Mengambil Langkah Kecil

22 3 1
                                    

Malam itu, aku makan bersama kayak, ibu dan adikku.
Ditengah keheningan makan malam ibu memecah suasana dan berkata "Mama dan papa sudah berpikir untuk menyekolahkan mu di sebuah asrama tempat teman papa, lusa kita akan berangkat kesana. Mungkin dengan begitu kamu bisa sedikit melupakan Irene"
"Ta..tapi maa.."
"Mama tidak mau mendengar kata tapi, kamu sudah berjanji akan menurutinya, sekarang makanlah!" Ibu memotong bicaraku.
Aku tidak berani membantah mama, aku ingat sudah berjanji sekarang aku harus menepati nya.
Sejenak aku berpikir, ibu akan menyekolahkan ku di SMA dekat rumah ternyata jauh dari perkiraan ku.
Jujur saja aku lumayan terkejut mendengar apa kata ibuku karena aku belum pernah jauh dari keluargaku.

Malam itu aku berbaring dikamar menatap langit langit kamar, dan mulai berpikir "Tapi mungkin mama benar, aku harus bisa jauh dulu dari kota ini untuk melupakan Irene" kataku dalam hati, tak terasa air mata mulai jatuh dari mataku hingga membasahi pipiku "Irene aku kangen" aku berkata pelan berusaha menahan suara tangisanku hingga beberapa saat kemudian aku tak kuasa menahan kantuk dan akhirnya tertidur.

Keesokan paginya aku bangun dengan sedikit pegal ditubuh ku, cepat cepat aku berdoa dan bergegas ke kamar mandi untuk mandi dan mencuci muka. Setelah selesai berganti pakaian aku datang ke dapur dan mulai membantu ibu memasak dan mencuci piring. Di dapur aku dan ibu tidak berbicara sama sekali, hanya ada suara dentingan alat alat dapur yang sesekali berbunyi sesekali diam.
Aku tahu hari ini adalah hari terakhir ku berada dirumah ini, untuk beberapa semester aku harus meninggalkan rumah ini.

Saat selesai mencuci piring aku dihampiri oleh adikku, dia berlari dan berkata padaku "Kak Ay bantuin adek dong"
"Bantuin apa dek?"
"Bantuin pr adek, susah banget matematikanya, bu Rossi jahat banget kasih adek yang susah susah"
"Aduh jangan gitu dong sama bu Rossi, yaudah ayo sini kakak bantuin" kataku sambil mengelap tangan ke celana dan merangkul adik mungil ku itu

Saat membantu adikku mengerjakan pr, aku melihat nya dan mengelus kepalanya dengan lembut. Aku sedih harus meninggalkan nya, tanpa ku sadari air mataku sudah menetes lagi. Adikku yang merasakan ada air yang jatuh ke tengkuk nya lantas melihat kebelakang lalu dia berkata
"Ihhh kakak cengeng banget sihh, jangan cengeng cengeng dong kak, nanti mata kakak besar kaya kuda" sambil mengusap air mata ku
Aku tersenyum dan berkata "Iya deh kakak ga cengeng lagi nanti kakak jadi kuda deh"
Adik ku tertawa geli, lantas berkata "Iya kak jangan sedih sedih ya, nanti adek sedih juga"
"Oiya satu lagi, saat kakak nanti disekolah baru kakak sering sering video call sama adek ya, soalnya kalau kakak ga ada aku bakal kesepian" lanjutnya
"Iya adek ku yang manja" aku mencubit pipi tembem adikku
"Adekk... Kakakk... Ayo makan, nanti lagi belajarnya!" Teriak ibuku
"Iya maa..." Adik ku teriak membalas ibuku

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Author : "Eh eh kalian pada penasaran ga nama adiknya Ay dan kenapa ya dia punya pr pas hari libur? Hmmzzzz siapa ya kira kira? Tanya langsung aja yuk...
Adik kecil nama kamu siapa?"

Adiknya Ayyara : "Hai kakak, di sekolah aku ada pr liburan jadi harus dikerjain tapi ga banyak sih dan nama aku Reyhan panggil aja Rey ganteng"

Ayyara : "Dihh sok kecakepan Lo dek"

Reyhan : "Biarin aja, kakak iri kan??" (Tertawa misterius)

Ayyara : (Mengejar Rey karena tidak terima)

Author : "Hadeuh, biarin aja deh mereka gak jelas banget ya, lanjut lanjut lanjut...!!! Ingat durasii, sana kalian kembali ke cerita!!" (Memukul pant*t mereka)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Bangun bre!Место, где живут истории. Откройте их для себя