Satu takoyaki sukses meluncur ke bawah begitu suara berdenging dari speaker besar membuat kaget Mia yang bersiap memasukkan snack jepang berbentuk bola itu ke mulutnya. Gadis itu melirik sebal ke atas panggung megah yang dibangun di tengah lapangan luas kampusnya. Matanya beralih pada snack malang yang kotor dan tak berbentuk karena sempat terinjak.
Ini bukan takoyaki yang sebenarnya sih karena cuma berisi sosis dengan taburan mayones dan saos tapi tetap saja, rasanya sayang. Harusnya Mia bisa menikmati lima takoyaki, sekarang tinggal empat.
"Gue suka kalo kampus rame gini." Ivonne berujar di sebelahnya. Tangannya memegang gelas plastik berisi es teh manis yang sesekali diseruputnya. Matanya melirik kesana kemari melihat keramaian mencari sesuatu yang menarik.
Hari ini ada bazaar di kampus, salah satu kegiatan yang diadakan sebagai perayaan dies natalis Universitas Persada. Bukan cuma bazaar, ada juga pertandingan basket, lomba dance, pertunjukan musik dan masih banyak lagi.
"Es teh manisku mana?" tanya Mia begitu menyadari teman baiknya hanya membawa satu gelas minuman.
"Astaga! Lupa Mi." Ivonne nyengir tanpa dosa.
"Haus Von." Mia menggerutu. Bagaimana bisa Ivonne lupa. Mia saja tidak lupa. Ia menyodorkan sterefoam berisi takoyaki yang tadi dibelinya.
"Sori... Sori. Yuk beli," ajak sahabatnya itu.
Tiga MC masih berceloteh di atas panggung, memberi informasi susunan acara yang berlaku hari ini. Lomba dance akan dimulai sebentar lagi, akan ada selingan pertunjukan musik di antaranya dan Mia bisa menebak siapa yang akan mengisinya.
"Von, nonton tanding basket yuk," ajak Mia usai membeli minuman yang tadi sempat dilupakan Ivonne.
Ivonne menatap Mia bagai orang aneh. "Sejak kapan lo suka basket?" selidiknya. "Gue pengen nonton dance."
"Basket lebih seru tau!"
"Dance jauh lebih seru. Gue dulu kan anggota cheerleader."
"Nina suka basket. Pasti dia lagi nonton."
"Nina bakalan kesini. Dia mau lihat Eddie. Lo gak pengen lihat Tommy?"
Mia melengos. Tentu saja dia mau. Dia mau melihat Tommy tampil di atas panggung itu. Masalahnya anggota Grey bukan cuma Tommy tapi juga ada...
"Lo gak nyaman ya?"
Mia menyantap takoyaki terakhirnya, mengulur jawaban.
"Pura-pura gak kenal itu ternyata susah kan Mi."
Mia mengangguk pelan. Dia tahu betul apa yang dimaksud Ivonne.
"Apalagi kalau lingkungan pertemanan lo itu-itu aja. Ya udah pasti ketemu. Lo gak bisa menghindar."
Mia menggigit bibirnya. Matanya melirik ke atas panggung saat riuh rendah suara dan siulan mahasiswa bersahutan. Peserta pertama lomba dance tengah tampil. Ivonne ikut bersorak, melupakan sejenak percakapannya dengan Mia. Mau tak mau Mia ikut menyaksikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Three Words
Teen FictionTrauma di masa lalu membuat Amelia Renata (Mia) menghindari apapun yang berhubungan dengan darah. Cairan merah mengerikan itu selalu membuatnya panik dan ketakutan. Maka ketika Adrian Arthadinata masuk dalam lingkaran pertemanannya, Mia berusaha men...