Jaemin kembali dengan Hoodie hitamnya, pada awalnya ia tidak mau memakai hoodie itu kembali karena secara tidak sengaja kembaran dengan Jeno. Sekarang ia tak peduli, daripada bet nama Lee Jeno terpampang jelas di dadanya.
"Jaemin? Ada apa dengan rambutmu?" Haechan mengernyit
"Tak apa, hanya insiden memuakkan. Sudahlah aku mau makan, makananku sudah dingin. Untung saja tidak kalian makan"
"Aku sudah menjadi amanahku untuk menjaganya dari Haechan" Renjun tersenyum senang sedangkan pemuda Lee itu cemberut
"Oiya Jaemin.. Kenapa kau memakai hoodie itu? Bukannya kau tak suka saat di kelas tadi?" Tanya Shotaro heran. Perasaan di kelas tadi Jaemin ngomel-ngomel sambil melepas hoodie hitam itu.
"Aku suka, hanya tadi sedikit gerah saja. Sudah jangan ajak aku bicara, meladeni kalian saat makan bisa membuatku tersedak"
"Hm... Hei Taro, di mana Lele? Sampai istirahat mau selesai dia belum datang" Renjun bertanya, yah siapa yang tidak heran karena Lele yang paling antusias jika makan di kantin bersama.
"Katanya ia tidak masuk. Aku tidak tahu kenapa. Aku chat juga belum di balas" Jawab Shotaro
"Apa dia sakit?"
"Entah aku tidak tahu"
Haechan selalu manusia yang terakhir kali melihat Chenle hanya diam. Ia tahu kemana Chenle pergi dan dengan urusan apa.
"Aku rasa dia baik-baik saja" Sela Haechan, wajahnya tampak meyakinkan dan akhirnya Shotaro dan juga Renjun mengangguk paham
"Oiya Renjun, Jaemin. Tampaknya aku akan pergi dengan Mark untuk mengevaluasi eskul"
"Kau yakin? Janji tidak di culik?"
"Hahaha tidaklah, tenang saja aku akan kembali dengan selamat dan utuh. Oiya kalian tahu siapa itu Choi Jisu?"
"Hah? Apa dia bersekolah di sini?" tanya Shotaro kembali
"Iya, tampaknya ia adalah eksekutif," jawab Haechan kembali
"Seingatku tidak ada nama itu di daftar nama anak eksekutif" ujar Jaemin sambil mengaduk supnya
"Hmmm okelah kalau begitu.."
"Kenapa kau menanyakan hal itu?" Renjun bertanya
"Tidak ada apa-apa, hanya penasaran saja."
Bel masuk berbunyi dan keempatnya segera beranjak dan masuk ke kelas masing-masing.
Haechan duduk ke tempat duduknya yang berada di samping Jeno.
"Jen, apa kau bertemu Jaemin saat istirahat tadi?"
"Bukan urusanmu. Oiya walau keluargaku mengatakan kalau kau adalah Donghyuck atau siapapun itu... Bukan berati kita dekat Haechan"
Haechan mengernyit, "Yah baiklah. Tapi sebagai kakak ipar yang baik aku akan tetap bersikap baik padamu." Perkataan Haechan membuat Jeno bingung, tetapi dengan tingkah bodo amatnya ia memilih tak memikirkan perkataan Haechan lebih jauh.
Saat pelajaran berlangsung Haechan selalu terbayang perkataan Hendery. Sebenarnya siapa itu Hendery. Kenapa ia mengaku sebagai Pangeran? Salahnya siapa yang menaruh Haechan di bagian pemburu bukan penjaga pangeran. Yah.. Haechan tak ingat pernah melihat wajah asli pangeran itu.
Bodohnya manusia bernama Hendery itu mengatakan bahwa ia pernah melihat Haechan dan Haechan pernah melihatnya.
'Kenapa pula ia memberikan nama Haechan padaku. Jika pun ia pangeran dengan penjagaan ketat, kenapa ia mengatakan bahwa aku pernah melihat wajahnya dan ia melihat wajahku. Ada apa denganmu Hendery'
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙃𝙪𝙣𝙩𝙚𝙧 || MARKHYUCK
FanfictionPemuda manis berkulit tan, Haechan. Ia akan memulai kisah baru dalam hidupnya dari yang dulunya hanya anak buangan yang dijadikan tameng, saatnya ia bebas dari kekangan Banyak manusia yang akan ia temui entah untuk menjadi kawan atau bertindak menj...