11

28.2K 1.4K 9
                                    

"Belajar mencintai seseorang yang baik, bukan terus mencintai seseorang
yang tidak baik."

-Jasmine

●●●●●

"Dia memang sesempurna itu di mata gue, makanya sampe detik ini gue masih belum bisa lupain segala hal yang udah terjadi."

Seorang perempuan cantik baru saja meletakan sebuah bingkai foto kecil di atas meja.

"Jika gue gak bisa dapatin dia, itu artinya gak ada satu orangpun yang boleh dapatin dia."

Dimas terkekeh sinis. Cowo itu baru saja menuangkan minuman alkohol ke dalam gelas. "Obsesi, right?"

Gadis itu mengangkat bahunya, tidak peduli. Ia juga ikut menikmati alkohol yang ada dihadapan mereka. "Gue gak peduli itu obsesi atau bukan yang jelas gue ingin mereka hancur, sehancur-hancurnya."

Dimas menghapus cairan bening yang lolos dari mata gadis cantik yang selalu berada di dekatnya. Seorang gadis yang menjadi prioritas dalam hidupnya. "Gue sayang sama lo, dan gue akan lakuin segala hal supaya lo bahagia."

"Nanti malam gue akan buat mereka ribut besar, lo tenang aja gue masih punya banyak rencana."

●●●●●

"Na,temani saya masak mau?"

Ayana yang sedang berkutat dengan laptop dan buku-bukunya langsung mengangkat pandangan menatap suaminya yang baru selesai menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.

"Sekarang?"

"Iya, kamu bisa?"

Haruskah Ayana menuruti permintaan dari Azka atau justru menolaknya?

Azka melirik tugas Ayana yang tampak banyak.

"Kamu lagi sibuk belajar ternyata," ujar Azka mengacak rambut Ayana.

"Tapi ini sebentar lagi selesai kok mas," balas Ayana.

"Jadi kamu mau bantuin mas atau gimana nih?" gurau Azka membuat Ayana tertawa kecil.

"Aku selesaikan tugas ini dulu habis itu aku bantuin mas Azka di dapur," putus Ayana.

"Yaudah, mas deluan ke dapur ya."

Ayana mengangguk dan memberi gestur hormat.

Setelah Azka keluar dari kamar Ayana kembali mengerjakan tugas-tugasnya.

"Aku akan belajar menjadi istri yang baik buat mas Azka."

●●●●●

"Ngapain lo datang ke rumah gue?"

"Cuma mau ngasih lo peringatan kecil."

"Lo mau ngancem gue?"

Dimas memukul dinding membuat Jasmine terlonjak kaget. Dada Jasmine bergemuruh dengan hebat, ia tidak pernah menyangka bahwa Dimas akan bersikap seperti ini.

"Jangan pernah ikut campur urusan gue. Harus berapa kali gue ingatin sama lo?"

"Sadar, Dim. Ayana udah nikah seharusnya lo bisa terima itu!"

Suara tawa yang mengerikan masuk ke dalam telinga Jasmine, gadis itu semakin takut di tempatnya berdiri ia merasa seperti berhadapan dengan orang yang sudah tidak waras.

"Gue udah nerima dengan lapang dada kalau Ayana udah bersuami. Lo pikir gue gak bisa nerima hal itu?"

Jasmine semakin tidak mengerti kemana arah pembicaraan Dimas.

PRICKLY FLOWER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang