13%

968 102 35
                                    

Hujan rintik siang itu membawa hawa dingin yang serasa menusuk setiap pori pori yang di miliki laki laki bersurai hitam dan bermata zambrut di sebuah patshope di dekat kota yang ramai lalu langan kendaraan maupun pejalan kaki.

Wajah nya sendu dengan sorot mata melamun kosong, duduk di sebuah kursi dengan merebahkan kepalanya ke tangan di meja kasir. Hingga ia tak sadar bahwa sesosok pria tampan melingkarkan lengan kokoh nya ke pinggang pria itu dan mencium tengkuk lehernya hingga ia terkejut namun sedetik kemudian menyadari siapa yang melakukan itu hingga urat urat tangan nya mengendur kembali.

"Baji-san! Jangan membuat ku terkejut" ucap matsuno chifuyu dengan wajah sebal memandang pria bersurai hitam pekat yang di cepol asal itu yang sedang asik terkekeh.

"Um.. kau juga mengapa melamun di siang hari begini" tanya baji bergumam samar di leher chifuyu membuat nya geli.

Chifuyu membalik badan nya di kursi putar itu hingga wajah baji keisuke terpampang di hadapan nya dengan malas menengkup wajah tunangan nya itu hingga mereka saling bertatapan.

"Tidak apa apa, aku hanya sedang banyak berfikir. Baji-san tidak jadi bertemu teman mu?" Tanya chifuyu membuat jawaban itu tak membuat baji puas sehingga kini baji mendekatkan wajah nya menuju chifuyu yang salah tingkah dan berusaha mundur, namun ia lupa lengan kokoh kekasih nya itu belum terlepas dari pinggang ramping nya.

"E..eh-ehhhh baji-san! Apa yang in-gin kau lakukan"

Cupp

Sebuah kecupan terjadi, chifuyu melotot dengan pipi memerah padam membuat baji tersenyum miring kemudian menatap serius kekasih nya.

"Cukup bebani otak mu mulai sekarang sayang, kesehatan mu juga penting jika kau ingin terus berupaya untuk mencari takemichi. Kita sudah serahkan ini ke naoto jadi aku minta kau untung tenang" ujar baji serius

Bukanya ia tak tau, pria matsuno ini bahkan kehilangan selera makan dan tidur dengan gelisah hampir setiap malam. Pernah saat baji baru saja pulang dan ingin memeluk chifuyu di dapur seperti rutinitas manis mereka, baji melihat chifuyu menyalakan kompor tampa wajan di atas nya dan dengan cepat baji mematikan kompor itu sebelum terjadi sesuatu dengan pria yang melamun itu.

"A-aku bukanya tidak percaya naoto. Tapi naoto bilang di telpon kemarin ini bisa saja menyeret banyak nama nama besar dan berbahaya! Entah apa nasib sahabat ku di sana!" Kata chifuyu

"Hei... Hei tenang lah, tenang kan dulu diri mu. Aku yakin ia akan baik baik saja kita sudah mendengar naoto juga bilang takemichi kemungkinan hanya korban salah sasaran"

"Tapi dia..."

"Sudahlah chifuyu, percaya pada ku. Jika kau begini dan melupakan kesehatan mu maka aku bersumpah akan mengurung mu di rumah dan tidak akan mengajak mu menemui naoto" ujar baji tegas pada chifuyu dengan raut wajah tak terimanya. Saat ia hendak menyangkal, pelukan erat dan tatapan elang baji menghentikan suaranya yang hendak keluar dari tenggorokan.

Ia tak bisa apa apa, dan hanya berharap agar sahabat nya kembali tampa kurang suatu apapun.

Klingg...

Suara bel pintu berbunyi menandakan seseorang masuk ke padshope yang serba putih, membuat atensi sepasang kekasih itu terarah ke arah sosok pria lainya yang ada di ruangan itu.

Chifuyu segera melepas rangkulan tangan kokoh baji dan merapihkan tampilan nya, baji menaruh ekspresi tak suka kekasihnya memutus kontak dengan nya dan menatap jengkel sosok pria lainya yang menatap malas pada adegan mesra sepasang kekasih di muka umum.

"Aku heran mengapa tempat ini ramai dengan pelanggan jika setiap kali mereka datang, maka yang menyambut adalah adegan vulgar kalian" kata sosok itu sambil menyilangkan tangan di dada

N I E R V A N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang