun Heeyoung karena kalimatku, dan saat itu dia melihat seperti kejernihan terlihat di matanya. Jujur, aku tidak berharap dia berubah semudah ini. Dia terlihat seolah mendapat ledakan motivasi baru.

Dia sudah mengalami skenario dimana dia ketakutan dan nyawanya terancam, jadi sejalan, aku juga menyaksikan perubahan mendadak yang tidak bisa dimengerti. Bagaimanapun, aku berekspetasi dia akan gemetar ketakutan. Kelihatannya reaksi dalam pemikirannya berbeda.

‘Dia gemetar… menyedihkan.’

Tentu, saat aku menilai, Sun Heeyoung yang masih gemetar karena yang dia alami barusan. Aku tahu gimanapun memungkinkan membuat dia mengaku kalah saat dia berpikir normal. Keadannya yang ketakutan sesuai dengan kemauanku.

‘Bagus.’

Hal baru meka di ekspresi Sun Heeyoung – perasaan bertekad. Dibalik luarnya yang gemetar tekad mekar melalui matanya.

Dia mulai berjalan perlahan, dagger digenggam sempurna satu tangan. Caranya itu cantik sekaligus tampilan yang mengganggu, hampir seperti ritual keagamaan. Apa yang paling mengganggu adalah fakta kalau dia terlihat biasa seperti berdoa baginya.

Dalam hati, aku tahu dia tidak langsung  menyalahkan mereka atas yang mereka lakukan.

‘Bagaimanapun…’

“Priest… Kami… Kami salah…”

“Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku… Tolong maafkan kami…”

“Tolong maafkan aku, Priest… aku mohon…”

“K-Kau bilang kau akan menyelamatkan kami…”

“Maafkan kami sekali ini saja, tolong?”

Penjahatnya, dibawah belas kasihan kami sekarang, memohon Sun Heeyoung melepaskan mereka.

Aku memandang mereka, tersenyum sendiri. Sungguh pemandangan menghibur.

Sun Heeyoung berhenti dan melihat ke arah kami, tepatnya Jung Hayan yang membuat sihir jebakan.

“Benarkah… Bisa aku melakukannya?”

Dia terdengar seperti menunggu konfirmasi. Tentu  aku tidak punya niat menghentikannya.

“Ya, kau tidak perlu khawatir. Pikirkan ini hal yang sama yang kau lakukan sejauh ini. Itu jelas menolong orang lain. Kalau mereka sampah, satu satunya yang benar itu menghapusnya.”

“Menurutku kau benar.”

Sun Heeyoung kelihatannya punya bakat yang harus direkrut dalam party.

Tersenyum cerah, dia mendekati mereka dan mengangkat dagger di udara. Teriakan mengelegar sekali lagi.

Caranya memegang dagger terlihat indah bagiku karena beberapa alasan, bukan tidak masuk akal.

“Ahh!”

“Priest! Tolong selamatkan-”

“Tolong…”

“Ahhhhh!”

Beberapa orang lewat berhenti karena kejadian ini akan merasa sangat terganggu, atu takut. Suara fantastis darah menyembur nyata bercampur teriakan mereka yang terimbas, bergema di udara aneh yang mengngganggu.

Tidak ada yang merespon suara permintaan tolong. Tentu, mungkin karena sihir penyegel Hayan menutupi kami, tapi aku yakin bahkan kalau kami tidak terlibat pertengkaran, tidak akan ada yang menyelamatkan mereka.

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang