5/ Mask

12 0 0
                                    

Sore ini langit kembali diselimuti oleh awan-awan kelabu yang memenuhi seluruhnya seakan-akan awan kelabu ini tidak ingin jika langit biru muncul kembali, semua tertutup rapat oleh nya tidak ada lagi celah bagi langit biru untuk kembali. Matahari pun mungkin enggan untuk berdebat dengan puluhan awan kelabu yang berusaha untuk menutupinya, dan pada akhirnya awan kelabu lah sang pemenang kala sore ini.
Aku duduk termenung menatap awan-awan itu, awan-awan yang menyimpan banyak butiran air bahkan ribuan yang ada didalam nya. Mungkin sore ini alam sedang ingin bersedih setelah seharian penuh bercanda ria dengan semesta, sejujurnya alam juga mempunyai rasa lelah tapi ia tak cukup kuasa untuk mengeluhi nya. Alam yang malang. tak cukup lama bagi awan-awan itu untuk menumpah ruahkan butiran air dari tampungan nya, dan hujan turun menyertai alam malang sore ini.

Kembali dengan laptop yang kini aku pangku, melihat-lihat foto lama adalah kegemaran ku saat hujan turun seakan-akan mereka mengajakku untuk berlarut kembali dalam angan masa lalu. Ada sebuah foto aku dan Papa yang memperebutkan 1 piring singkong keju,

Malam itu hujan turun dengan lebat nya, menjatuhkan ribuan bahkan milyaran butir air dari atas sana yang membasahi seisi bumi ini, terkecuali kami. Aku menatap kosong kearah luar jendela, memikirkan betapa malang nya nasib orang diluaran sana yang tidak memiliki tempat tinggal, aku bersyukur dengan lahirnya aku dikeberadaan yang cukup.

"Kamu harus bersyukur atas apa yang saat ini kamu punya" ujar Papa tiba-tiba, aku terkejut dan menoleh kearah Papa

"Papa? "

"Lihat, diluaran sana banyak sekali orang yang tidak mempunyai tempat tinggal. Untuk melakukan hal itu saja mereka hanya bisa menumpang, didunia ini kita diajarkan oleh semua hal atau kejadian yang kita hadapi. Dan sama halnya kehidupan kita ini seperti roda.. "

"Kenapa bisa sama seperti roda pa? "

"Kamu lihat kenapa roda sepeda selalu berputar?"

"Hmm,, kalo gak berputar gak bisa jalan"

"Nahh ya itu, hidup kalo gak berjalan gak ada asiknya. Sama kan sepeda kalo gak bisa jalan gak asik karena kita gak bisa menikmati rasanya naik sepeda sambil melihat indah nya langit sore. Kalau hidup kita menetap bagaimana kita bisa maju, bagaimana kita merasakan rasanya kebahagiaan,kesedihan,pahit, perih dalam kehidupan. iya bukan? maka dari itu istilah dari roda itu pasti berputar sama dengan artinya tidak selamanya yang diatas akan selalu diatas dan yang dibawah akan selamanya dibawah, tapi harus ada syarat nya roda itu harus kita kayuh tanpa henti" jelas Papa mengelus lembut pucuk rambut ku, aku mengangguk dan berusaha mencerna semua perkataan Papa dengan baik.

"Paa..."

"hmm,, "

"Kenapa hujan turun? "

"Hmm,, kenapa ya? karena katak memanggil, wrebekkk-wrebekk-wrebekk... hahahahaha" tawa Papa lepas

"iihhh Paa beneran atuh"

"Kenapa sih paa, seneng banget jailin anak nya" timpal Mama yang datang bersama sepiring singkong keju yang masih hangat, aku segera menghambur ke arah Mama dan mengambil piring yang berisi itu. "Iyaa tu Papa jail banget ma, gak usah dikasih aja ni singkong keju nya biar buat ayra semua. wleee" aku pun balik meledek Papa, "Yahh gak boleh gitu dong, kan Papa juga mau singkong keju nya. Mamaaa liat ayraa tuu masa dimakan sendiri"

Lagu untuk, Matahari  || Lee Haechan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang