Hitam Putih

15 2 0
                                    

Melepaskan apa yang udah kita pertahanin emang gak mudah, tapi apa lo mau terus ada disitu, sedangkan orang yang lo pertahanin mati-matian, lebih milih pergi tanpa lo.

Ya emang gak mudah tapi kalo nggak di coba

ya nggak bakal bisa.

**

Bagai langit dan bumi
Yang tak pernah sealam
Bagai hitam dan putih
Yang tak pernah sewarna
Hanya kita yang merasakannya

Belajar melepaskan dirinya
Walau setengahku bersamanya
Ku yakin kita kan terbiasa
Walau inti jiwa tak terima

Bagai air dan api
Yang tak pernah senyawa
Bagai timur dan barat
Yang tak pernah searah

Belajar melepaskan dirinya
Walau setengahku bersamanya
Kuyakin kita kan terbiasa
Walau inti jiwa tak terima

Hu-uu-uu-uu
Hu-uu-uu-uu
Hu-uu-uu-uu
Hu-uu-uu-uu

Belajar melepaskan dirinya
Walau setengahku bersamanya
Ku yakin kita kan terbiasa
Walau inti jiwa tak terima

Tak terima tak terima
Tak terima tak terima
Tak terima tak terima
Tak terima tak terima

Kala mendengar Gibran menyanyikan lagu Hitam Putih dari Fourtwnty itu dengan penuh emosi. Kala tak tahu apa yang terjadi pada cowok itu sehingga seminggu terakhir ini, lagu yang ia nyanyikan selalu berarti tentang melepaskan.

Kala berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk padanya. Dan lagu dengan arti melepaskan bukanlah melepaskan sesuatu yang serius.

Ternyata ini rasanya menyukai dalam diam. Tak tahu apa yang terjadi pada orang yang kita cintai. Ingin mencari tahu tapi kita tak punya hak apapun.

Kala segera memasang earphone yang tidak menyala. Sengaja supaya tidak ketahuan kalau keberadaannya disini hanya untuk mendengarkan Gibran bernyanyi.

Rutinitas Kala setelah pulang sekolah selain latihan menari ya duduk di sini. Di taman depan ruang musik. Alasannya ya karena tadi, ingin mendengarkan Gibran bernyanyi.

Rasanya nyaman sekali mendengar suara cowok itu.

Drtt.... Drttt

Telepon Kala bergetar, menampakkan nama kontak Natasya di layarnya.

"Lo dimana? baru bel udah ngibrit aja."

"Kebiasaan deh lo."

"Gue cariin juga, kan katanya mau main."

Kala tersenyum mendengar ocehan yang tidak penting dari Tasya di sebrang sana. Kebiasaan kalau Kala tiba-tiba tidak ada di dekat mereka pasti langsung di telepon dan akan diberi ocehan gak jelas yang justru Kala menyukai itu. Tandanya Tasya dan Retta masih memikirkan Kala.

Kala mengucapkan banyak bersyukur karena sudah dipertemukan dan dekat dengan dua manusia itu. Pribadi Kala yang kadang pendiam dan kadang pula banyak bicara. Membuatnya sering merasa kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain. Dengan pribadi mereka yang ekstrovert kehadiran mereka benar-benar sangat membantu Kala. Karena mereka, Kala bisa mengenal dan dikenal oleh lumayan banyak orang.

"Gue di depan ruang musik," jawab Kala santai.

"Lagi?"

"Hehehe," Kala hanya tertawa kecil.

Klandestin By S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang