40. Ini Akhirnya?

1.3K 50 22
                                    

Satu persatu mulai berdatangan, mata Kevin pun sudah di penuhi bekas air mata yang masih tersisa di pipi cowok itu. Aldan langsung mendekat merangkul bahu Kevin, memberikan sedikit ketegaran kepada sepupu nya itu.

Yang lain sama dengan Kevin, terlebih Alina sudah memangis yang notabe nya selalu tau kehidupan Shakila bagaimana. Apalagi tangisan yang selalu di keluarkan oleh Aurel yang sudah duduk di bangku dengan menatap pintu UGD dengan pandangan kosong. Adik nya sedang berjuang di dalam sana.

" Kenapa ini bisa terjadi? " tanya Ginanjar kepada anaknya.

" Maafin Kevin, pah. Ini semua salah Kevin yang udah biarin Shakila hujan-hujanan " balas Kevin dengan suara parau.

" Ini semua bukan salah lo Vin " ujar Aldan.

Kevin tidak tay harus berbuat apa, yang dirinya sekarang lakukan hanya menyalahkan dirinya sendiri karena sudah membuat Shakila seperti ini. Harus nya Shakila tidak masuk ke dalam hidup nya, yang ada cuma membuat hidup perempuan itu menderita. Kevin sangat menyesal.

Suara tangisan itu masih terdengar membuat Panji menghela nafas menghampiri Aurel, Aurel terlihat sangat hancur dengan air mata dan juga mata yang terlihat bengkak. tubuh Panji duduk di sebelah Aurel, kedua tangan nya menangkup wajah Aurel dengan lembut .

Membuat Aurel ikut menatap Panji dengan pandangan menyesal dan terluka. Panji tersenyum tipis " Shakila akan baik-baik aja, adik lo itu kuat. Lo harus percaya kalau semua akan baik-baik aja, jangan nangis kayak gini. Pikirin kandungan lo, nanti baby nya ikut nangis kalau mamah nya kayak gini "

Seolah ucapan Panji membuat Aurel terhipnotis dengan semua perkataan yang di keluarkan dari mulut cowok itu, Panji benar. Aurel harus tegar dan berdoa kalau semua akan baik-baik aja.

" Makasih Panji "

Panji berdehem, tangan satu nya mengusap air mata Aurel dengan lembut. Lalu matanya kembali menatap Aurel tepat di depan mata cewek itu " berubah jadi Aurel yang lebih baik bisa kan? gue yakin lo itu orang baik Rel. Nanti kalau Shakila udah bangun, lo minta maaf sama dia. Dan perbaiki hidup lo jadi lebih baik, kalau lo takut, gue akan bantu "

" Iya, gue akan coba " balas Aurel mulai tersenyum.

Pintu terbukan menampilkan dokter Raden yang tidak lain adalah papah nya Panji, dengan cepat Kevin langsung menghampiri Raden dengan wajah terlihat sangat penasaran, tapi ada rasa takut yang menyelimuti hati Kevin.

" Gimana keadaan Kila om? dia baik-baik aja kan?" tanya Kevin tidak sabaran.

" Maaf, kondisi Shakila semakin buruk, dan satu-satu nya yang om lakukan adalah operasi. Tapi sebelum itu om harus bicara dengan kedua orang tua ananda Shakila terlebjh dahulu " ujar Raden.

" Saya orang tua nya " timpal Danu cepat.

" Mari ikut saya " ucap Raden yang langsung di anggukin oleh Danu dan juga Ratu, mereka berdua langsung mengikuti langkah Raden dengan cepat.

Saat Kevin ingin ikut, tapi langkah nya langsung berhenti melihat tarikan Aldan. " biarin beru mereka waktu "

" Lo percaya mereka Al? lo tau sendiri orang tua Shakila itu gimana sama anak nya sendiri. Dan gue gak mau terjadi apa-apa sama Shakila. "

" Al, mereka orang tua Shakila. Apalagi ini menyangkut hidup dan mati Shakila, anaknya. Mereka pasti juga punya hati kalau melihat anak nya seperti ini, dan om Raden juga pasti akan melakukan yang terbaik untuk Shakila. Lo harus percaya kalau Shakila akan baik-baik aja, yang penting lo sekarang tenang dan berdoa untuk kesembuhan Shakila " ujar Aldan menasehati cowok itu.

Walaupun sudah di nasehati Aldan tapi ada perasaan tidak tenang dan takut yang terus menghantui pikiran Kevin, tapi Kevin lebih baik menuruti ucapan Aldan. Dirinya tidak mau memperkeruh suasana, yang Kevin yakini sekarang hanya Tuhan dan juga mempercayai om Raden untuk melakukan sebaik mungkin untuk Shakila.

Bunları da beğenebilirsiniz

          

Ay, aku mohon bertahan.

Aku sayang kamu Ay, tolong bangun.

***

Operasi telah di lakukan beberapa jam yang lalu, semua hanya menunggu dengan doa yang mereka pancarkan setiap saat. Kevin tak henti-henti nya menatap pintu ruangan operasi dengan tatapan sendu, jujur hati Kevin merasa sangat gelisah tidak tau kenapa. Rasanya ada perasaan takut yang terus menggerogoti hati cowok itu.

" Shakila pasti sembuh kan Al? " tanya Kevin dengan suara terdengar sangat lirih dan putus asa.

" Kita berdoa aja Vin, Shakila itu perempuan kuat "

Kevin percaya kalau Shakila memang perempuan kuat, tapi dirinya takut. Takut Tuhan lebih sayang kepada perempuan itu, takut Tuhan mengambil Shakila dari sisi nya, dan Kevin tak kan pernah siap
kalau perempuan yang sangat dirinya sayangi harus pergi secepat ini.

Ada kalanya penyesalan itu akan datang, dan sekarang Kevin sedang merasakan itu. Merasakan penyesalan yang terus menghantui nya, coba saja waktu bisa di putar kembali, coba saja dirinya tidak pernah menyakiti hati perempuan itu. Pasti semua nya akan baik-baik saja.

Shakila cahaya nya, bintang kehidupan Kevin. Dunia Kevin akan terasa gelap bila tidak ada Shakila di hidup nya.

Tuhan, Kevin mohon. Berikan kesempatan untuk Kevin memperbaiki semuanya, menjaga Ayna dengan sebaik mungkin.

Pintu itu terbuka bersamaan dengan terang lampu yang menyambut kehadiran Raden dengan tatapan yang terlihat sendu, ada apa dengan tatapan itu? Kevin dengan cepat dan rasa takut di dada nya langsung menghampiri om nya itu.

" Gimana Shakila? operasi nya lancar kan? " tanya Kevin menggebu-gebu.

Rade menatap semua nya, lalu tatapan nya terjatuh menatap Kevin. Keponakan nya itu terlihat sangat kacau. " Om, minta maaf "

" ENGGAK! KEVIN TAU ARAH PEMBICARAAN OM KE ARAH MANA, BILANG KE KEVIN KALAU AYNA BAIK-BAIK AJA! " sentak Kevin.

" Kevin, tenang dulu " ujar Ginanjar menatap anak nya itu dengan tatapan prihatin.

" Saya sudah semaksimal mungkin, tapi Tuhan lebih sayang kepada ananda Shakila. Shakila Allayna sduah pergi untuk selama-lamanya, kamu yang sabar ya. Om tau kamu kuat " ujar Raden.

Kevin terkekeh bersamaan dengan air mata yang jatuh di pipi cowok itu, tubuh nya terasa lemah. Shakila pergi, bintang nya pergi untuk selama-lama nya.

" Om, bohong kan? gak mungkin Ayna pergi. Dia udah janji untuk selalu di samping Kevin " kekeh Kevin yang terdengar pilu.

" Pah, Kila pergi. Kevin harus apa? " lirih Kevin menatap papah nya dengan pandangan kosong. Hancur, satu kata yang menggambarkan hati Kevin sekarang.

" Kevin " ucap mamah Kevin sambil memeluk anak nya itu, memberikan kekuatan yang sangat besar, sangat sakit melihat anak satu-satu yang terlihat sangat terpukul.

" Mah, Ayna lagi bohongin aku kan? om Raden pasti lagi bohong kan. " isakan Kevin mulai keluar di dalam pelukan wanita paruh baya itu. Dunia Kevin hancur, sangat hancur.

" Sayang, kamu itu kuat. Anak mamah pasti kuat, relain Shakila pergi ya. Biar dia tenang, kamu gak mau kan buat Shakila pergi "

AynaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin