Nyeongaaaan~ sebelum membaca, divote dulu, yuk.
•
•
"Apa kau tak keterlaluan Lisa ya?" tanya Rose
Rose sedikit mendengar apa yang dikatakan Joy dan Lisa terhadap Yeri.
Menurutnya itu sedikit keterlaluan.
Diantara mereka bertiga. Hanya Rose yang tak pernah berbicara kasar pada Yeri. Rose hanya menghindari Yeri. Dia hanya kecewa terhadap adik bungsunya itu. Tidak sampai tahap seperti Joy yang memang tidak segan keluarkan kata kasar atau sarkas pada Yerim.
"Keterlaluan apanya? Jangan bilang kau sudah memaafkan dia."
Lisa mendelik kesal mendengar perkataan dari Rose. Lisa juga baru sadar bahwa selama ini dia tidak pernah mendapati Rose memarahi Yeri. Selama ini Rose hanya diam seribu bahasa dan pergi jika ada Yeri.
"Kita mungkin bisa saja salah paham dengannya."
Joy tertawa sinis mendengar penuturan dari Rose.
"Jika kau melihat kekasihmu dan adikmu berpelukan dan kekasihmu mencium bibir adikmu. Apakah yang kau pikir Rose ya? Katakan dimana letak kesalahpahaman itu?"
Rose menatap Joy dan Lisa secara bergantian. Percuma memberi sudut pandangnya. Rose bisa melihat kebencian Dimata Joy. Dan kekecewaan yang begitu besar Dimata Lisa.
Rose juga merasa salah mendiamkan adiknya itu. Dan tak pernah memberi kesempatan Yeri untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Joy dan Lisa juga sepertinya sudah melupakan kekhawatiran yang tak jelas yang mereka rasakan beberapa menit yang lalu.
Tubuh Joy tersentak ke samping.
"Ikut aku, Kalian berdua juga." Wendy menarik paksa tangan Joy dan menyeretnya ke ruang tamu.
Lisa dan Rose terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Wendy.
Sejak kapan Unnienya itu pulang dan berada di dalam kamar Rose. Bukankah Wendy kembali ke Kanada karna ada masalah dengan perusahaan cabang disana?
Lisa dan Rose berlari kecil mengikuti Wendy dan Joy.
Mereka berdua bisa melihat kemarahan di mata Wendy. Apa mungkin kakaknya itu mendengar semua perkataan dari Joy dan Lisa?
Langkah Wendy dan Joy berhenti di ruang keluarga. Di sana sudah terlihat ada Irene, Seulgi, Jennie dan Jisoo.
"Kau dengar dan lihat ini dengan baik baik Bae Sooyoung!" ujar Wendy yang menyalakan televisi dan melempar asal remote tv itu.
Dilayar itu muncul suara tertawa seorang pria.
Joy sangat mengenal suara tawa itu. Suara seseorang yang sudah menjadi mantannya. Lalu terdengar suara yang menghentikan suara pria yang sebelumnya tertawa puas.
"Apakah Hyung yang membuat mereka bertengkar dan bermusuhan?"
"Iya, aku yang membuat mereka menjadi berpecah belah."
"Kenapa kau melakukan itu Hyung? Ini semua bukan seperti dirimu Hyung!"
"Aku melakukan ini untuk dirimu Mark."
"Tapi aku tak pernah menyuruh mu melakukan perbuatan keji seperti itu do Hwan Hyung!" teriak Mark kesal.
"Apakah kau tak kesal atau marah dengan Bae Yerim yang sombong itu? Dia pikir dia siapa dengan sombongnya menolak pernyataan cinta darimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗙𝗿𝗮𝘁𝗲𝗿𝗻𝗶𝘁𝗲 𝗩𝗲𝗹𝗼𝘂𝗿𝘀 𝗡𝗼𝗶𝗿 | END
Fanfiction𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢, 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐬𝐢𝐬𝐢𝐤𝐮. 𝐁𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮, 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭𝐦𝐮 𝐦𝐚𝐫𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐠𝐠𝐮𝐦𝐮 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐛𝐮𝐫𝐮𝐤𝐤𝐮. Belum di revisi Rank yg pern...