7.🐣

13.4K 975 19
                                    

🐶🐰

Pagi-pagi sekali Jeno dan Seina sudah berada di bandara karena Jeno yang ikut jadwal penerbangan pagi ke Kanada.

"Jangan lupa kabarin aku ya kalo udah sampe."

"Iya sayang.''

"Nggak ada yang ketinggalan kan?" Seina bertanya takut-takut Jeno melupakan barangnya.

"Kamu tuh.''

"Aku? Ngapain?''

"Kamu ketinggalan." Jawab Jeno sambil meluk tubuh seina erat

"Aku mah bukan ketinggalan tapi ditinggal."

"Yaudah ayo ikut mangkanya!"

"Gak lah, aku kan kerja. Kalo aku ikut nanti mau ngapain juga disana gk ada kerjaan."

"Liburan lah yang, eh kita udah lama Lo nggak liburan."

"Nantilah kapan-kapan."

Mereka duduk berdua sambil berpelukan menunggu detik-detik nama Jeno dipanggil buat berangkat.

"Jangan nakal yah, aku nggak lama kok."

Seina mengangguk, meraih rahang Jeno menatap mata tajam itu yang selalu buat dia terpesona lagi dan lagi. Bibirnya mendarat mulus diatas bibir suaminya sebagai tanda perpisahan. Jeno menyambut ciuman Seina dengan lembut, ia akan merindukan sentuhan Seina beberapa hari kedepan.

Seina langsung melepaskan bibirnya terlebih dulu takut Jeno kebablasan, dia masih sadar kalau sekarang mereka berada ditempat umum.

"Aku berangkat, kalau ada apa-apa langsung hubungin aku kalau gk mas Mark."

"Iya, hati-hati ya."

Seina melambaikan tangan sambil menatap punggung Jeno yang mulai menghilang meninggalkannya untuk beberapa hari kedepan.

Lebih baik dia segera bergegas karena waktu semakin siang dan seina harus pergi bekerja.

🐣🐣🐣

"Pulang bareng yuk sei?"

"Ehh.."

Seina terkejut tiba-tiba ada orang berucap disebelah telinganya.

"Hehee maaf sei, kaget ya?''

"Iya kak."

"Eh gimana? Mau ya pulang bareng sekalian mampir makan malem?"

"Maaf kak Rey aku gak bisa, kapan-kapan aja ya." Jawab seina pelan

"Gimana kalau aku anterin pulang aja? Makan bareng nya bisa lain kali."

"Aku bawa mobil sendiri kak."

"Oh oke, hati-hati ya dijalan. Gue duluan kalo gitu."

"Sekali lagi maaf ya kak Rey."

"Gapapa santai aja, next time ya sei."

Seina hanya menganggukkan kepala pelan. Namanya Reyhan dokter spesialis jantung paru Seina kenal Reyhan saat masih menjadi mahasiswa baru, Reyhan kakak dua tingkat diatas Seina.

Hubungan mereka seperti kakak dan adik sampai suatu hari Reyhan mengungkapkan bahwa dia mempunyai perasaan lebih pada Seina. Seina menolak reyhan dengan mengatakan kalau dirinya sudah menikah.

OUR DESTINY [END]Where stories live. Discover now