Setelah beberapa jam di UKS ternyata Rissa belum sadarkan diri, Rissa lalu dilarikan ke Rumah Sakit oleh orang tuanya.Sebelumnya Kedua orang tua Rissa sudah diberi kabar dari pihak sekolah.
---
"Begini Bapak Ibu, keadaan yang dialami Rissa semakin lama semakin parah keadaannya. Jantung Rissa semakin memburuk kondisinya. Dia harus segera mendapatkan donor jantung yang cocok dan segera melakukan operasi transplatasi jantung."
Seketika suasana ruangan dokter tersebut menjadi haru, mendengar tangisan Mama Rissa.
"Sabar Ma, anak kita kuat."
"Andai saja Mama bisa menggantikan posisi anak kita Pa, pasti akan Mama lakukan."
Tangisan Mama Rissa semakin menjadi setelah berbicara seperti itu.
"Mama jangan ngomong gitu, itu semua sudah jadi takdir Tuhan. Kita hanya bisa berdoa terus."
"Dia terlalu muda untuk mengidap penyakit ini Pa."
"Yang sabar Ma, anak kita pasti kuat melewati semua ini."
---
Kedua orang tua Rissa kembali ke ruang rawat Rissa. Maya tidak henti hentinya menahan tangisannya.
"Kenapa Tuhan, engkau memberi cobaan anak saya sebegitu berat ini. Di terlalu muda untuk melewati ini semua. Izinkan dia hidup Ya Tuhan sampai tua nanti. Jangan lah ambil dia dari kita."
Kata-kata Mama Rissa yang begitu menghayati membuat haru di ruangan tersebut.
Tiba-tiba Risa membuka matanya, ia tersadar bahwa Mamanya sedang menangisinya.
"Maa..."
"Iya sayangg."
"Tambah parah ya?"
"Enggak sayang."
"Kenapa Mama nangis?"
"E-enggak kok Mama cuma sedih liat kamu terbaring di ranjang ini."
Air mata yang ada dipipinya Mama Rissa secepatnya diusap dengan tangannya.
"Mamah gak usah sedih, bentar lagi Rissa pasti sembuh."
"Iya sayangg."
Sudah semingguan qRissa tidak masuk sekolah, dia harus menjalani perawatan dokter di Rumah Sakit.
Beberapa hari kemudian keadaan Rissa semakin membaik dan diperbolehkan untuk pulang, tetapi ia harus tetap menjalani pengobatannya.
Dengan keadaan Rissa yang semakin membaik ini, ia harus segera kembali masuk sekolah.
"Berangkat dulu ya Ma."
Rissa yang turun dari tangga."Sarapan dulu."
Rissa segera mengambil selembar roti dan menguyup susu yang dibuat oleh pembantunya dengan terburu-buru.
"Duduk dulu sayangg."
"Gak Ma, udah telat soalnya."
"Berangkat dulu Ma Pa."
"Hati-hati sayang."
"Ni anak kebiasaan."
Bicara Mamanya Rissa sambil kesal melihat kelakuan anaknya."Kan kayak Mama dulu, berangkatnya malah telat terus. Sampai disekolah eh gerbangnya udah ditutup." jawab Om Fandi Papahnya Rissa dengan tertawa kecil.
"Ihh, Papa."
"Siapa coba, yang dulu nolongin Mama pas telat. Papa, coba aja dulu Papa gak nolongin Mama terus supaya bisa masuk kesekolah. Mungkin Mama udah dikeluarin tuh dari sekolahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELIRIS
Teen FictionRissa yang divonis mengidap gagal jantung itu seperti menemukan semangat baru untuk hidup setelah menemui laki-laki yang dia sukai. Sosok lelaki itu bernama Elid. Elid juga sedang mengalami capek dengan hidupnya akan kepribadian ganda yang diderita...