02. Jalan-jalan

142 13 0
                                    

"Mau jalan kemana lagi? Tanya Reydan.

"Eum, ke kampung sebelah aja, di sana ada taman bagus banget" ucap Zilla.

"Gue gak tau tempatnya, mending lo yang nyetir" timpal Reydan.

"Oke!" Zilla pun menaiki motor tua itu, ia sudah bisa pandai menyetir dari kelas lima esde, ia di ajarin bersama kakak laki-laki nya--Saga.

Kemudian Reydan pun membonceng di belakang, ia sambil memegangi pundak gadis itu, karena firasatnya mulai tidak enak.

"Siap kak?" tanya Zilla.

"Siap"

Bruuummm!

Nguenggg!

"Eh buset!" Reydan terkejut, karena Zilla menjalankan motornya dengan cepat.

"Pelan-pelan cok!" sahut Reydan, tapi tidak dihiraukan oleh gadis di depannya.
'Anjir ni bocah, gue belom mau mati muda' gerutu Reydan dalam hati.

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di tujuan dengan selamat, tapi tidak dengan jantung Reydan--jantungnya hampir copot.

Padahal ia juga selalu saat mengendarai motor selalu cepat, tapi kali ini ia sangat takut dengan gadis bar-bar tersebut, karena saat berkendara secepat kilat, ia takut kalau terjadi kecelakaan.

Reydan pun turun dari motor, "hah.. Kalo bawa motor pelan-pelan aja, gue--"

"Hehe maaf kak, kakak gak kenapa-napa kan?" tanya Zilla memastikan.

"Gak papa, minum"

Zilla pun langsung memberikan minuman cowok itu yang masih ada, lalu Reydan menerimanya dan meminumnya.

Setelah istirahat sejenak, keduanya pun langsung memasuki taman itu, taman itu tidak di pungut biaya--kecuali di hari senin sampai kamis saja, di hari jumat sampai minggu tidak, alias gratis.

Saat mereka masuk, mereka langsung disuguhi dengan kandang kelinci yang lumayan besar, di tempat itu juga ada kafe kecil, tempat santai juga ada, pemancingan, ada tempat bersua foto juga, ada penyewaan becak kecil dan ada kapal kecil atau sampan.

Di sana juga ada sebuah pertunjukan kecil-kecilan untuk menghibur para pengunjung, di hari minggu ini pengunjung lumayan ramai.

"Eh, kak! Ada kakek aku, itu" Zilla menunjuk kakeknya yang sedang memancing, di daerah pemancingan.

"Ouhh" Zilla langsung menarik tangan Reydan, lalu ke tempat pemancingan.

"Kakek!" panggil Zilla.

"Eh, cucu kakek yang paling cantik" Zilla pun menyalimi tangan kanan sang kakek, di susul Reydan juga.

"Ini siapa, kok guanteng'e pol" ujar Kakek Zilla.

"Ini kak Reydan kek, cucunya pak Jamal" jawab Zilla.

"Oalah, putune kancaku mbiyen" ucap kakek Zilla

(Cucunya temanku dulu)

"Hah?" Reydan tidak mengerti apa yang kakek Zilla bilang, walaupun Reydan ini memiliki keturunan Jawa, tapi bukan berarti ia pandai dalam berbahasa Jawa, ia di suruh belajar bahasa Jawa oleh kedua orang tuanya saja malas.

"Kata kakek aku, cucunya temennya dulu" ucap Zilla.

"Oo"

"Kak, mancing yuk" ajak Zilla.

"Gak, males"

"Iihhh ayo kak, nanti aku ajari"

"Emang lo bisa mancing?"

REYZILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang