11. Mengapa Kita Yang Pergi?

93 7 0
                                    


Dekapan Aski pada tubuh abangnya semakin erat, saat cerita demi kisah mengalir dari bibir lelaki tercintanya. Air mata mereka mengalir disertai isakan, yang menjadi irama tambahan malam ini.

Jujur saja Aski terguncang mengetahui fakta ini. Walaupun ia ingin tahu yang sesungguhnya namun, ia tetap terluka mendengarnya.

Benaknya tidak sampai hati membayangkan, bagaimana sulitnya Khalid kecil yang merawat dirinya, sembari membantu bundanya mencari mata pencaharian demi mereka bertahan hidup.

"Abang tahu hatimu terluka, bahkan Abang lebih dulu merasakannya. Tapi, Abang yang saat itu masih kecil, nggak bisa berbuat banyak. Yang Abang bisa, hanya membantu bunda merawat kamu. Membantu bunda mencari uang untuk kehidupan kita bertiga," ucap Khalid sembari mengusap wajah Aski yang bersimbah air mata luka.

"Kenapa Abang menamaiku Aski?" todong Aski penasaran.

"Aski, gitu aja terlintas dalam benak Abang waktu itu. Setelah Abang semakin besar, abang baru sadar. Ternyata Aski adalah perpaduan nama bunda dan ayah, Asiah dan Rifki" tutur Khalid menjelaskan.

"Mengapa nggak Fania Khalid aja sih, bang?!" protes Aski, yang mendapat senyuman Khalid.

"Nggak bisa gitu, sayang. Abang memang wali Aski tapi, ayah tetep wali utama kamu. Abang nyematin nama itu karena, Abang nggak ingin kamu lupa sama ayah. Kamu punya ayah. Anak dan ayah nggak ada yang namanya mantan. Cukup bunda dan ayah yang menjadi orang lain karena perceraian," terang Khalid panjang lebar.

"Apa Abang dendam sama ayah? Sakit hati, mungkin?" dikte Aski masih belum puas.

"Dendam? Tidak. Sakit hati? Mungkin iya. Tapi, Abang manusia biasa, Abang nggak berhak mengadili. Keadilan milik Allah. Andai suatu saat ayah datang meminta maaf, sekali aja. Abang pasti maafin," jawab Khalid dengan suara bergetar.

"Kenapa semudah itu, bang?" tanya Aski heran.

"Demi kamu dan bunda, Abang rela kasih maaf buat ayah. Allah aja bersedia maafin hamba Nya yang taubat, masa kita yang manusia nggak bersedia?" ucap Khalid tersenyum dengan air mata yang kembali menetes.

"Lalu, kenapa kita yang pergi saat itu?" koreksi Aski lagi penasaran.

"Karena, rumah itu milik ayah. Iya, kita berdua anak ayah. Tapi, bunda kan udah jadi mantan istrinya ayah waktu itu. Bunda nggak punya hak lagi di rumah itu. Apa iya, kita ngebiarin bunda keluar dari rumah itu tanpa kita?!" tanya Khalid pada Aski.

"Nggak sih bang, mana mungkin aku bisa Segede ini kalau kepisah dari bunda, nggak disusuin bunda" jawab Aski akhirnya, Khalid tersenyum.

"Nah, itu kamu tahu. Artinya, maklumi aja ya, sikapnya bunda yang seperti itu? Karena mental bunda memang nggak sehat, masih terpaku pada masa lalu. Masih Alhamdulillah, dari ASI bunda, Aski ku bisa tumbuh hingga sedewasa ini"

"Iya bang, Alhamdulillah"

"Kamu harus sabar, ya? Karena cuma kita yang bunda punya, dan cuma kita lentera bunda"

"Iya bang. Berarti, kita masih punya pakdhe, budhe, dan sepupu dong?!" tanya Aski lagi.

"Punya, kita punya itu. Tapi, sudah dua puluh tahun kita nggak jumpa, Abang nggak tahu kabar mereka" sahut Khalid.

"Semoga suatu saat nanti kita bisa ketemu dengan pakdhe, budhe, dan sepupu kita ya, bang?" do'a Aski.

"Aamiin, mudah-mudahan. Sekarang, Aski bobok ya? Udah jam sebelas," perintah Khalid, yang diangguki Aski.

Adiknya itu segera merebahkan badannya. Khalid dengan telaten, menyelimuti tubuh adiknya. Menghadiahkan kecupan selamat malam. Setelahnya, lelaki itu keluar untuk kembali ke kamarnya sendiri.

Malam ini, beban di dada Khalid sedikit berkurang. Ia bersyukur reaksi adiknya tidak berlebihan, ketika menerima kisah kenyataan hidupnya.

Khalid berharap, suatu saat, ia dapat bertemu ayahnya. Jika bisa bertemu pakdhe, budhe, dan dua sepupunya.

💙💙💙

        Di tengah malam yang dingin, masih dalam satu atap dunia namun, dilain tempat. Rifki terbangun dari tidurnya. Napasnya terengah, peluh dingin bercucuran. Ia bermimpi tentang anaknya lagi.

Sonia sang istri, yang mendengar suara berisik, ikut bangun dan duduk mendekati suaminya.

"Kenapa mas?" tanyanya penasaran, sembari mengusap peluh yang membanjiri wajah suaminya.

"Aku mimpi lagi, bund" ucapnya.

"Mimpi apa emangnya?" selidik Sonia penasaran.

"Aku mimpiin Khalid dan adiknya, bund" jujur Rifki akhirnya.

"Tenang mas, mungkin mas memang merindukan mereka. Kapan-kapan kita cari mereka, biar mas tenang" timpal Sonia. Istrinya itu memang lebih dewasa.

"Emang boleh, mas ketemu mereka bund?" tanya Rifki memastikan.

"Boleh mas, boleh. Udah saatnya kita menghadap mereka, meminta maaf pada mereka atas kesalahan kita. Sebagai ibu, aku nggak bisa ngebayangin sulitnya kehidupan anak-anak kamu setelah kamu mutusin hidup bersama kami disini" jawab Sonia sembari menerawang.

Rifki begitu saja mendekap tubuh istrinya. Di pundak istrinya, ia tergugu dalam tangis. Hatinya memang merindukan dua anak dari mantan istrinya.

"Udah mas, udah. Mas yang sabar, udahan nangisnya. Nanti anak-anak denger, dikiranya kita bertengkar" gurau Sonia menenangkan.

Rifki tersenyum. Ia segera menghapus air mata yang berlinangan di pipinya. Tak lupa ia daratkan kecupan sayang di kening istrinya itu.

"Si Farel jadi, pindah kampus?" tanya Rifki pada istrinya.

"Jadi, mas. Bukan hanya Farel yang akan pindah kampus tapi, kita sekeluarga" sahutnya sembari tersenyum, membuat Rifki bingung.

"Kita sekeluarga?" beonya pelan.

"Iya, kita sekeluarga akan pindah ke kota kelahiran kamu. Biar kamu lebih gampang ketemu anak-anakmu dari Asiah. Kalau kita disana, kemungkinan ketemu mereka lebih besar ketimbang dari sini" terang Sonia.

Sekali lagi, Rifki terharu dengan kebijaksanaan istrinya. Kali ini tidak hanya kecupan tapi, hadiah kehangatan yang lain, juga Rifki berikan untuk Sonia.

Malam ini, dua manusia yang tak lagi muda itu, kembali memadu kasih. Merajut kehangatan selayaknya mereka muda dulu.

💙💙💙

Faidatul Mar'ah

Jember, 16 Maret 2022

Revisi, 28 Oktober 2022

Selamat petang semua..

Semoga seharian ini, segala aktivitas yang terlewati adalah berkah untuk hari-hari selanjutnya, Amien...

Tungguin kejutan selanjutnya, ya???

Yang mau tebak-tebak manja, boleh.

Yang mau vote dan komen juga kasih Krisan, silakan.

Yang mau follow akun aku juga silakan, boleh banget...🤭🤭🤭

Maaf kalau part ini pendek banget ya??

Karena nanti serangannya ada di bab setelahnya

Wkwkwkkk..

Oke ma kasih, sampai jumpa di bab berikutnya..

Dadaaaaaaa

Aski (Open PO, 14-24 Mei 2023)Where stories live. Discover now