39. Nomor Telepon

627 84 17
                                    

  Tadi sore sepeninggal Hyemi, Taehyun terduduk cukup lama ditempatnya tadi. Merasa lemas karena semua kenyataan yang baru diterimanya. Tentang bagaimana Hyemi membenci dan tidak pernah menginginkan dia. Apalagi dari cara Hyemi menatapnya. Tidak ada binar kasih sayang sedikitpun. Hanya ada kebencian yang tersorot dalam tatapan tajamnya. Ah, apa sih yang Taehyun harapkan? Dia kan pembawa sial, seperti kata Hyemi tadi.

  Beberapa saat kemudian Taehyun tersadar dan menggeleng, tidak boleh terlarut. Tak ada gunanya ia meratap. Tidak akan ada yang berubah. Ratapan nya tidak akan mengubah kenyataan bahwa ia dibenci oleh ibu kandungnya sendiri.

  Lalu dia memutuskan untuk bangkit. Pergi ke kamarnya dan membereskan tas nya yang berserakan tadi. Ia butuh pengalihan dari rasa sakit yang menghujam bertubi-tubi. Maka Taehyun memutuskan untuk mandi, membersihkan tubuh dan berharap semua kesakitan ini hanyut bersama air yang mengalir. Setelah mandi ia bahkan mengerjakan beberapa latihan soal di buku paket nya padahal sedang tidak ada tugas.

  Tapi sudah menghabiskan 20 soal pun dia tetap merasakan sakitnya. Taehyun butuh sesuatu yang dingin untuk menyejukkan hati dan pikirannya. Sepertinya mandi tadi tidak berpengaruh apapun. Rasa sakitnya masih ada. Mungkin ia membutuhkan sesuatu yang lebih. Maka ia memutuskan untuk berenang ditengah hujan begini. Pasti akan sangat sejuk.

  Hujan nya lumayan deras. Mata Taehyun berkabut. Tapi Taehyun menghiraukannya. Ia terus berenang tak perduli air juga mengguyur tubuhnya dari atas. Lalu saat dirasanya sudah terlalu dingin dan badannya tidak kuat juga hujan yang kian menderas, Taehyun memutuskan untuk menyudahi kegiatannya.

  Tapi saat memanjat keatas, Taehyun tergelincir di undakan anak tangga yang berada di dasar air hingga kepalanya terantuk pinggiran kolam. Cukup keras hingga Taehyun merasakan kepalanya berputar.

  "Ah, sial" Ia merutuk. Dasar bodoh. Sudah tahu hujan, malah berenang.

  Maka dari itu ia dengan langkah terburu-buru naik ke kamarnya, merebahkan diri dan berselimut untuk menghalau dingin. Persetan bajunya basah, Taehyun hanya merasakan matanya berat.

  Ini sama sekali bukan Taehyun. Ia tidak akan bersikap bodoh dengan berenang dikala hujan, lalu tidur dengan baju basah kuyup. Taehyun lagi-lagi tidak mengenali dirinya.

  Biarlah,mungkin ia hanya lelah. Taehyun harap saat ia bangun nanti Seokjin sudah kembali dan membawa Beomgyu pulang bersamanya.

•π•

 

  Pagi-pagi sekali rumah Seokjin sudah ramai kedatangan tamu tak diundang yang dengan tidak tahu malu nya bergabung duduk dimeja makan, numpang sarapan. Beomgyu mendengus malas.

  "Gak cukup numpangin satu gembel, eh dua gembel lainnya ngikut. Rumah gue udah kayak tempat penampungan gembel tau gak" Katanya sambil meminum cokelat panas nya.

  Seokjin sudah memasang posisi, bersiap jadi penonton keributan seperti biasa. Ini akan seru tampaknya.

  "Siapa yang lo maksud?" Tanya Yeonjun dengan mata memicing. Hawa nya gak enak.

  "Lo lahhh" Sahut Soobin lalu ber-tos dengan Kai yang duduk disampingnya.

  Iya, tamu yang dimaksud adalah mereka berdua. Siapa lagi?

  Kalau kata Beomgyu mah, mereka bukan tamu. Tapi beban. Tamu mana yang dateng langsung nyelonong numpang makan setelah sebelumnya teriak-teriak di depan rumah minta dibukakan pintu. Padahal dirumah ini ada bel.

  Tapi ya gak heran sih, soalnya ini TXT. Yang apa-apa kudu make urat leher.

  "Iya, terus lo berdua yang gue maksud 'gembel lainnya' itu" Beomgyu menimpali.

TXT (Tamvan X Tajir) Ft. BTS (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang