Pulang kondangan mah bawa hasil nasi kotak atau souvenir doang biasanya. Gimana jadinya kalau Nanon yang pulang kondangan dari nikahan mantan malah bawa hasil jodoh untuk masa depan??
Warning :
* bxb
* mpreg
* don't like don't read
Cerita ini berlatar dua puluh sekian tahun yang lalu sebelum Nanon bertemu Ohm di kondangan mantan pacarnya, si Babang.
Dimulai dari New, lelaki manis dengan kulit seputih susu yang selalu berkumpul di kantin fakultas ekonomi tempatnya menimba ilmu bersama dua sahabat karibnya, Gun dan Krist. Ketiga lelaki muda ini gemar sekali bertukar informasi a.k.a menggossip di meja dekat stand soto milik Pak Dul sampai tak ada yang berani menempati meja tersebut selain mereka.
Siang itu, Gun dan Krist yang sudah lebih dulu datang dan fokus pada mangkuk sotonya tiba-tiba dikagetkan dengan New yang datang ngos-ngosan tapi wajahnya cerah ceria macam habis menang taruhan.
"DANCOK AKU KETEMU MALAIKAT COK, GUANTENGE POLLL!!!" Ujar New semangat sambil menyeruput es teh milik Gun.
"Malaikat Izrail? Mau mati kali lu." Jawab Gun asal merebut kembali gelas es tehnya.
"ASEM!! DUDU COK TENANAN MALAIKAT IKI. MALAIKAT TANPA SAYAP. ADOOOH KEBAYANG TEROS GANTENGE JAAAAAN.."
"Siapa sih? Anak fakultas kita?" Krist yang merasa paling waras mulai meluruskan kembali obrolan mereka yang mulai kemana-mana.
"Mew Suppasit, temennya si Tay di teknik. Asli dah sumpah ganteng banget. Gebetan lo aja kalah Kit." Jawab New menggebu.
Tay adalah teman karib New sejak SMA. Berteman terpaksa karena rumah mereka berdekatan alias tetangga. Dan sekarang kembali satu kampus meski diterima di fakultas yang berbeda. Jodoh mungkin.
Hueeeek, nggak sudi gua -New yang tak terima dengan kalimat terakhir narasi di atas
"Jangan diingetin, lagi sensi dia sama Singto." Gun memperingatkan. Melihat Krist tiba-tiba cemberut teringat hubungannya dengan si anak 'polos' fakultas ekonomi yang terang-terangan mengejarnya.
"Lah, kenapa? Bukannya kemaren udah baik-baik tuh kalian? Baru Jum'atan bareng kan?" Tanya New penasaran.
Krist yang ditanya malah makin memajukan bibirnya, kesal bukan kepalang. "Sebel anjer gue. Baru sekali diajak Jum'atan sama dia, eh balik-balik sandal Gucci gue ketuker sama sandal Swallow. Mana sele lagi, sebelah kuning sebelah ijo. Apa nggak kesel lu??????"
Kedua temannya saling berpandangan maklum. "Ya lo ngapain bawa Gucci ke Jum'atan sih?" Gun.
"Kan jaga image depan Singto."
"Lah, goblok. Udah deh nggak usah galau. Jum'at besok lu pake lagi aja itu swallow butut. Berangkat terakhiran, pulang duluan. Tukerin dah tuh swallow lu pake Gucci, Prada apa apaan serah tinggal pilih yang ada."
"Waaaw, ide bagus New!!"
Dengan tengil New mengangkat satu alisnya bangga.
"Eh by the way soal Mew gimana tuh? Kenal di mana lu?" Tanya Krist lagi.
Meraih kerupuk di meja untuk jadi cemilan, New bersiap memulai ceritanya. "Jadi tadi kan gue berangkat nebeng si Tay biasa. Terus diajak mampir ke kosan temennya ngambil maket tugas gitu. Dan lu semua tau temennya itu ganteng banget sumpah. Nahh dia itu tuh yang namanya Mew." New bercerita dengan mata berbinar cerah.
"Terus mau lu pepet, gitu? Emang masih jomblo?" Tanya Gun penasaran.
"Iyalah. Serbuk berlian gitu masa mau disia-siain??? Jomblo sih gue rasa. Tadi jam sebelasan gue sama Tay ke sana aja baru bangun dia. Kalau punya pacar kan pasti udah dibangunin sama pacarnya." Alibi New.
"Sibuk kali pacarnya." Krist.
"Wahhh kebetulan. Ada kesempatan berarti buat gue rebut si Mew!! Muehehehehe.."
Jangan salahkan Krist dan Gun yang mendadak merinding mendengar niat busuk New berbonus suara tawa menganggu telinga.
"Eh, nanti malem jadi ngumpul di kosan gue kan?" Krist bertanya lagi.
"Jadi lah!! Mabora kan ya?? Urunan dah beli vodka. Tar gue ajak Mix deh biar rame." Respon Gun. Mix adalah salah satu adik tingkat mereka yang masih punya hubungan sepupu jauh dengan Gun.
New berdecak. "Duit gue tipis anjer. Tadi berangkat aja nebeng Tay biar ngirit."
"TM aja deh, atau OT biar murah." Solusi Krist.
New meremas plastik kerupuknya yang sudah kosong, habis dimakan sendiri. "Masih mahal, sat!! Nggak kasihan lo pada sama gue."
"TERUS MAU PAKE APA NJER NEW??? UDAH LAH PAKE LEM AJA KITA. SAMA-SAMA MABOK INI." Gun belum tau saja, di masa depan ada cara mabuk yang lebih murah dari sekedar Topi Miring, Orang Tua, bahkan lem kertas biasa.
Apa??
Ya, betul. Buah kecubung tentu saja.
....
Sedang di tempat lain, tepatnya di taman fakultas teknik yang entah mengapa bisa disebut taman padahal penampakannya lebih mirip kebun. Gulf Kanawut duduk seorang diri sambil meratapi kertas ujian susulan tengah semesternya yang beberapa jam lalu ia kerjakan.
Ujian tersebut sudah terselenggara minggu lalu sebenarnya. Tapi karena Gulf terpakss ijin, gara-gara terkena bisul di selangkangannya, ia harus ikut ujian susulan hari ini.
"Udah bangun kesiangan gara-gara dipaksa ibu kos ikut ronda, nggak sempet sarapan, terus sekarang ngerjain ujian aja berantakan. Sial banget sih hidup gue, Tuhan???"
Bagaimana ujiannya tak berantakan, jika Gulf mendadak mual karena melihat soal yang harus ia kerjakan.
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
Ini gambarnya boleh diganti Robert Pattinson aja nggak sih??? Atau Robby Purba juga nggak apa-apa deh, lebih mending -batin Gulf saat pertama memandang kertas soalnya
Meratap nasib, mata mulai berkaca, perut keroncongan dengan konser rock oleh cacing penghuni lambung miliknya, Gulf merasa kesialannya semakin bertambah mana kala satu entitas yang belakangan menganggu tiba-tiba datang dengan satu cup es cokelat untuknya.
"Segelas choco milkshake untuk ayang Gulf yang cemberut aja." Itu Mew, dengan senyum yang kata orang-orang menawan, tapi bagi Gulf terlihat begitu menyebalkan.
"Ayang-ayang nenek lu kayang???" Sewot Gulf. "Sana ah, lagi males gue jangan ganggu lu." Mengalihkan pandang ke arah pohon mangga, di mana sepasang burung pipit tengah beradu paruh seolah mengejek.
Tapi Mew tak lantas menurut. Pria pujaan fakultas teknik yang sudah lama naksir Gulf meski selalu ditolak ini lantas berpindah duduk ke sebelah Gulf dan kembali memulai rayunya.
"Atau mau makan aja? Udah siang loh ini, kamu nggak laper apa? Ke nasi uduk yuk aku jajanin." Mew berujar lembut.
"Males." Tapi jawabannya begitu cuek. Jauh dari harapan.
"Atau ke kantin aja deh yuk. Kamu yang pilih mau makan apa."
"Nggak, mau sama Gawin aja." Gawin, teman terdekat Gulf satu-satunya. Sayang, si brengsek itu sedang pacaran dengan salah satu Kakak tingkat mereka saat ini di warung nasi depan kampus.
"Tapi tadi aku lihat Gawin......"
"MEW!!! DICARIIN TEMEN GUE NIH KATANYA MAU KENALAN!!!!" Kalimat Mew terpotong oleh teriakan Tay yang berjalan ke arah mereka dengan diiringi sesosok manis di sampingnya yang tersenyum malu-malu ke arah Mew.
Bukan hanya Mew, Gulf juga ikut memfokuskan atensinya.
"Sorry ganggu ya. Ini nih temen gue maksa ke sini pengen dikenalin ke lu katanya." Tay menjelaskan dengan sungkan.
"Oh iya nggak apa-apa kok." Jawab Mew sambil mengingat wajah familiar si lelaki manis yang sudah bertemu dengannya tadi pagi. Ia ingat, si lelaki ini adalah tetangga Tay dari fakultas ekonomi yang sering Tay ceritakan.
"Hai Mew, aku New. Boleh kenalan kan ya?" Dengan rona merah New mengulurkan tangan. Tatapannya menunduk, tak kuat dengan sorot milik New yang terlalu menawan.
Mew membalas jabatan New. "Hai juga New, saya Mew."
New tersipu mengangguk. Merasakan besar tangan Mew yang masih ia pertahankan menempel pada miliknya. "Aku New, kamu Mew. Nama kita aja udah couple. Apa jangan-jangan kita......"
"KITA ADA KELAS HABIS INI NEW, MAKANYA MENDING LU BALIK DEH KE EKONOMI. BURUAN SANA DITUNGGUIN TEMEN LU NOH!!" Tay membual cepat saat mulai jengah dengan sikap sok imut New.
"Eh tunggu Tay. Gue kan mau....."
"UDAH BURUAN ANJERR AYO GUE ANTER DAH. HABIS INI GUE SAMA MEW MAU ADA KELAS!!!!"
Mew dan Gulf hanya menatap bingung New yang diseret Tay menjauhi mereka. Tay yang sepertinya kesal, dan New yang masih sempat-sempatnya menoleh ke arah Mew sambil melempar wink-nya.
"MEW KAPAN-KAPAN AKU SAMPER KE KOSAN YAAA???? DADAAAHHH.."
Tay yang mendengar teriakan New makin menarik cepat saja si beruang itu. Emosinya yang sudah mendidih makin panas tak tahu waktu.
Sedang Mew yang masih bingung dengan apa tujuan New main ke kosannya, padahal mereka kenal saja baru beberapa detik lalu. Tak sadar entitas di sampingnya sudah menguar aura kelam.
"EKHEM!!"
"Eh, ayang Gulf. Maaf ya jadi lupa. Ayo ke kantin. Mau makan kan katanya?"
"DIH KATA SIAPA? MAKAN SENDIRI AJA LU SONO SAMA TEMENNYA SI TAY!!!"
"Loh, jadi sendiri apa sama temennya Tay?"
"TERSERAH ANJER!!! MINGGIR LU GUE MAU MAKAN!!"
Si lelaki tampan hanya menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal. "Nggak mau diajak makan, tapi katanya mau makan, bingung deh gue sama ayang."
Bersambung...
Nah, gitu guys ceritanya. Mau lanjut nggak kira-kira soal masa lalu mereka????