🕌Muslimah di Bulan Syawal🕌

23 3 1
                                    

Muslimah yang telah baligh atau dewasa, tentu mereka mengalami namanya siklus bulanan (bagi yang rutin setiap bulan). Apabila seorang Muslimah yang kedatangan tamu ini saat bulan Ramadhan, maka mereka diperintahkan untuk tidak berpuasa dan itu dihitung sebagai hutang yang wajib dibayar di luar Ramadhan sesuai dengan jumlah hari yang ditinggalkan. Nah berbicara soal hitung menghitung, bagi Muslimah yang ingin berburu keutamaan, maka perlu mempersiapkn senjatanya, karena mereka akan menghadapi keadaan yang tidak menjadi bahan pikiran kaum lelaki Muslim.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim no. 1164).

Pada saat memasuki bulan Syawal, inilah yang menjadi perhatian bagi para Muslimah yang ingin mendapatkan keutamaan Puasa Syawal. Maka, tidak sedikit para Muslimah bertanya:
"bolehkah puasa Syawal dahulu lalu mengganti?"
"bolehkah puasanya tidak berurutan atau selang seling, qadha-syawal/syawal-qadha?"
"bagaimana ini, saya sedang halangan dan Syawal sebentar lagi berakhir? Puasa qadha/syawalku belum selesai",
Serta beragam pertanyaan lainnya.

Ragam pertanyaan demikian wajar selalu muncul, karena kondisi keseharian setiap Muslimah juga cukup beragam. Inilah tantangannya dan sudah sepatutnya Muslimah mengatur strategi, menyiapkan senjata untuk berburu keutamaan yang Allah janjikan. Dari sini secara tidak langsung Muslimah dituntut cerdas memprediksi waktu agar syawalnya tidak kebablasan atau dengan kata lain tidak ketinggalan meraih keutamaan 'Puasa Syawal', meski terdapat utang Puasa Ramadhan dan seabrek agenda Silaturahim.

Berbicara tentang siklus bulanan, biasanya darah kebiasaan wanita setiap bulannya itu berbeda² ada yang sampai sepekan (7 hari) bahkan sampai 8-10 hari atau lebih. Anggap saja diambil angka pertengahan yakni 7-8, berarti mereka memiliki utang Puasa Ramadhan maksimal sebanyak 8 hari. Adapun untuk menjalani Puasa Syawal, sudah dapat dimulai selang sehari pasca merayakan Idul Fitri. Jika tanggal 2 Syawal sudah bisa untuk berpuasa, maka bagaimana dengan moment Silaturahimnya? ikut orang tua ke rumah Kakek Nenek, perjalanan dari Kampung ke Kampung, kunjungan keluarga/sahabat dari rumah ke rumah, menghadiri Undangan Silaturahim, belum lagi yang menempuh safar arus balik kadang membutuhkan waktu berhari².

Kira² asumsi hari untuk momentum di atas berapa ya Muslimah? anggap saja minimal 3 hari, maksimal 5 hari. Setelah itu Muslimah bisa memulai untuk berpuasa. Pertanyaan selanjutnya: "manakah yang didahulukan?"
Tentu yang lebih utama adalah mengganti Puasa wajib terlebih dahulu, kemudian sempurnakan dengan Puasa Sunnah. Karena walau bagaimanapun Puasa Syawal diibaratkan seperti shalat Sunnah Rawatib setelah shalat Fardhu, artinya yg Sunnah akan menyempurnakan yang Fardhu (wajib).

So! Muslimah, mari mulai menghitung hari😁
1. Jika bulan syawal terdiri dari 30 hari, maka 30 kurang 1 Syawal (Idul Fitri) sisa 29 hari,
2. Jika momentum Silaturahim dicukupkan sampai 5 hari, maka Muslimah mulai berpuasa di hari ke-6 Syawal. Kenyaataan pertama bahwa Syawal Muslimah tersisa 25 hari,
3. Jika yang lebih diutamakan adalah meng-qadha/mengganti puasa, maka Muslimah menyiapkan maksimal 7-8 hari untuk puasa wajib. Kenyataan kedua Syawal Muslimah tersisa 17 hari,
4. Jika dalam bulan Syawal tamu rutin bulanan datang, maka mau tidak mau Muslimah akan istirahat puasa kurang lebih 1 pekan. Kenyataan ketiga, Syawal Muslimah sisa 9/10 hari, dan itu artinya kuota syawal semakin menipis, namun insyaa Allah Muslimah masih punya kesempatan mengambil 6 hari diantaranya untuk berpuasa Syawal.

Dari perhitungan di atas masih ada 3 hari di bulan Syawal yang free/lowong, dan biasanya prediksi waktu kosong tersebut dipertimbngkan jika ada hal²/ kondisi di luar dugaan, seperti sakit atau perlu disiapkan untuk menghadiri acara penting, undangan Tasyakuran Aqiqah/ pernikahan dan semacamnya, karena biasanya di bulan Syawal bertabur Undangan bahagia.

Olehnya itu dapat diibaratkan bahwa bulan Syawal bagaikan Ramadhan kedua untuk Muslimah, karena mereka perlu menjaga konsistensi ibadah Puasa kurang lebih setengah bulan dari waktu Syawal. Jadi, belum saatnya untuk bersantai, karena pada hakikatnya seorang Muslimah bisa merasa tenang dan legah jika puasa wajibnya telah terbayar lebih awal lalu disambung berpuasa Syawal selama 6 hari, insyaa Allah dengan itu para Muslimah dapat meraih keutamaan seperti berpuasa setahun penuh.

Wallahu'alam

Raha, 5 Syawal 1443 H
🖤Ayhu Wadi

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 06, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Catatan IslamiWhere stories live. Discover now