50# Uri Junkyu

3K 427 53
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡







Tok...tok...tok

Junkyu membuka pintu kamar itu, tapi dia belum berani memasuki ruangan dibalik pintu.

"Ju..." Panggil junkyu.

Junghwan hanya melirik junkyu sebentar, dia bahkan tidak repot-repot membalikkan tubuhnya agar bisa melihat si istri.

Junkyu terseyum pasrah melihat respon senyap dari suaminya, dia juga masih memperhatikan lelaki yang lebih muda itu tengah sibuk berkutat dengan laptop padahal malam sudah hampir larut.

Junkyu berjalan perlahan, sudah sangat berat langkahnya. Usia kandungannya hampir memasuki lima bulan, tapi semuanya sudah terasa sulit bahkan terkadang junkyu kesulitan bernapas.

"Ini camilan nya, aku cuma buatin teh anget tapi kalo mau ganti boleh kok. Aku bisa buatin sekarang juga."

Junghwan melirik nampan yang masih dipegang junkyu kemudian menghela nafas, lelaki itu kini menatap junkyu datar.

"Kamu ngapain?"
"Aku? Berdiri." Junkyu menjawab dengan yakin karena dia memang sedang berdiri menghadap junghwan yang masih betah menempel di bangku meja belajarnya, bisa junkyu lihat wajah lelah junghwan.

Si pemilik kamar membenarkan letak kacamatanya, kemudian mempertajam tatapan dia.

"Terimakasih tapi gak usah repot-repot, sekarang lebih baik kamu istirahat !!" Ucap junghwan, lalu kembali fokus pada kegiatannya.

"Gak ngerepotin kok, aku kan cuma mau dukung suami."
"Gak usah !!" Junkyu diam, junghwan memang menggunakan nada bicara biasa tapi mungkin karena hormon orang hamil jadi membuat junkyu sensitif.

Junkyu senyum. "Aku harus adil sama semua suami ku." Serunya.

Tanpa melihat wajah junkyu, junghwan langsung mengambil nampan itu dan menaruhnya di samping tumpukan buku.

"Udah kan? Tolong segera pergi !!"

Junkyu sedang mengontrol mood nya, padahal dia rasanya sudah ingin meledak tapi junkyu kembali mengingat bahwa junghwan hanyalah lelaki yang baru memasuki fase dewasa tapi sudah memiliki beban yang cukup berat.

Junkyu memang tidak membenarkan sikap suaminya ini, namun dia juga harus bisa melihat dan mengerti dari sudut pandang junghwan kan? Jadi junkyu sedang berusaha memahami lelaki dihadapannya, anak polos yang dipaksa dewasa sebelum waktunya.

Mungkin junghwan terlihat baik-baik saja tapi dia sama seperti anak angkat keluarga Park yang lainnya, apalagi kalo junkyu ingat saat junghwan diperalat dan dijadikan mesin pembunuh, rasanya dia benar-benar gagal dalam menyayangi suaminya yang satu ini.

"Lebih baik kamu cepetan pulang ke kamar, nanti suami kamu yang lain nyariin."

"Tapi kamu juga suami aku Ju."
"Kalo aku udah bukan suami kamu, kamu maukan ninggalin aku sendiri?" Junkyu menatap wajah junghwan, mata bulatnya menajam seolah menuntut penjelasan dari ucapan lelaki itu barusan.

Uri JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang