"Saling jatuh cinta bukan berarti harus bersama saat itu juga. Setiap kisah ada masanya, setiap indah ada waktunya, setiap zina ada dosanya."
–Keyla Humairah–
——Happy reading——
"Masih mau tau jawabannya?" tanya Saga setelah memesan bakso.
Sebelum mengantar Keyla pulang, Saga mengajak Keyla makan bakso, lantaran perutnya demo minta diisi.
Tak ingin waktunya bersama Keyla terganggu, Saga memilih meja paling pojok. Ia ingin menggunakan kesempatan ini untuk bisa lebih dekat lagi dengan gadis pujaannya itu.
Keyla menatap Saga ragu. "Kalau lo gak mau jawab juga gapapa, gue tadi cuma iseng nanya."
Saga menghela nafas pelan, menatap Keyla teduh. "Dia duluan yang mulai.
Keyla mengerutkan keningnya bingung. Tidak mengerti maksud dari perkataan Saga.
Paham apa yang Keyla pikirkan, Saga pun berucap, "Dia iri sama gue."
"Iri?" Keyla sedikit memiringkan kepalanya.
Saga mengangguk pelan. "Dia gak bisa dapetin apa yang gue dapetin. Dia gak bisa ngerasain keluarga yang harmonis. Ayah tirinya selalu nyiksa dan nekan dia, supaya dia mau nurutin semua permintaan ayahnya. Satu-satunya orang yang sayang dan peduli sama dia cuma tante Sintia, ibunya."
"Jadi, Naufal suka disiksa sama ayah kandungnya?" tanya Keyla sedikit terkejut.
"Lebih tepatnya ayah tiri!" tukas Saga membuat Keyla kembali terkejut.
"Kasian dia," gumam Keyla yang masih bisa Saga dengar.
"Dia gak suka dikasihani. Makanya dia jadi pribadi yang keras. Berusaha nunjukin sama semua orang, kalo dia itu anak laki-laki yang kuat, pembangkang, dan sok berkuasa. Padahal, kalau di rumah dia cuma bisa diam dengan tatapan datar. Angkat bicara kalau perkataan ayahnya udah kelewat batas, atau karena laki-laki tua itu main kasar." Saga sedikit menegakkan duduknya, pada kursi plastik bundar yang ia duduki.
"Dia tuh cuma pura-pura kuat, padahal aslinya rapuh, kaya lo!"
Keyla mendelik tak terima. "Gue kuat, ya!"
Saga mengangkat sebelah alisnya, tersenyum miring. "Kuat? Terus, kenapa lo nangis waktu gue marahin lo di uks?"
Keyla terdiam sesaat, berusaha mengingat kejadian itu. Saat ingat, Keyla langsung mendumel kesal. "Abisnya, lo ngomong gak pake otak, gak punya hati!"
Saga berusaha menahan senyumnya, saat melihat wajah Keyla yang memerah menahan marah. Sangat menggemaskan.
"Sorry."Keyla berdehem pelan. "Kenapa Naufal gak pergi aja dari rumahnya itu? Supaya dia gak disiksa lagi sama ayahnya."
Saga mengangkat bahu tak acuh. "Mungkin karena ibunya. Dia mana bisa jauh dari perempuan tercintanya itu."
Keyla menatap Saga dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia merasa hatinya sedikit mengganjal, ada beberapa pertanyaan yang sedari tadi memenuhi isi kepalanya. "Lo ... kenal Naufal dimana? Kenapa lo bisa tau banyak tentang dia?"
Pesanan mereka datang, membuat laki-laki berkaos hitam polos di balik jaket kebanggaannya itu mengurungkan niatnya untuk menjawab.
Keduanya pun makan dalam hening. Tak ada yang memulai obrolan, keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing.
Saga gemas sendiri jadinya. Laki-laki itu mendorong mangkuk bakso serta es jeruk miliknya ke sebelah mangkuk Keyla, lalu ia pindah duduk di sebelah gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAKEYLA (TERBIT)
Teen Fiction(Sudah terbit dan open po di ig @luxurypublisher1) Beberapa part terakhir sudah diunpub Saga Febriano. Pria dingin dan irit bicara, sekalinya berbicara perkataannya bisa menyakiti orang lain. Selalu memakai seragam urak-urakan, tapi penampilan terse...