22: CAMPING (2)

37.7K 4.4K 774
                                    

Vote dan komen di paragraf nya ya(●♡∀♡)
Suka saya tuh bacainnya.

SELAMA... JANTUNG INI BERDETAK
KU AKAN SELALU MENJAGAMU
HINGGA AKHIR WAKTU

SELAMA... NAFAS INI BERHEMBUS
TAK KAN ADA CINTA YANG LAIN
HINGGA TUA BERSAMA
O OOO...

Selama perjalanan menuju camping, semuanya terus bernyanyi beramai-ramai sambil bercanda ria membuat suasana sangat seru. Mereka sangat menikmati perjalanan sambil sesekali tertawa bahagia karena beberapa ulah absurd Guntur dan Gabi.

Tidak ada kata bosan didalam bus yang mereka tumpangi.

Hingga jam menunjukkan pukul dua belas. Suasana mulai sunyi karena sebagian besar anak-anak mulai mengantuk dan akhirnya tertidur karena kelelahan.

Naura menoleh pada Raja yang memejamkan mata sambil bersandar di bahunya. Mungkin cowok itu tertidur, pikir Naura.

Kemudian Naura mengedarkan pandangan. Matanya menangkap pergerakan tidak nyaman dari Kafeel yang duduk di bangku seberangnya.

Naura merogoh tasnya, kemudian mengambil minyak kayu putih yang Elvan berikan padanya sebelum berangkat tadi.

Dengan hati-hati, Naura menjauhkan kepala Raja dari pundaknya, dia memperbaiki posisi cowok itu agar nyaman dalam tidurnya, kemudian mengecup pucuk kepalanya sebelum berjalan menghampiri Kafeel.

"Awh-!"

Gabi yang sedang tidur memekik ketika Naura tiba-tiba menjambak rambutnya tanpa perasaan.

Gabi mencebik. "Ngapa sih, Cil?" Tannyanya sambil mengelus-elus kepalanya yang berdenyut sakit.

"Minggir, Ura mau duduk disamping Kaf," ujarnya membuat Guntur mendengus.

"Terus gue dimana?"

"Tuh, disamping Laja. Awas, jangan berisik! Kalo tidur jangan ngorok! Nanti kalo Laja bangun Ura gorok leher Gab!" Katanya galak.

"Ee--busett... Iye, iye!" Sahut Gabi sambil bergidik ngeri. Cowok itu mencubit pipi bulat Naura gemas, lalu bangkit dan berpindah duduk disamping Raja yang tertidur itu.

Naura mencebik dan mengelus pipinya yang baru saja Gabi cubit. Dia duduk ditempat yang Gabi duduki tadi, lalu memperhatikan wajah pucat Kafeel, cowok itu terlihat lemas sambil sesekali tangannya mengusap perut sendiri.

"Mual?" Tanya Naura sambil membuka minyak kayu putih yang dibawanya.

Kafeel yang tadinya bersandar, menoleh kesamping untuk menatap Naura, lalu dia mengangguk singkat.

Naura lupa Kafeel itu mabuk perjalanan kalau naik bus. Kalau saja dia ingat, pasti dia menyuruh cowok itu agar pakai mobil saja dengan Guntur.

Naura menuangkan minyak kayu putih tadi ketelapak tangannya. Kemudian menyingkap kaos hitam yang cowok itu pakai lalu mengusap dan meratakannya pada perut kotak-kotak Kafeel.

"Udah mendingan?" Kafeel hanya bergumam pelan.

Naura mengelus rambut Kafeel, cowok itu mendekat dan memeluk tubuhnya, sambil menelusupkan wajah pada leher Naura. Entahlah, wangi tubuh Naura mampu membuatnya lebih baik.

"Tidur, ya." Kafeel mengangguk dan mulai memejamkan matanya.

"Pwiiiiit!"

Naura menoleh mendengar siulan tersebut. Dia melotot ketika matanya bersitatap dengan netra Raja yang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Naura's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang