Setelah kepulangan Weithia ke Willhelmia, dia melaporkan pada Adam semua hasil penyelidikan yang ia dan rekannya dapatkan di Edovale. Adam sebelumnya tidak nyangka jika masalah ini tersebar secara luas. Kaitannya bukan hanya sekedar sebuah organisasi gelap atau penculikan biasa. Hari itu Weithia pulang sendiri ke Willhelmia, 30 pasukan lainnya memang dibiarkan untuk tetap berjaga disana hingga masalah benar-benar tuntas.
Adam memberi Weithia waktu seminggu untuk mengumpulkan informasi, tetapi hal itu tidak membuahkan hasil maksimal. Bukan hal yang Adam harapkan. Sehingga Sang Raja putuskan untuk turun tangan. Ackerley memberikankan setumpuk tebal kertas yang berisi rincian infomasi yang didapatkan dari Weithia. Ketika Adam membaca dokumen itu, ia benar-benar tidak mengharapkan akan seperti ini. Keterlibatan bangsawan-bangsawan Willhelmia dan Gwylion sama sekali tidak terpikir olehnya.
Hukum Willhelmia melarang keras perbudakan ilegal, bahkan mereka tidak menyebutnya sebagai budak lagi. Sangat tidak manusiawi. Orang-orang yang ingin mendapat uang dengan berkerja dan mengabdi pada suatu keluarga sebenarnya itulah mereka. Sebelum bekerja mereka juga akan dicacat dan didata, apa keahlian mereka, jabatan ataupun keluarga tempat mereka bekerja. Para pekerja dilindungi oleh hukum dan Kerajaan. Adam bukan bangsa barbar, ia terdidik dan berpendidikan. Mengerti betul dengan apa yang disebut dengan moral.
Rasanya masalah ini puluhan kali lebih buruk, menculik orang-orang kecil dan menjadikannya sebagai budak. Betapa memalukannya para bangsawan itu. Weithia memberitahu Adam jika dia mendapat kabar bahwa tidak hanya orang-orang dari Edovale yang hilang. Termasuk diantaranya adalah dari Drus, Itatora dan Yorkshire. Negara-negara kecil yang luasnya tidak melebihi seperempat Willhelmia. Adam merasakan hal ganjil dalam peristiwa ini. Sistem perbudakan sudah lama ditinggalkan. Dan kenapa Noxawest malah tiba-tiba membangkitkannya lagi.
Pria itu berjalan ke dalam ruang pakaiannya, mengambil tas yang paling sederhana diatas lemari. Ukurannya tidak terlalu besar hanya cukup untuk beberapa baju. Ia membuka salah satu pintu lemari, mengambil beberapa baju dan celana dan memasukkannya ke dalam tas. Kemudian Adam meletakkannya di atas meja, yang disampingnya sudah disiapkan lebih dulu sepasang sepatu boots dan mantel bulu. Adam duduk disebuah sofa panjang tepat didepan sebuah jendela yang dibiarkan sedikit terbuka.
Tak lama ia mendengar pintu kamar diketuk tiga kali. Ia bergegas membukanya. Disana sudah berdiri Trevor dan Weithia, mereka kemudian mempersilahkan mereka masuk.
"Anda sudah siap?"
"Ya, masuklah dulu."
Mereka masuk dan kembali menutup pintu. "Apakah anda yakin saya tidak perlu ikut?" tanya Trevor. Adam segera memakai mantel dan mengaitkan kancing-kancingnya. Dari dalam kantung mantel ia mengeluarkan sepasang sarung tangan kulit untuk mencegah jari-jarinya membeku seperti es.
"Ya, tinggallah disini dan laksanakan perintahku. Maaf aku bersikeras untuk pergi. Aku ingin melihatnya secara langsung. Jika lebih lama dianggap sepele, hal yang lebih buruk akan terjadi."
"Tapi anda harap berhati-hati. Dan Weithia, Tolong jaga Yang Mulia. Aku bersungguh-sungguh. Jika anda berada dalam masalah, masa depan Willhelmia akan benar-benar hancur. Saya harap anda mempertimbangkan hal itu." Jelas Trevor.
Weithia mengangguk paham. Adam menatap cincin indah yang melekat di ibu jarinya. "Mungkin lebih baik meninggalkan cincin ini." Ia melepas sebuah cincin permata itu dan menyimpannya dalam laci yang kemudian ia kunci.
Sebuah cincin berlapis emas dengan permata besar ditengahnya. Cincin peninggalan turun-temurun keluarga Willhelmia. Nama batunya Alexandrite – hampir sama dengan nama mendiang ayahnya. Baru misterius yang akan berubah menjadi hijau zamrud dibawah matahari. Dan menjadi merah ruby dibalik kegelapan. Sekarang masih bulan Februari, Adam rasa warnanya akan tetap merah untuk beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KNEEL BEFORE THE CROWN BOOK 2 : ATONEMENT
Fantasy👑Petualangan Sang Raja dan Ksatrianya kembali berlanjut⚔️ 5 tahun setelah Adam memenangkan pertempuran pertamanya - The Devotion War. Kini musim dingin telah tiba, salju putih dingin menusuk tak henti-hentinya turun dari langit. Bibi dan Paman Ad...