bagian 48

318K 24.1K 8.7K
                                    

Welcome ☺️ selamat membaca.

Tandai kalo masih ada typo 👍

"Terkadang kita didorong maju oleh perasaan. Namun dipaksa tarik mundur oleh keadaan. Tugas kita sebagai manusia adalah menggunakan kekuatan didampingi dengan semesta yang memiliki kenyataan."

******

PLAKKKK!

Tangan kecil Aisyah menampar wajah pria dihadapannya itu. Sungguh Kesabaran telah habis. Aisyah juga manusia memiliki batas Kesabaran.

Aisyah menunduk, menatap kedua tangannya yang ditumpai air mata kesedihannya.

"Hiks..."

"Aisyah..."

Aisyah mendorong tubuh suaminya itu. "Gus Ilham jahat!" Ucapnya kemudian berlari pergi dari sana.

Gus Ilham membisu, tamparan dari Aisyah baru menyandarkan nya atas perbuatan yang ia lakukan. Tamparan itu bahkan membekas di pipinya.

Gus Ilham merosot kebawa dengan tatapan kosongnya. "Cerai?"

"Aisyah meminta cerai?" Tanya Gus Ilham pada dirinya sendiri. Pada akhirnya ia baru menyesali perbuatannya.

***

"Sudah selesai perbaikan?" Tanya Kyai Syakir. Sore ini memang cuaca sangat mendukung untuk berjalan-jalan mengelilingi pesantren.

"Sudah pak kiyai, tinggal tanda tangan dan persetujuan anda saja."

"Berkasnya?"

"Ini pak."

Saat hendak membaca berkas di tangannya, abi Syakir tak sengaja melihat satu objek yang di tangkap matanya, menarik perhatiannya.

"Pak Kyai?" Panggil dari abdi pesantren itu lantas membuyar lamunan dari abi Syakir. "Kamu pergi duluan saja, nanti saya menyusul, berkasnya langsung bawa ke ndalem."

Abdi pesantren  mengangguk. "Kalau begitu saya pamit duluan pak kyai. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh."

Setelah kepergian orang tersebut, abi Syakir kembali menatap objek tersebut.  Di mana seseorang yang sedang duduk, punggungnya terlihat bergetar.


"Ilham?" panggil Abi Syakir saat sampai kedalam mushola.

"Hiks.."

"Ilham?" panggil Abi Syakir lagi memegang pundak pria itu mematikan.

Pria itu mendongak menatap Abi Syakir dengan matanya yang sudah sembab karena menangis.

"Astagfirullah al adzim!" Abi syakir mengusap dadanya  terkejut.  "Ilham,  kamu kemana nak?"

"Abi..." lirih Gus Ilham.

"Ada apa Ilham?" Tanya Syakir duduk dihadapan putranya, Gus Ilham terlibat benar-benar kacau.

"Aisyah, bi, Aisyah...'

"Aisyah kenapa?"

"Aisyah minta cerai ke Ilham.."

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now