Mana nih tim go public? Baca sampe abis ya guys😜
.
.
.
.
.
Taeyong segera membuka pintu gudang setelah memastikan tak ada satu orang pun yang melihatnya. Taeyong menutup pintu dan cukup terkejut dengan kondisi gudang tersebut yang sangat rapi, bahkan tak ada debu satupun di sana. Pencahayaan gudang itu juga bagus, hanya sedikit remang. Taeyong memilih duduk disalah satu kursi, menunggu kedatangan Adel. Ia sudah sangat ingin bertanya apa maksud dari semua sikap Adel malam ini.
Apa karna Adel cemburu pada malam dimana ia berbincang dengan seorang solois wanita? Sepertinya tidak. Karna hari-hari setelahnya Adel nampak baik-baik saja. Wanitanya itu bahkan tidak membahas perihal kedekatannya dengan Sora.
/Klek../
Pintu gudang terbuka. Adel menutup pintu gudang dengan perlahan agar tak menimbulkan suara yang berisik. Tak lupa ia juga menguncinya. Adel berbalik dan menatap Taeyong yang tengah duduk dikursi sambil menatapnya. Tatapan Taeyong cukup tajam, kekasihnya itu siap untuk melontarkan berbagai pertanyaan.
Tapi sayangnya, malam ini bukan Taeyong yang berkuasa. Adel yang akan memimpin permainan malam ini.
Adel berjalan mendekat dengan perlahan, kemudian duduk dipangkuan Taeyong. Ia mengusap rahang Taeyong dengan pelan, "Kamu menungguku?"
"Kamu kenapa hari ini?" Taeyong langsung to the point.
Adel mendekatkan wajahnya, "Aku yang harusnya bertanya. Apa yang kamu lakukan malam itu dengan Sora?" tanyanya dan menjauhkan kembali wajahnya.
Taeyong terkejut namun berusaha untuk terlihat biasa saja. Taeyong berfikir, apakah Adel mengetahui semua interaksinya dengan Sora pada malam itu.
"Apa yang kamu lakukan dengan solois wanita itu?" Adel menarik dasi Taeyong, membuat badan Taeyong mendekat. "Kamu suka disentuh dia mmh?" sambungnya.
"Jung Sora maksudmu?"
Adel mendorong dada Taeyong dan bangkit. Begitu malas mendengar kekasihnya menyebutkan nama wanita yang ia tidak sukai.
"Sudah ku bilang jangan sebut namanya!" Adel berdiri membelakangi Taeyong, malas menatap kekasihnya yang telah dengan lancar mengucapkan nama wanita yang membuatnya cemburu.
Taeyong tersenyum miring kemudian bangun dari duduknya, berjalan mendekati Adel. Kedua tangannya memegang bahu Adel, mengelusnya hingga turun ke lengan Adel. "Kamu cemburu?" bisiknya tepat dikuping Adel.
Merasa geram, Adel menghempaskan tangan Taeyong. Ia berbalik badan dan menghadap Taeyong. "Pertanyaan konyol. Harusnya kamu tau dari bagaimana raut wajah kesalku malam itu."
Adel melangkah maju, membuat Taeyong melangkah mundur hingga menabrak tembok dibelakangnya. Ia terkunci dalam kedua tangan Adel yang berada disamping kanan kirinya. "Kamu suka disentuh dia? Nyaman? Enak? Betah ya kepalanya dipegang dia?"
"Itu salah pa--"
/Cup/
Adel mengecup sekilas bibir Taeyong, "Jangan jelaskan sekarang" tegasnya.
Taeyong tak gentar, namun ia mengakui jika dirinya menyukai kecupan Adel barusan. "Kenapa memangnya?"
"Masih bertanya? Kayaknya kamu memang menjalin hubungan dengan dia dibelakangku? Mulai dari sepatu kalian yang sama persis, dan lainnya. Aku sudah memberikan kamu dua kesempatan. Tapi malam itu kamu justru terlihat begitu menikmati obrolan dengannya. Sampai kamu nggak nolak waktu dia megang kepala kamu! Ohh! Dia juga cantik dan seksi, pantesan kamu mau"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAVORITE •Lee Taeyong•
RomancePercintaan antara seorang Idol dan seorang Model yang tidak diketahui publik. "I think she's my favorite" Taeyong masih tersenyum penuh makna. -------- Update setiap Selasa - Kamis. Tapi jika sedang tidak memungkinkan seminggu hanya akan update seka...