20. Memperbaiki

9.6K 795 68
                                    

400 vote + 200 komen ya💞💞

Prince membawa Elizabeth ke UKS. Dan beruntung UKS sudah buka. Ia mendudukkan Elizabeth salah satu brankar yang masih kosong.

Tatapannya tak pernah lepas dari sosok Elizabeth yang seakan menghindarinya.

"Masih pusing?" tanya Prince.

Elizabeth menggeleng. Ia menarik senyum tipisnya.

"Maaf," ucap Elizabeth lirih.

"Maaf untuk apa?"

"Untuk kejadian tadi." Elizabeth menghela nafas panjang. Ia mendongak untuk menatap Prince yang lebih tinggi darinya. "Mungkin kamu akan marah karena aku udah lukai Vivian."

Prince berdecak. Bahkan jika Vivian terbunuh pun ia tak peduli. Malah ia sangat berterima kasih karena sudah memusnahkan salah satu manusia beban di dunia ini.

"Gue gak peduli! Stop berprasangka bahwa gue masih peduli sama Vivian, karena nyatanya gue udah gak peduli sama dia. Sekarang waktunya bicara tentang kita berdua."

Tubuh Elizabeth menegang. Tatapannya kembali menunduk, tak berani menatap Prince.

"Kasih gue alasan kenapa Lo membatalkan pertunangan itu, bahkan tanpa persetujuan dari gue."

Elizabeth terdiam memikirkan kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Prince.

"El, gue udah benar-benar berubah. Apa Lo gak bisa lihat perubahan gue sedikit pun?"

Tatapan Prince melemah. Ia merasa takut jika seandainya Elizabeth tetap pada pendiriannya. Ia sudah meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia menyayangi Elizabeth. Ia tak ingin kehilangan gadis itu.

"Aku takut, Prince. Aku takut jika semua perubahan kamu itu cuma tipuan semata. Dan saat aku semakin mencintaimu, justru kamu hanya bermain-main."

"Tipuan?"

Prince tertawa sumbang. Tak menyangka jika ternyata Elizabeth masih berprasangka buruk padanya. Ia akui, pasti terdengar mustahil jika seorang yang begitu membencimu tiba-tiba berubah sangat baik.

"Maaf," ucap Elizabeth sekali lagi. Hatinya terasa sakit setelah mengucapkan kalimat tadi.

Prince mengangguk. "It's ok kalau Lo belum percaya. Gue akan buktikan kalau gue gak main-main sama Lo. Bahkan gue gak berniat untuk melepaskan Lo sedikitpun."

"Kasih aku waktu, Prince."

"Gue akan kasih waktu Lo sampai kapanpun. Dan gue berharap nantinya jawaban Lo gak akan mengecewakan gue."

Elizabeth semakin merasa tak enak terhadap Prince. Keraguan di hatinya masih mendominasi. Hingga ia belum percaya sepenuhnya pada Prince.

"Ayo gue antar ke kelas."

"Aku bisa sendiri."

"Sayangnya gue gak menerima penolakan."

[Prince Nathaniel]

Selepas mengantar Elizabeth ke kelasnya, Prince tak kembali ke kelas, melainkan putar arah menuju rooftop sekolah. Ia butuh menenangkan pikirannya. Apalagi saat di kelas nanti ia akan bertemu Azka. Sungguh ia benar-benar tak habis pikir dengan perlakuan Azka tadi.

Prince merebahkan tubuhnya di sofa usang yang ada di rooftop. Tatapannya menerawang ke atas. Matanya terpejam rapat.

Ting

Prince NathanielWhere stories live. Discover now