08

494 84 10
                                    

Happy Reading!

Seorang pria dengan balutan seragam putih bersabuk hitam terlihat bertepuk tangan keras hingga suara yang dihasilkan mampu memenuhi luasnya ruang latihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria dengan balutan seragam putih bersabuk hitam terlihat bertepuk tangan keras hingga suara yang dihasilkan mampu memenuhi luasnya ruang latihan.

Seluruh pasang mata para anggota di sana yang sebelumnya tengah sibuk terhadap aktivitasnya masing-masing seperti mengobrol, makan, minum dan lain sebagainya, spontan mengalihkan atensi mereka kepada pria tersebut.

"Ayo semua kumpul! Istirahat sudah selesai! Waktunya evaluasi!" Ujarnya tegas.

Satu persatu anggota mulai berkumpul membentuk barisan seperti awal dimulainya latihan, namun bedanya adalah mereka dipinta untuk duduk, dan formasi yang digunakan pun bebas atau tidak urut sesuai tingkatan sabuk.

Nayla yang sejak awal tak berpindah dari posisinya pun spontan berdiri begitu mendengar instruksi sang pelatih di depan. Ia terdiam sejenak seraya mengalihkan pandangan ke arah pintu ruangan dengan raut wajah tampak menantikan seseorang.

"Kak Hyunjin belum dateng lagi." Gumamnya. Setelah itu tanpa pikir panjang, kakinya bergerak maju menuju ke luar ruang latihan berniat menyusul lelaki itu.

Setibanya di luar, tepatnya di koridor dasar sekolahnya yang diterangi cahaya lampu, ia celingukan ke kanan dan ke kiri. Suasana tampak begitu sunyi lantaran waktu sudah semakin malam, tak ada satupun penghuni di sana termasuk keberadaan lelaki itu.

Kemudian ia lanjut berjalan menelusuri koridor seorang diri dengan langkah cepat ke arah lobi.

Sampai di lobi, ia mendekat ke pintu masuk berbahan kaca warna hitam yang terbuka sebelah. Dengan kedua tangan memegang pinggiran pintu, ia mencondongkan dirinya dari ujung kepala hingga dada ke luar.

Detik berikutnya, netra bulatnya sontak berbinar bersamaan senyumnya yang mengembang otomatis sampai deretan giginya terlihat.

"Kak Hyunjin!"

Hyunjin. Lelaki itu tengah duduk santai di atas kursi panjang teras dengan kaki naik sebelah sambil menyesap rokok. Lantas kepalanya menoleh kala ada yang menyebut namanya.

Ia menatap Nayla yang berada di sebelah kirinya tanpa ekspresi seperti biasa.

"Udah disuruh kumpul kak, ayo masuk!" Ajak gadis itu masih pada posisinya dengan nada yang terdengar seperti seorang bocah tengah menyuruh kakaknya.

Hyunjin memalingkan wajahnya ke arah lain, "Males." Jawabnya lalu kembali menghisap rokoknya.

"Tinggal evaluasi doang kok, kak. Kakak kan pelatih, masa gak ikut."

"Suka-suka gue." Nayla cemberut.

"Emang boleh begitu ya?" Tanyanya polos.

"Gue bilang suka-suka gue-"

"Aaa!!! Kecoaa!" Teriak gadis itu tiba-tiba sambil berlari terbirit-birit menghampiri Hyunjin dan langsung duduk di sebelahnya untuk berlindung dengan refleks melingkarkan kedua tangannya di lengan lelaki itu.

Scars | Hyunjin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang