“Mas Andra sering ke sini?”
“Dulu sering, sekarang udah jarang.”
Kapan terakhir kali Andra ke sini? Seingatnya satu atau dua tahun lalu. Dia lupa kapan tepatnya hari itu, tapi dia ingat tujuannya kemari selalu buat refreshing. Sekadar jalan-jalan santai menikmati panorama di sekitar danau buatan ini. Andra menyukai suasananya yang tenang, serba hijau, dan sejuk. Meski dia sedikit kurang suka perubahan pada tempat ini setelah puluhan tahun dibangun dan sekarang telah jadi salah satu lokasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal.
Memang dulu sudah ditetapkan sebagai lokasi wisata, tapi presensinya masih jarang diketahui masyarakat. Bisa dibilang keberadaan danau buatan ini nyaris gagal dan terbengkalai karena minimnya jumlah wisatawan. Pemerintah daerah hampir tutup mata. Untung mereka benar-benar tidak melakukan itu, sehingga keberadaan danau buatan ini tetap eksis setelah 25 tahun berlalu.
Wilayah sekitar danau telah dirawat cukup baik. Bukit-bukit kecil yang mengelilingi danau telah ditanami pohon yang tumbuh besar dan kokoh sebagai banteng pelindung. Jalan setapak menuju danau dan sekitarnya terbuat dari marmer. Sekarang pun ada jalur khusus jogging bagi masyarakat yang tertarik olahraga pagi dan sore di dekat danau. Di beberapa spot pun tetap ada tempat duduk terbuat dari beton sepaket sama meja bulat di tengah-tengahnya.
Tak jauh dari danau ada sebuah kafe terkenal di kalangan pecinta kopi dan remaja masa kini. Kafe itu tidak pernah sepi dari pengunjung. Para pegawainya terus bergerak tanpa henti melayani para pelanggan yang datang silih berganti. Sebelumnya Andra kasih dua opsi pada Soraya, antara mereka duduk santai di kafe dengan view danau beserta bukit yang mengelilinginya berwarna hijau atau mereka berkeliling santai di sekitar tempat itu. Dan Soraya memilih untuk jalan-jalan santai.
“Bagus lokasinya. Sayang banget baru tau ada tempat senyaman ini.” Ini pengalaman pertamanya datang kemari. Tidak pernah mengira bahwa akan ada tempat sebagus ini. Soraya jarang main ke tempat-tempat jauh, jadi pengetahuannya tentang wisata sangat dikit. “Mas Andra kok bisa nemu tempat begini?”
Mereka jelas dua orang yang berbeda. Andra punya banyak pengetahuan di berbagai lokasi. Jelas tempat seperti ini hanya sebagian kecil dari pengetahuannya itu. Soraya sedikit iri sama kebebasan Andra.
“Kamu tahu belokan di persimpangan sebelum kemari?”
Soraya mengingat-ingat lagi. “Yang arah perumahan Nirvana itu?”
“Dulu kami tinggal di sana sebelum tinggal di rumah yang sekarang.”
“Oh? Mas Andra asli orang sini, dong!?”
Andra mengangguk. Rumah tinggalnya dulu ada di perumahan Nirvana sebelum keluarganya pindah ke rumah yang sekarang. Pas pindah rumah Andra baru kelas satu SMA. Orang tuanya memutuskan pindah rumah sementara rumah lama mereka dijual. Semenjak itu, setiap sekolah Andra harus berangkat pagi buta dan pulang sore. Dia menolak pindah sekolah dan tetap bertahan di sekolah lamanya sampai lulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lionhearted [✔]
Romance[Hotsy-Totsy 2.0] Soraya ngebet pengen rasain dunia orang pacaran, lantas mendekati sang barista kafe langganannya. Menurutnya, Andra lumayan cocok jadi pasangannya setelah dia gagal mendapatkan cinta pertamanya. Sementara Andra yang sedang di fase...