Malam pun tiba, Nayra pun sudah mengganti bajunya dengan gamis dan hijab yang kemarin di pilihkan oleh Zara untuknya. Tak lupa, ibunya mengoleskan sedikit make-up untuknya.
"Nah sekarang udah siap, ayok nak kita turun kebawah" ucap ibunya.
"Iya bu."
Untuk tempat acara, mereka menyelenggarakannya di restoran yang dipesan khusus. Dan untuk tamu undangan hanya dihadiri oleh kerabat dekat saja. Dan tidak dipublikasikan.
Setelah sampai, Nayra melihat keluarga Aditya dengan tatapan gugup. Disamping mama Zara ada anak perempuan kecil berhijab yang dapat Nayra tebak berumur 2 tahunan. Gadis kecil itupun turun dari kursinya,dan berlari mendekati Nayra lalu memeluknya.
Hal itu membuat Nayra terkejut dan berjongkok menyamai tinggi gadis kecil tersebut.
"Mama, teh nay na uda datang!" Ucap gadis kecil tersebut.
Nayra yang gemas pun langsung menggendong nya. Dan bertanya padanya.
"Adek namanya siapa hmm?" Tanya Nayra lembut
"Alcha teh" ucapnya cadel.
"Archa right?" ulang Nayra.
Gadis kecil itu pun menganggukkan kepalanya.
"Mama na bilang kalo teh nay na udah datang, suluh kasi tau" ucapnya polos.
"Kamu tau nama teteh dari siapa sayang?" tanya Nayra.
"Dali mama" kata Archa.
"Mamanya archa siapa?
"Mama jala (Mama Zara)" ucapnya.
Setelah itu, Nayra dan ibunya langsung menghampiri Zara yang sedang berbicara dengan kerabatnya. Mata Nayra menelisik ke segala arah untuk mencari keberadaan Aditya tapi hasilnya nihil. Bahkan sampai sekarang Nayra belum juga bertemu Aditya.
"Hayoo nyariin siapa nay?" tanya Mama Zara menggoda Nayra.
"Nggak nyariin siapa-siapa kok ma" ucap Nayra malu.
"Ehh cantiknya mama sama teteh nay? Sini sama mama aja, kasian teh nay nya pasti capek sayang" ucap Zara menatap putri bungsunya yang anteng dalam gendongan Nayra.
"Ta na, dede mau tama teh nay" ucap Archa kekeh.
"Tapi_" ucap Zara terpotong.
"Nggak papa ma, nay nggak capek kok, nay mau ijin bawa archa ke luar sebentar nggak papa kan ma?" ucap Nayra.
"Yaudah, archa inget jangan nakal ke teteh nay nya yaa!" perintah Zara pada putri kecilnya.
"Iya ma" ucapnya.
Setelah itu, mereka pun berlalu menuju area taman bermain yang letaknya sengaja dibuat di luar restoran tersebut. Nayra yang senang karena keberadaan archa pun tidak merasakan gugup seperti tadi, dan semuanya terasa biasa saja.
Hingga mobil hitam datang. Dan Aditya pun keluar dari mobil tersebut membuat hati Nayra yang tadinya tenang langsung merasa gugup kembali. Sedangkan archa langsung berlari memeluk abangnya.
Dan langsung Aditya gendong lalu menciumi pipi chubby nya."Abang tanapa datangna telat?" tanya archa pada Aditya.
"Abang ada kerjaan penting tadi, makanya datang telat" ucap Aditya.
"Teteh, abangna han som tidak?" tanya archa polos membuat aditya memelototkan matanya dengan singkat. Dan langsung menetralkan mukanya kembali. Sedangkan Nayra gugup mau membalas apa.
"Heh, ngomongnya jangan gitu" ucap Aditya menasihati adiknya.
"Dede ga bicala macam-macam ko" kata archa.
"Udah yaa kita masuk ke dalem aja sekarang. Archa mau teteh gendong?" ucap Nayra menengahi dan mengalihkan topik pembicaraan.
Archa dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya. "Ta na, dede na ama abang aja teh" ucapnya.
"Ekhem, yaudah lo duluan" kata Aditya datar.
"Iya kak."
Pintu kaca pun terbuka. Membuat semua orang mengalihkan pandangannya melihat Aditya, Nayra, beserta arha dengan berbagai macam tatapan.
"Udah cocok tuh jadi orang tua" celetuk kerabat Aditya.
"Gihh kapan nikah?" celetuk yang lainnya.
Sedangkan sang empu hanya menggidikkan bahunya acuh dan memasang muka datarnya. Dan berjalan menuju kursi yang disediakan untuknya. Sedangkan Nayra, dia duduk tepat berhadapan dengan Aditya.
Tak terasa waktu semakin larut, dan acara pertunangan pun segera berlangsung.
"Nak, silahkan sematkan cincin ini di jari manis Nayra." kata ibu Nayra. Aditya pun menurutinya. Nayra pun sudah dipastikan sangat gugup ditempatnya. Setelah selesai, sekarang giliran Nayra yang memasang kan cincin di jari Aditya.
"Dit, gantian atuh, sekarang sodorin tangannya." perintah Mama nya.
Aditya menuruti perintah mamanya. Dan setelah acara tukar cincin selesai, seluruh keluarga pun berbincang bincang hingga larut malam, dan ada yang memutuskan untuk pulang.
Sedangkan archa, gadis kecil itu tertidur pulas di gendongan Nayra.
"Nay sini biar mama aja yang gendong archa" ujar zara.
"Nggak papa ma, udah biarin aja, nantinya takut bangun"
"Emangnya kamu nggak capek?"
"Nggak ma "
"Yaudah mama titip dulu ya, nanti Aditya bakal jemput archa kesini."
"Iya ma."
"Nay nggak pegel gendong archa dari tadi?, kalau pegel sini biar ibu aja yang gendong" Ucap ibunya.
"Nggak ibu, nay kan suka anak kecil"
"Yaudah deh, ibu mau nyamperin mama Zara dulu ya"
"Iya bu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayraditya story [On Going]
General Fiction~A b o u t NAYRADITYA S t o r y~ "Gue nikah sama lo itu karena terpaksa." ~Aditya Mahendra Yudhistira~ "Apa nggak ada sedikit ruang di hati kamu buat aku, A?" ~Anayra Nazafarin~ Kisah seorang remaja perempuan yang menerima janji orang tuanya berta...