Sesampainya di rumah Arya langsung ikut makan malam bersama. Dan saat ia mandi, Naya seperti biasa mencuci piring kotor bekas makan malam tadi. Selesai cuci piring, cepat-cepat Naya masuk kamar. Tidak lupa dikuncinya pintu. Anesh yang masih mengerjakan tugas melirik Naya sekilas.

Arya tahu pintu kamar Naya kembali dikunci, dihubunginya Anesh.

Papa
Nesh, bukain pintu. Papa pengen masuk.

Anesh
Oke, Pa.

Anesh beranjak dan karena dia merasa antara Papa dan Aunty nya sedang ada masalah, selain membuka pintu Anesh pun izin tidur di kamar Papanya.

Arya segera masuk dan mengunci pintu. Jaga-jaga Naya melarikan diri, Arya mencabut kunci tersebut. Perlahan Arya berjalan mendekat dan ikut berbaring. Dipeluknya Naya erat. Naya yang menyadari ada Arya, segera berusaha melepaskan pelukannya.

"Nay..." Bisik Arya. Naya meronta. "Nay, jangan gini."

"Aku udah bilang, biar aku yang ngomong. Kenapa Kak Arya keras kepala sih?"

"Ngomong apa?"

"Kak Arya ngomong ke Reyhan kan?"

"Iya."

"Kenapa, aku kan....."

"Nay, cepat atau lambat dia akan tahu dan harus tahu. Lebih baik dia tau dari kita, aku atau kamu daripada tahu dari orang. Lebih ngecewain biasanya." Potong Arya mencoba memberi penjelasan.

"Tapi...."

"Nay, kita udah gini. Mau gimana lagi?" Tanya Arya lirih sembari mempererat pelukannya. Naya terus berusaha melepaskan pelukan Arya. Ada segores luka yang terasa oleh Arya mendapati sikap Naya ini. "Berat banget ya lepasin Reyhan?" Bisik Arya. "Secara saya nggak ada apa-apanya kalau dibandingin dia." Ada kilatan di mata Arya secara tiba-tiba. Arya melepaskan pelukannya. Berbaring menatap langit-langit sembari memijat ujung hidungnya, berharap tidak ada yang keluar dari matanya. Arya menarik nafas panjang setelah itu bangkit. Naya segera berbalik badan dan meraih jemari Arya.

"Kak......"

"Kenapa?" Tanya Arya pasrah dan menyerah. Ia lelah.

"Nggak tidur di sini?" Tanya Naya sangat pelan.

Arya sempat mengernyitkan kening tapi segera diganti seulas senyum yang tiba-tiba mengembang. Cepat-cepat dia kembali beranjak ke atas tempat tidur. Dipeluknya Naya lalu dikecupnya berkali-kali kening Naya.

"Jangan marah lagi ya, saya nggak kuat didiemin kamu kayak gitu." Jujur Arya.

"Aku kesel. Aku kayak orang bego tahu nggak?!" Protes Naya.

"Maaf, saya lupa kasih tahu kamu kalau saya udah bilang ke Reyhan. Maaf ya?" Arya mengulangi permintaan maafnya. "Sebagai tanda maaf saya, besok kita honeymoon yuk?" Ajak Arya. Naya menatap Arya lekat. "Kita belum pernah pergi berdua apalagi untuk bulan madu kan?"

"Anesh?" Naya balik bertanya.

"Kamu sih pake acara ngambek segala. Jadi nggak tahu kan kalau besok Anesh ada camping sama temen-temennya. Ibu juga mau ke Bandung sama Bibi. Mau pada belanja kain buat seragam keluarga."

"Oya?!"

"Iya, istriku." Arya mencubit ujung hidung Naya.

"Ohh...."

"Mau ya?!"

"Ke mana?"

"Hmmmm ada deh. Kamu mah terima beres. Pokoknya siap-siap aja."

***

Yang mau ikut mereka honeymoon, yuk nyusul ke KK.
Extra double up 🤭

Happy weekend everybody
&
Happy Reading ❤️

Happy weekend everybody&Happy Reading ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IparkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang