Bab 3

9.1K 14 1
                                    

۰۪۫H۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫P۪۫۰۰۪۫P۪۫۰۰۪۫Y۪۫۰ ۰۪۫R۪۫۰۰۪۫E۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫D۪۫۰۰۪۫I۪۫۰۰۪۫N۪۫۰۰۪۫G۪۫۰
*
*
*
*
*
--OOO--

Lia hari ini pulang cukup telat karena dia harus menyiapkan laporan tentang proyek pembangunan mall yang ada di kota surabaya.

Sebenarnya dia cukup lelah untuk mengerjakan pekerjaan ini, tapi demi keluarga apapun akan Lia lakukan.

Lia terus melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 16.28

" Sebentar lagi " Lia melanjutkan pekerjaan nya.

Beberapa menit kemudian

Lia telah selesai mengerjakan pekerjaan nya dia langsung merenggang kan otot-otot nya karena merasa sakit di punggung nya, mungkin terlalu membungkuk.

Lia mengambil tas nya yang ada di atas meja. Lia berjalan seorang diri di lorong yang mulai gelap karena sebagian ruangan lampu sudah di matikan.

Dari lantai 15 ini Lia dapat melihat langit yang sudah mulai menggelap.

Lia menunggu lift sampai di lantai 1, hawa di dalam begitu sunyi karena hanya dia seorang di dalam lift, Lia melihat jam tangan nya yang sudah menunjukkan pukul 16.34.

Saat pintu lift terbuka, Lia mempercepat langkahnya karena dia takut tidak ada angkutan umum jika sudah sore begini.

Dari kejauhan Lia melihat seseorang yang terduduk di lantai dan Lia bisa melihat jika orang itu sedang menahan sakit.

Awalnya Lia ragu untuk menghampiri orang itu, dia takut jika orang itu berniat jahat. Tapi karena rasa penasaran Lia yang besar akhirnya Lia memberanikan diri untuk menghampiri orang itu.

Semakin dekat Lia bisa melihat wajah orang itu, dia terkejut melihat siapa orang yang menahan sakit.

" Pak Melvin " Kaget Lia.

" Lia tolong saya " Ucap Melvin dengan suara pelan.

Dengan cepat Lia membantu Melvin berdiri dan membawa nya keluar dari kantor.

Saat di depan loby, Jack asisten Melvin datang dengan berlari. Dia langsung membawa Melvin ke rumah sakit di ikuti Lia.

--OOO--

" Ayah, kakak ko belum pulang jam segini? " Nisa sungguh khawatir dengan kakak nya yang belum pulang, apalagi hari sudah mulai gelap.

" Mungkin kakak kamu lagi di jalan " Ayah Lia berusaha tenang, dia juga sama khawatir.

" Ayah, coba telepon Lia, bunda takut terjadi sesuatu sama Lia "

" Sebentar ayah telepon Lia dulu "

Ayah Lia berusaha menelpon Lia, tapi tidak di angkat oleh Lia.

" Nggak di angkat "

" Ayah gimana dong, bunda khawatir nih sama Lia "

" Bentar bun, ayah coba telepon Lia lagi "

2x percobaan gagal, dan ketiga kali nya panggilan telepon di angkat.

MelvinWhere stories live. Discover now