Happy reading!!!!••••••••••
Kaerin sebenarnya hari ini ingin izin tidak masuk sekolah, kalo di bilang sakit sih gak cuman dia takut ketemu Dimas. Tapi Bundanya malah menyuruh ia untuk sekolah karena Bunda tau jika ia berbohong.
"Bun, badan aku gak enak banget kayanya demam." Ucap Kaerin bohong.
"Kaerin.. jangan bohongin Bunda deh. Kamu sekarang mandi dan sekolah, nanti ketinggalan pelajaran." balas Bunda lalu langsung membangunkan Kaerin untuk bergegas mandi.
Kaerin kesal bagaimana bisa Bundanya tau jika ia berbohong. Berakhirlah sekarang ia di sekolah lebih tepatnya di dalam kelasnya, matanya celingak celinguk jaga jaga takutnya Dimas lewat depan kelasnya.
"WOI!! NGAPAIN LO CELINGAK CELINGUK DI KELAS KAYA MALING AJA!"
"Sutss!! Jangan teriak teriak masih pagi juga." Kaerin dengan cepat menyuruh Mela langsung duduk di sebelahnya.
"Lo kenapa? Gerak gerik lo tuh mencurigakan tau." balas Mela dengan mata menyipit.
"Ih, gimana gue jelasinnya ya. Intinya kalo Dimas ke kelas ini terus nyari gue bilang aja ya gue gak masuk."
"Dimas nyari lo? Ngapain? Lagian gak masuk gimana? lo kan disini dia bisa liat lo lah, kecuali lo gaib baru dia gak bisa liat lo."
Kaerin mencoba berpikir, tunggu ruang osis bukannya sekarang kosong. Lebih baik ia bersembunyi disana.
"Gue tau, nanti gue bakal sembunyi di ruang osis."
Mela menatap tidak percaya, "Hah? Lo yakin mau sembunyi disana? Nanti kalo ketahuan?"
"Udah tenang aja, gue kesana dulu ya. Bilang guru gue di uks."
Mela mengangguk.
Setelah mengambil tasnya Kaerin langsung berjalan menuju ruang osis. Di koridor banyak para siswa sudah berdatangan menuju kelasnya masing-masing.
Saat sudah dekat dengan ruang osis Kaerin langsung meraih knop pintu dan langsung membukanya. Saat masuk suasana sepi yang ia dapatkan tandanya belum ada yang datang dan masuk ke dalam ruang osis ini.
Dengan cepat ia menuju ke meja paling belakang bersembunyi di bawah kolong meja. Saat di rasa aman ia langsung duduk bersandar di tembok.
"Ini semua gara-gara hoodie biru punya Dimas! gue jadi dapet masalah mulu, mending gue bakar aja tapi kalo di bakar malah tambah ribet masalah gue sama Dimas." ucap Kaerin kesal yang duduk di bawah kolong meja.
Tapi saat mendengar suara pintu di buka Kaerin langsung menutup mulutnya sendiri, gimana kalo itu Dimas. Jangan-jangan Mela kasih tau keberadaan ia disini. Tangannya mencoba merogoh ponsel di saku roknya. Membuatnya kesusahan mengambil ponsel itu.
Dukkk
"Awhh, aduh sakit anjir kepala gue!" reflek Kaerin mengaduh sakit dengan cepat menutup mulutnya, merutuki mulutnya yang tidak bisa menahan.
"Siapa itu?" ucap seseorang di depan.
Orang itu menghampiri meja bagian belakang dan matanya melirik sekilas ada seseorang di bawah sana.
"Keluar sekarang." ucapnya.
Kaerin yang merasa sepertinya sudah ketahuan langsung keluar dari persembunyiannya itu dan berdiri.
Matanya menatap wajah lelaki itu, bersyukur dalam hati ternyata bukan Dimas.
"Maaf kak, i-ini gue cuman ngumpet." balas Kaerin menunduk takut.
"Santai aja, lo sendiri ngapain disini ngumpetnya? Emang lagi ngehindarin siapa?"
Kaerin langsung mengangkat wajahnya menatap lelaki itu, "Bukan apa-apa kak, kalo gitu gue izin keluar ya."
Sebelum keluar tangannya di tahan membuat ia menoleh ke belakang lagi.
"Nama lo siapa? Gue jarang liat lo."
"Nama gue Kaerin. Lo sendiri kak?"
"Panggil aja Revin, lain kali jangan ngumpet disini coba kalo bukan gue yang nemuin lo, pasti lo di hukum."
Kaerin mengangguk dan langsung pergi keluar menuju kelasnya.
Saat ingin menuju kelas dirinya malah berpapasan dengan lelaki yang dari pagi ingin di hindarinya itu.
'Anjir, kenapa malah ketemu disini. Gue balik ke ruang osis lagi aja deh.' batin Kaerin langsung memutar balik arah jalan dan berlari menuju ke belakang.
"Woi! Ngapain lo lari!" suara Dimas dari belakang membuat Kaerin tersentak kaget.
Mampus, Dimas udah liat dirinya membuat ia berhenti berlari dan menolehkan wajahnya kembali ke belakang ke arah Dimas.
Dimas berjalan mendekat dengan iris mata tajam, "Mana hoodie gua?"
'Sial, sial, pasti hoodie yang bakal di tanya duluan gue jawab apa ini tolong siapapun' batin Kaerin menahan takut.
"Ah, hoodie lo masih di loundry belom sempet gue ambil. Mungkin besok gue kasih lo, iya besok." balas Kaerin sedikit tertawa.
"Yaudah, besok kasih gua." setelah mengatakan itu Dimas langsung pergi meninggalkan Kaerin dengan sifat dinginnya.
Hhh
Kaerin benar-benar bisa bernapas lega sekarang, "Gila, berasa mau di sidang gue. Itu cowo nakutin banget lagian."
Kaerin dengan cepat langsung masuk ke dalam kelasnya dan duduk di kursinya.
"Lah? Lo udah balik kesini?" tanya Mela.
"Masih bersyukur banget bisa hidup, kalo gak? gak tau nasib gue gimana."
"Lo gapapa tapi?"
"Gapapa, tadi disana gue ketemu kakak osis sumpah cakep banget itu orang tadi."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Hodie Biru || Doyoung NCT ✔️
Fanfiction[Doyoung lokal] Jika pulpen bisa digunakan dengan cara di genggam, itu sama dengan dua manusia yang tidak bisa bersatu tapi tetap harus bersama dan saling mengenggam janji karena takdir yang menuntun mereka untuk bersama. ●●● Dimas di pertemukan den...