Episode 8

10 0 0
                                    

(1 tahun kemudian...)

Hari kelulusan.
Hari yang ditunggu-tunggu oleh semua murid di SMA ini.
Aku dan teman-temanku sangat bahagia.
Jadi, kami semua memutuskan untuk merayakan ini.
Kami membuat pesta kecil-kecilan di rumah Rizky.
Ada aku, Rafa, Rizky, Fariz, Devon dan mantan pacarku, Siska.
Kami makan dan mengobrol bersama.
Hingga tanpa kusadari, Rafa sedang mengobrol dengan Devon berdua saja di teras.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?".

"Tidak ada apa-apa, kok", Sahut Devon.

"Yang bener?".

"Sebenarnya aku sama Devon memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami".

"Apa?, Kenapa?".

"Bukan apa-apa. Hanya saja, Devon akan melanjutkan kuliahnya ke Prancis dan dia ingin fokus dengan kuliahnya. Lagipula kami juga belum siap dengan hubungan jarak jauh, jadi kami putuskan untuk mengakhiri semuanya".

"Jadi begitu?".

"Hei kalian bertiga, cepetan kesini.
Rizky udah nyiapin martabak nih, kalo kalian tidak cepat-cepat kesini, martabak nya bakal keburu habis dimakan Fariz", Teriak Siska.

"Iya, kami datang".

Waktu berlalu begitu cepat.
Kami tumbuh menjadi lebih dewasa.
Lebih dewasa untuk dapat memahami apa makna cinta.
Cinta seorang ibu kepada anaknya, cinta seorang sahabat kepada sahabatnya, dan cinta seorang saudara yang ditunjukkan oleh Rafa kepadaku.
Aku sangat senang memiliki Rafa disisiku.
Tetaplah bersamaku, Rafa.

------

"Tunggu, apa?, Kamu serius?".

"Iya, Zaky. Aku serius".

"Bagaimana bisa kamu berpikir untuk meninggalkanku sendiri disini?".

"Apa maksudmu?, Kamu tidak sendiri, ada ibumu dan teman-temanmu".

"Tapi tidak akan lengkap kalau tidak ada kamu, Rafa".

"Zaky, aku mengerti kamu tidak ingin aku pergi.
Tapi ini adalah impianku, aku sudah berencana untuk masuk sekolah tentara bahkan sejak aku SMA".

"Lalu bagaimana denganku?, Aku akan sangat merindukanmu".

"Aku juga, Zaky. Tapi tenang saja, aku akan pulang secepatnya setelah aku menyelesaikan sekolah tentaraku".

"Kamu janji akan pulang cepat?".

"Aku janji".

------

(Keesokan harinya...)

Aku bersama ibuku mengantar Rafa ke bandara.

"Rafa, jaga diri kamu ya disana. Jangan lupa makan".

"Iya tante".

"Rafa, jangan lupakan aku ya".

"Tidak akan, aku tidak akan pernah melupakan kamu, sepupu".

Sembari mengelus kepalaku, Rafa berkata...

"Jaga diri kamu ya, kamu adalah laki-laki kuat, kamu bisa hidup tanpa aku. Sudah saatnya aku pergi, sampai jumpa".

Aku memeluknya dengan erat.
Rasa enggan untuk melepaskannya.
Namun aku harus.
Ini adalah yang terbaik untuknya.
Satu hal sebelum dia pergi.

"Jaga diri kamu ya, Rafa".

"Iya, Zaky. Kamu juga".

Rafa pun mengecup keningku dan pergi.
Kami saling melambaikan tangan.
Aku mungkin sedih tapi aku tidak harus selalu sedih.
Aku kuat.
Ini bukanlah akhir dari segalanya.
Aku akan selalu menunggumu pulang.
Jangan khawatirkan aku.
Oh ya, satu hal lagi.

"Aku mencintaimu, Rafa".

Ucapku dalam hati.
Dia telah pergi, namun tidak akan lama.
Semua kenanganmu akan selalu aku ingat, sepupu.
Sampai jumpa.

[Tamat]

My Lovely CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang