"Smart readers know how to appreciate writers."
•••
Arisa sayang, kamu gak mau bunda yang anter aja ke sekolah?"
"Enggak usah bun, aku berangkat ya."
"Yaudah hati hati, jangan terlalu maksain belajar kamu harus inget istirahat, jangan lupa makan okey!"
"Iya bunda kuu" Arisa menyalami Bundanya lalu melangkahkan kaki pergi.
"Hati hati sayang!"
Arisa queena, wanita berparas cantik yang dilengkapi oleh otaknya yang pintar ini pamit berangkat sekolah, karena dirasa ingin mandiri Arisa menolak tawaran diantar oleh bundanya.
Lagipula jarak rumah dan halte bus tidak begitu jauh, sehingga Arisa merasa ia tak perlu selalu merepotkan bundanya untuk mengantarnya ke sekolah.
Arisa wanita yang kerap dipanggil Isa ini memang tak suka merepotkan orang lain, apalagi merepotkan bundanya yang mungkin sudah kesulitan mengurusnya seorang diri.
Kalian bertanya dimana ayahnya Arisa bukan? Ya, ayahnya kini tinggal di negara tetangga sejak Isa duduk dikelas 1 SD, kepulangannya pun tak pernah Isa ketahui semenjak itu. Isa rasa ayahnya tak pernah pulang.
Kabar ayahnya pun lenyap dan berlalu seperti angin, bunda nya pun hanya memberitahu bahwa ayahnya itu sibuk dan tidak bisa diganggu.
Isa tak pernah menanyakannya lagi, karena dirasa kehadiran bunda di hidupnya sudah lebih dari cukup, Isa tak menginginkan apa apa lagi.
Walaupun terkadang ia juga ingin ayahnya pulang, namun Arisa tak pernah menunggu momen itu ketika ia menginjakkan kaki di kelas 6 SD.
Apa ia membenci ayahnya? Entahlah, Arisa memilih melupakan tentang ayahnya dan melanjutkan hidup bersama bundanya.
___
Sampailah Arisa di halte, bertepatan dengan bus yang berhenti tepat di hadapannya. Sepertinya pagi ini semesta sedang memihaknya.
Dengan perasaan gembira Arisa naik kedalam bus, namun ternyata bus itu telah terisi penuh. Mata Arisa tak lepas mencari cari kursi yang kosong dan, ketemu.
Arisa tersenyum lega, ia melangkah menuju kursi kosong tersebut.
Bayangan pagi yang cerah terlintas dibenak Arisa, pagi ini berjalan dengan lancar, pikirnya.
Namun,
Duk
"Huftt, masih ada kursi kosong ternyata."
Namun perasaan senang Arisa tiba tiba lenyap, beralih ke perasaan kesal karena kursi yang ingin ia duduki malah diduduki seorang pria. Asem.
"Heh, itu kursi gue!" Seru Arisa.
Perlu kalian tau Arisa ini cukup pemarah, sedikit egois dan tak mau kalah. Membuat ia badmood adalah suatu perkara.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Be Fine
Teen FictionDengan Arisa bahagia, maka Jaan akan baik baik saja. ©jexcious