Suasana cafe ramai sekali. Aku duduk dipojok dekat jendela. Menunggu temanku, Aiko.
Kenalin, aku Mariane Kimiko. Singkatnya, panggil aku Kimi.
Aku bersahabat baik dengan Aiko. Cewek tomboi yang tidak pernah mau memakai rok.
Aku juga punya sahabat lainnya.
Dan sekarang, aku sedang ada janji dengan Aiko.
"Kim, maaf telat" kata Aiko begitu dia sampai di cafe.
"Kamu selalu telat" kataku. Aiko tersenyum.
"Iya maaf. Tadi macet dijalan. Dan di dekat rumahku lagi heboh berita tentang perempuan aneh" kata Aiko. Aku dan Aiko duduk berhadapan. Sambil menghirup kopi yang sudah ku pesan.
"Perempuan aneh?" Tanyaku.
"Iya. Katanya, semalam ada salah satu anak kecil yang melihat perempuan aneh. Memang anak kecil itu sudah agak gila. Jiwanya sudah tidak waras lagi. Tapi dia berkata bahwa dia melihat perempuan aneh memakai masker dan membawa gunting yang besar" kata Aiko.
"Hmmm... aneh sekali" kataku. Aiko mengangguk.
"Memang aneh. Ada warga yang percaya, dan ada juga yang tidak" kata Aiko.
"Bagus. Terima kasih infonya" kataku.
"Bagus? Terima kasih? Maksudmu apa?" Tanya Aiko.
"Aduh, Ai. Ini bahan yang bagus untuk penelitian kita" kataku.
"Penelitian? Aduh Kimi. Ini hanya berita bodoh. Bahkan aku pun tidak percaya" kata Aiko.
"Coba kali ini kamu percaya. Nanti malam bawa aku kerumah anak kecil itu. Kamu jangan lupa ajak Seiko dan aku akan mengajak Kate" kataku.
"Kamu serius?" Tanya Aiko. Aku mengangguk.
"Serius. Aku dan Kate akan kerumahmu jam 7 malam" kataku.
***
Setelah berbincang cukup lama di cafe bersama Aiko, aku pulang kerumah. Dirumah ada mama, papa, dan Kate. Aku dan Kate bersaudara. Kebetulan Kate sedang menginap dirumahku.
"Aku sudah menemukan bahan untuk penelitian" kataku saat memasuki kamar. Kate tidur di kamarku bersamaku.
"Tentang apa?" Tanya Kate.
"Tentang perempuan aneh memakai masker putih dan membawa gunting yang besar" kataku. Kate tertawa.
"Sungguh? Kau mau meneliti hal tidak penting itu? Haha aneh sekali" kata Kate sambil tertawa.
"Aneh apanya? Itu bisa membuat penelitian kita menarik perhatian banyak orang" kataku. Kate lagi lagi tertawa.
"Kimi... Tidak usah meneliti hal seperti itu. Kita bisa datangi rumah hantu yang paling angker. Agar penelitian kita menarik perhatian banyak orang. Lebih seru kita berpetualang di tempat yang angker" kata Kate.
"Tidak. Kita coba yang ini dulu. Nanti malam kau harus ikut ke rumah Aiko jam 7 malam" kataku.
Aku, Kate, Aiko, dan Seiko sangat suka melakukan penelitian. Penelitian yang kita lakukan memang paling banyak penelitian yang berbau mistis. Kita ber-empat memang sangat menyukai horror. Kita ber-empat mempunyai indera keenam. Kita indigo. Bisa berbicara dengan makhluk makhluk halus. Kita sudah melakukan 5 penelitian sebelumnya. Dan lumayan banyak yang menyukainya. 2 diantaranya adalah penelitian bertema horror, dan itulah yang paling banyak menarik perhatian orang.
*jam 7 malam*Aku dan Kate sudah sampai dirumah Aiko. Aku, Kate, Aiko, dan Seiko sedang berbincang sebentar.
"Tunggu sampai ayahku pulang dulu, ya. Rumahku tidak ada yang menjaganya nanti" kata Aiko.
"Oke" jawabku.
"Kim, apa kau yakin ingin meneliti hal ini?" Tanya Seiko.
"Ya. Kenapa memang?" Tanyaku.
"Perasaanku tidak enak" kata Seiko.
"Itu kan hanya perasaanmu saja. Apa salahnya kita mencoba? Lagipula, ini hanya hal kecil kan?" Tanyaku. Seiko menggeleng.
"Aku tidak tau pasti. Tapi aku hanya takut terjadi sesuatu" kata Seiko.
"Jangan bilang seperti itu. Walaupun ada resiko, pasti akan ada jalan keluar untuk menyelesaikannya" kataku.
"Tapi kalau taruhannya nyawa bagaimana?" Tanya Seiko.
"Sudah deh kalian. Jangan ribut ribut begini. Ai, gimana nih? Kemana ayahmu? Jam berapa kita berangkat?" Tanya Kate.
"Sebentar lagi. Lagipula rumah anak kecil itu tidak jauh. Jalan kaki sebentar juga sampai" kata Aiko.
Lalu setelah menunggu 10 menit, ayah Aiko datang dan kita pun pergi. Jam sudah menunjukkan pukul 19:32.
"Tenang saja. Anak kecil itu belum tidur jam segini" kata Aiko.
Aku, Aiko, Kate, dan Seiko menyusuri jalanan yang tidak terlalu ramai ini. Cuaca yang dingin membawa suasana menjadi horror.
"Dingin" ucap Kate.
"Kalau malam memang seperti ini" kata Aiko.
Kita terus melewati jalanan yang sepi ini. Melihat satu per satu rumah warga. Lampunya masih menyala, jadi tidak perlu takut gelap.
"Nah sampai" kata Aiko tiba tiba. Kita berhenti di sebuah rumah yang tidak begitu jelek. Lumayan bagus. Rumah ini sepi.
"Rumah ini memang besar. Tapi rumah ini kadang terlihat sangat sepi. Kadang, anak kecil itu hanya bersama pembantunya dirumah. Orang tuanya selalu sibuk bekerja" kata Aiko.
"Kasian sekali. Kalau begitu, pencet belnya" kataku. Aiko pun memencet bel rumahnya. Dan tidak lama, seorang pembantu keluar dari dalam rumah.
"Ada apa?" Tanya pembantu itu.
"Saya Aiko, Bi" kata Aiko.
"Iya saya tau. Ada apa mbak Aiko malam malam datang kemari?" Tanya pembantu itu.
"Saya mau bertemu Shirei. Bisa?" Tanya Aiko.
"Oh tentu saja. Kebetulan di dalam hanya ada saya dan Shirei. Shireinya sedang menonton tv. Silahkan masuk".
Dan kami pun masuk ke rumah itu. Dan saat sampai di ruang keluarga, aku dan lainnya melihat ada seorang anak kecil yang cantik sedang menonton tv.
"Hallo Shirei" sapa Aiko. Dan aku, Kate, dan Seiko hanya bisa tersenyum padanya. Kita mendekat, dan duduk disampingnya.
"Shirei lagi nonton apa?" Tanya Aiko.
"Film. Shirei suka film ini kak" kata Shirei.
"Kenapa Shirei gak nonton kartun? Biasanya anak kecil suka kartun" Tanya Aiko.
"Shirei suka kartun" kata Shirei.
"Lalu? Kenapa Shirei tidak menonton kartun?" Tanya Aiko.
"Kalau Shirei nonton kartun malam malam, itu akan membuat Shirei bersemangat, kak. Kalau Shirei nonton film seperti ini kan, Shirei jadi cepat mengantuk. Jadi biar Shirei cepat tidur" kata Shirei. Karena penasaran, aku mendekat.
"Hai. Aku Kimi. Aku mau bertanya, boleh?" Tanyaku. Shirei tersenyum dan mengangguk.
"Boleh kak" jawab Shirei.
"Ini kan belum terlalu malam. Kenapa Shirei ingin tidur? Kak Aiko pernah bilang, kalau Shirei juga tidak biasa tidur jam segini" Tanyaku. Tiba tiba Shirei mendekat. Bersender di pundakku.
"Shirei sengaja tidur awal kak. Agar Shirei tidak bertemu dia lagi" kata Shirei.
"Dia siapa?" Tanyaku.
"Wanita aneh itu, kak. Dia suka mendatangi tempat yang sepi. Dia pernah bertanya tapi Shirei tidak menjawab. Saat Shirei menangis, wanita itu pergi. Shirei takut" kata Shirei. Shirei memelukku dan menangis.
"Katamu dia tidak waras. Mana? Dia sama saja seperti anak kecil pada umumnya. Manis, polos, dan lucu" kata Kate yang ku dengar berbisik pada Aiko.
"Aku juga tidak tau" jawab Aiko. Tiba tiba Shirei mendorongku. Dan dia berteriak. Lalu dia berlari ke kamarnya dan menutup pintu kamarnya dengan kasar.
"Maafkan Shirei, ya. Shirei memang seperti itu" kata pembantunya Shirei.
"Bi, saya mau tanya. Kan banyak orang bilang bahwa Shirei itu gila. Tapi, dia sebenarnya sama saja seperti anak kecil pada umumnya. Tapi kenapa orang orang bilang bahwa Shirei gila?" Tanya Kate.
"Sebenarnya dia tidak gila. Kata orang tuanya, dia mempunyai kelebihan. Dia sering tidur sambil berjalan. Dan kadang, kalau Shirei tidur siang, dia suka berjalan keluar kamar dengan mata tertutup. Dia tertidur. Dan suka membuka pintu rumah dengan sendirinya. Lalu setelah itu dia membuka matanya dan berteriak. Sikapnya aneh sekali. Mungkin itu yang membuat banyak orang bilang bahwa Shirei gila. Jarang sekali Shirei mau berbicara pada orang yang belum dikenalnya. Kecuali kalian" kata pembantunya itu.
"Jadi Shirei tidak gila?" Tanya Aiko. Pembantu itu menggeleng.
"Dia anak kecil yang polos" kata pembantu itu.
"Baiklah. Kita tidak lama disini, Bi. Hanya sebentar. Kalau begitu, kita pamit pulang dulu, ya" kata Aiko.
"Baiklah. Hati hati dijalan" kata pembantu itu.
Dan Aku, Kate, Aiko, dan Seiko pun keluar dari rumah itu. Saat kita keluar rumah, terdengar suara Shirei berteriak dari dalam rumah.
Ternyata dia tidak gila. Mungkin dia merasa ada sesuatu yang mengganggunya.
*bersambung*Ini cerita ke-3 author setelah Hanako-san dan Hitori Kakurenbo. Semoga banyak peminatnya ya:)
Jangan lupa VOMMENT yang banyak juga. Jangan jadi Silent Reader.
Arigatou.
25 April 2015