Haruskah kita bertanya pada burung hantu? Bagaimana dia bisa melewati hari-hari gelap tanpa cahaya dan tetap bisa terbang?
Aku masih bertanya-tanya bagaimana cara benar-benar memaafkan kejahatan dan menjalani hidup dengan lembaran putih murni dengan tulus dan sabar. Tetapi bagaimana jika aku tidak dapat menemukan seseorang untuk ditanyakan? Dan tidak kunjung menyelesaikannya?
Apakah semua kalimat harus diakhiri dengan titik? Dan ketika mengering, apakah itu hilang begitu saja? Jika demikian, mungkin bisa untuk menunggu dengan sabar dengan luka yang tidak terlalu kering diterpa angin.
Atau kapan pertanyaan itu berakhir dengan jawaban? Tapi bagaimana jika pertanyaan lain yang menyembuhkan pertanyaan itu?
Mereka bilang biarkan masa lalu berlalu. Tapi sayangnya, masa lalu pernah menjadi kenyataan. Dan "masa lalu" itu menjadi mimpi buruk dan kekhawatiran bagi beberapa orang.
Ketika kita lelah berulang kali pada mengucapkan memaafkan yang sama tanpa diminta dan tertawa bersama teman-teman. Aku pikir aneh jika tidak berpartisipasi dalam semua bentuk kebahagiaan. Tapi apa aneh? untuk tidak bahagia ketika tokoh jahat dihidup menjalani hidup sambil tertawa. Gerakan kakinya sangat ringan. Atau mereka bertepuk tangan dan mengucapkan selamat kepadanya. Bagaimana bisa perasaan itu menghilangkan senyum yang coba dibangun? Perasaan kurang baik itu membuat ingin keluar dari perasaan itu sendiri.
Bisikan kecil "Aku tidak ingin melihat dia bahagia" Karena ketika seseorang itu bahagia, bagaimana dengan kekecewaan yang tiba-tiba datang? Apa yang harus dilakukan? Seharusnya dulu jangan jadi begitu jahat. Bagaimana bisa dia memiliki hati yang begitu bahagia? Bagaimana ia lupa? Bagaimana ia baik-baik saja? Saat yang patah karenanya, mengalami malam yang sulit untuk hanya bertahan.
Pertanyaan itu membuat diri kita yang baik tampak jahat. Tapi bagaimana bisa kita menjadi peran jahat dalam kesedihan kita sendiri?
Tapi, tunggu sebentar. Ketika kita merasa mengorbankan diri untuk pertanyaan jahat itu. Apa yang kita inginkan dari pertanyaan itu? Bisakah kita tertawa jika dia terjatuh di jalan dan berdarah? Jika dia jatuh, apa kita akan bahagia?
Apakah kita ingin kita yang pernah jatuh terulang kembali pada diri lain?
"Kenapa kita tidak ikut bahagia? "
Tidak, aku belum menemukan jawaban. Belum ikut pada bahagia itu. Hal terakhir yang aku temukan diakhir adalah pertanyaan. Apakah kita akan bahagia bahkan jika hal buruk terjadi?24.5.2022
-setelah memulai pembicaraan dan tidak merasa sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Think What Happened to You
PoetryMungkin untuk ku baca kembali, kupikir kembali. Atau kata yang aku jadikan tempat pulang. Bukankah semua orang berhak punya pikiran? Semua orang berhak mendengar suaranya sendiri? Dan bila berkenan aku mengundang kamu di dalam tulisan pendek ini...