Jennie POV
Aku mengerutkan dahiku "apa?" Tanyaku dengan bingung.
"Kau bisa melewati pintu yang satu nya di sebelah sana Ms. Karena lantai yang kau injak masih basah" ucapnya lagi sambil menunjuk kearah pintu yang satu nya dengan sopan. Astaga, tenyata dia tidak mengingatku.
Untung saja aku tidak menyapanya terlebih dulu, akan memalukan jika hanya aku yang mengenal nya.
Aku menganggukan kepalaku. "Oh sorry, tapi aku sudah terlanjur menginjaknya" ucapku dengan santai sambil memasuki minimarketnya, dan sengaja menekan kan kaki ku di lantai, ini sebagai hukuman untuknya, salah sendiri dia tidak mengingatku.
"Ya-yah!" Apa? Apa dia baru saja berteriak padaku?
Aku tidak menghiraukannya, aku mendengar ada suara benda jatuh, mungkin dia membanting gagang pel yang sedang dia pegang, namun masabodoh. Memang nya aku peduli? Aku menggaruk kepala belakangku karena bingung, aku harus membeli apa? Niatan ku hanya mampir untuk menyapa nya. Aishh, bahkan dia saja tidak mengingatku.
Jennie bodoh, terlalu percaya diri. Sekarang kau malu sendiri.
Aku mengelilingi setiap sudut rak untuk melihat-lihat dengan kedua tanganku melipat di dadaku.
Aku menyunggingkan bibirku ketika melihat barang yang di letakan tidak sesuai pada tempatnya, ini juga kesempatan untuk ku memarahinya.
"Permisi, bisa tolong kau kesini?" Aku menunjuk pada seorang wanita yang berdiri dekat meja kasir, dia bukan Lisa. Tapi dia salah satu karyawan disini karena dia juga memakai seragam yang sama.
Dia berjalan mendekati ku "ya? Ada yang bisa di bantu?" Ucapnya dengan sopan.
"Kenapa minimarket disini sangat tidak rapi? Lihatlah barang ini, dia terletak bukan pada tempatnya, apakah kalian bisa bekerja?" Aku berbicara sedikit tenang namun tetap aku tekankan agar dia yakin bahwa aku memang sedang marah.
Dia membungkuk sopan "Jeongsonghamnida Ms. Saya akan menaruh nya kembali ke tempatnya" balasnya sambil mengambil barang tersebut dan meletakan kembali ke rak nya.
"Apa ada yang bisa saya bantu lagi?" Sambungnya.
Aku melirik Lisa, dia masih sedang sibuk mengepel. "Kau bisa panggilkan dia? Dia juga sudah kurang ajar dengan ku, bukannya di sapa dengan baik, aku malah di teriaki tadi di depan pintu masuk" ucapku pada wanita di depan ku. Dia menoleh kearah Lisa.
"Aishhh, anak itu" gumamnya pelan dan kembali tersenyum kearahku.
"Ba-baik Ms." Ucapnya dan keluar memanggilkan Lisa. Aku menunggunya sambil melanjutkan langkah ku untuk berkeliling melihat setiap barang yang ada disini, aku masih tidak tahu harus belanja apa.
"Ms. Maafkan teman saya. Dia terkadang memang suka emosi jika ada yang mengganggu pekerjaannya jadi-"
"Apa? Berarti menurutmu aku mengganggunya bekerja tadi? Jika dia memang sedang mengepel, kenapa tidak di taruhkan rambu plang warning saja?" Ucapku kesal ketika wanita itu bermaksud untuk menjelaskan.
"Kau.. kau jelas-jelas melewati ku, kenapa tidak melihatku sedang mengepel?" Ucap Lisa dengan menantang ku. Aishh, ternyata wanita ini suka menantang dan sedikit sok. Jika dia tahu siapa aku, mungkin dia tidak akan berani seperti ini padaku, aku bisa saja mencukil kornea matanya, atau terlebih lagi. Aku bisa mengambil hati nya jika aku mau.
"Lisa! Minta maaf lah. Bagaimana pun dia customer kita" wanita di sampingnya mulai menyentak nya.
"Customer? Bahkan dia belum membeli apapun unnie, lihatlah. Tangannya masih kosong, hei kau. Jika memang hanya ingin mencari perhatian denganku, keluar lah, ini bukan tempatnya, kau seperti gadis lain, yang hanya mampir kesini untuk melihatku, aku tidak tertarik" ucapnya penuh percaya diri, terlihat wanita di sampingnya memukul lengan nya untuk mengingatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Spider Lili (JENLISA) [GxG] (END)
Mystery / ThrillerMengisahkan tentang Lalisa Manoban, gadis asal Thailand yang hobi menulis wattpad, dia menyalurkan rasa traumatic nya pada tulisan nya. Sementara Jennie Kim yang masih kuliah S2 untuk mendapatkan gelar sebagai dokter spesialis bedah, akan kah mereka...