Hujan rintik siang itu membawa hawa dingin yang serasa menusuk setiap pori pori yang di miliki laki laki bersurai hitam dan bermata zambrut di sebuah patshope di dekat kota yang ramai lalu langan kendaraan maupun pejalan kaki.
Wajah nya sendu dengan sorot mata melamun kosong, duduk di sebuah kursi dengan merebahkan kepalanya ke tangan di meja kasir. Hingga ia tak sadar bahwa sesosok pria tampan melingkarkan lengan kokoh nya ke pinggang pria itu dan mencium tengkuk lehernya hingga ia terkejut namun sedetik kemudian menyadari siapa yang melakukan itu hingga urat urat tangan nya mengendur kembali.
"Baji-san! Jangan membuat ku terkejut" ucap matsuno chifuyu dengan wajah sebal memandang pria bersurai hitam pekat yang di cepol asal itu yang sedang asik terkekeh.
"Um.. kau juga mengapa melamun di siang hari begini" tanya baji bergumam samar di leher chifuyu membuat nya geli.
Chifuyu membalik badan nya di kursi putar itu hingga wajah baji keisuke terpampang di hadapan nya dengan malas menengkup wajah tunangan nya itu hingga mereka saling bertatapan.
"Tidak apa apa, aku hanya sedang banyak berfikir. Baji-san tidak jadi bertemu teman mu?" Tanya chifuyu membuat jawaban itu tak membuat baji puas sehingga kini baji mendekatkan wajah nya menuju chifuyu yang salah tingkah dan berusaha mundur, namun ia lupa lengan kokoh kekasih nya itu belum terlepas dari pinggang ramping nya.
"E..eh-ehhhh baji-san! Apa yang in-gin kau lakukan"
Cupp
Sebuah kecupan terjadi, chifuyu melotot dengan pipi memerah padam membuat baji tersenyum miring kemudian menatap serius kekasih nya.
"Cukup bebani otak mu mulai sekarang sayang, kesehatan mu juga penting jika kau ingin terus berupaya untuk mencari takemichi. Kita sudah serahkan ini ke naoto jadi aku minta kau untung tenang" ujar baji serius
Bukanya ia tak tau, pria matsuno ini bahkan kehilangan selera makan dan tidur dengan gelisah hampir setiap malam. Pernah saat baji baru saja pulang dan ingin memeluk chifuyu di dapur seperti rutinitas manis mereka, baji melihat chifuyu menyalakan kompor tampa wajan di atas nya dan dengan cepat baji mematikan kompor itu sebelum terjadi sesuatu dengan pria yang melamun itu.
"A-aku bukanya tidak percaya naoto. Tapi naoto bilang di telpon kemarin ini bisa saja menyeret banyak nama nama besar dan berbahaya! Entah apa nasib sahabat ku di sana!" Kata chifuyu
"Hei... Hei tenang lah, tenang kan dulu diri mu. Aku yakin ia akan baik baik saja kita sudah mendengar naoto juga bilang takemichi kemungkinan hanya korban salah sasaran"
"Tapi dia..."
"Sudahlah chifuyu, percaya pada ku. Jika kau begini dan melupakan kesehatan mu maka aku bersumpah akan mengurung mu di rumah dan tidak akan mengajak mu menemui naoto" ujar baji tegas pada chifuyu dengan raut wajah tak terimanya. Saat ia hendak menyangkal, pelukan erat dan tatapan elang baji menghentikan suaranya yang hendak keluar dari tenggorokan.
Ia tak bisa apa apa, dan hanya berharap agar sahabat nya kembali tampa kurang suatu apapun.
Klingg...
Suara bel pintu berbunyi menandakan seseorang masuk ke padshope yang serba putih, membuat atensi sepasang kekasih itu terarah ke arah sosok pria lainya yang ada di ruangan itu.
Chifuyu segera melepas rangkulan tangan kokoh baji dan merapihkan tampilan nya, baji menaruh ekspresi tak suka kekasihnya memutus kontak dengan nya dan menatap jengkel sosok pria lainya yang menatap malas pada adegan mesra sepasang kekasih di muka umum.
"Aku heran mengapa tempat ini ramai dengan pelanggan jika setiap kali mereka datang, maka yang menyambut adalah adegan vulgar kalian" kata sosok itu sambil menyilangkan tangan di dada
"Mengapa kau tidak pergi ke club dan dapat kan kekasih" jawab baji sama jengkelnya
"Aku terlalu sempurna untuk orang orang itu" jawab nya
"Serius? Bukan karena kau pata hati akan cinta pertama mu yang memilih orang lain?" Ejek baji
"Anjing sialan, ku pukul pantat mu hingga kau tak bisa duduk!!!"
Orang itu mengambil ancang ancang untuk memukul baji menggunakan sepatu, namun baji dengan tawa ejekan nya malah berlindung di belakang punggung kecil chifuyu yang hanya diam, malu, dan memperhatikan kedua sahabat ini berkelahi. Sudah sangat terbiasa
"Akh.. baji-san! Jangan seperti anak kecil. um kazutora-san maaf tentang yang tadi kau lihat, silahkan duduk aku akan membuatkan kalian cemilan dan kopi"
"Aww! Sayanggg itu sakit!"
Chifuyu berbalik, tak lupa mencubit baji di bagian perut hingga lelaki bongsor itu kesakitan dan di hadiahi tatapan kazutora yang sekarang mood nya naik karena chifuyu lebih membelanya. Setelah chifuyu pergi, kini hanya tinggal mereka berdua di sofa tunggu padshope yang dimiliki sepasang kekasih itu.
Kazutora kini duduk dengan santai memakai baju hitam dengan repperd jeans sobek serta bots mengkilap yang di padukan dengan rambut dwi warna yang di ikat asal hampir sama dengan rambut legam baji yang juga di ikat asal namun tak memudarkan ketampanan kedua lelaki bersurai panjang itu.
"Mengapa aku kemari" mulai baji setelah sebuah rokok tersulut di antara merah bibir nya
"Apa ada larangan aku tak boleh kemari" jawab kazutora kesal
"Jangan bertele tele, bahkan sejak terakhir permasalahan kita selesai kau tak pernah menampak kan batang hidung mu kesini" baji menatap kazutora yang hanya bersandar malas di sofa
"Yah, hanya bosan. Apa kau tak bosan bertingkah kekanakan dan saling bermusuhan" tanya kazutora yang kini menatap pria itu
"Ck, kau yang mulai keparat"
"Kisaki yang mulai, semuanya salah nya" jawab kazutora datar
"Oh, ngomong ngomong apa dia mati?" Tanya baji tiba tiba membuat kazutora menganggkat alis nya bingung
"Thats important to discuss? Apa peduli mu"
Nada itu, nada yang kazutora gunakan bahkan tak bisa baji tebak itu gurauan atau serkasme belaka karena baji sosok yang di nilai kazutora munafik dan tak ingin tersentuh dunia haram yang teman teman karib nya jalani kini dengan santai nya membawa topik yang cukup sensitif dan hanya iner organisasi ini saja yang bisa tau dan berbicara. Terlepas dari konflik yang dulu sempat mereka rasakan baik kazutora dan baji mereka tidak pernah ada kata berakhir atau maaf dalam hubungan pertemanan mereka, dalam kurun waktu hampir setengah usia mereka untuk berteman kata kata itu terlalu mengekang dan canggung sehingga tampa kata mereka bahkan bisa paham satu sama lain.
Sehingga pertemanan mereka bagaikan air, tampa di minta tampa tau kapan itu berhenti, semuanya mengalir dan baik baik saja jika tak di tahan.
"Kinda, karena aku punya beberapa pertanyaan untuk mu" ujar baji
"HAHAHAHAHA.... about what? Jika ia mati tak ada ruginya bagi ku, mikey akan mengurusnya" jawab kazutora enteng
"Kau tak mungkin tak tau mengenai apapun kan, kazutora"
"Well... Ya, cepatlah apa yang ingin kau tanyakan"
"Apa yang telah di lakukan mikey"
Dan untuk kali ini, baji hanya bertaruh dengan nasib juga takdir jika kazutora siap meledakan pelatuk pistol yang ada di balik kemeja nya yang saat ini sedang kazutora pegang dengan mata dingin.