Apa yang akan Nararya lakukan, Jika Anaknya diperlakukan seperti ini oleh keturunan Bahuwirya?
Hujan cukup deras mengguyur kota Jakarta tak terkecuali hingga sudut sudut taman kota. Rintiknya tak sebesar batu tapi juga tak sekecil butiran pasir, menetes hingga kelak Tuhan telah katakan cukup.Masalah tentang Tiara dan Nuca kini bukan lagi masalah berdua, Axell sengaja minta Nuca buat datang kerumahnya sekalian buat makan malem hari ini.
"Nuc, duduk" Axell udah stand by didepan ruang tengah.
Setelah tau bisik bisik yang ada di ruangan Tiara tadi, Axell gak ingin banyak basa basi sama Nuca, ingin cepet dikelarin biar dia bisa ngambil langkah paling tepat buat selanjutnya.
"Ko.." ucap Nuca yang cukup lemes sore hari ini.
"Lemes banget lu, kenapa?" tanya Axell dengan tatapan yang sama sekali gak bersahaja.
"Tinjauan di Danau, debat capres minta danaunya di urug. Kacau banget tu orang serakahnya bukan main main, minta saluran airnya ditutup buat jadi akses. Mau gila kayanya gue" kata Nuca sambil nyandarin badannya di kursi.
"Udah puas lo jadi budak korporat, Udah puas nyakitin Tiara?"
"Apaan" ucap Nuca merebahkan tubuhnya
"Serius! Gua mau nanya, coba jelasin hubungan lu sama Tiara itu ada apa"
Nuca menghentak kaget, sejak kapan Axell tau tentang hubungan mereka berdua. Bahkan sepertinya habis pertemuan hari ini, dia berhasil buat nutupin semuanya. Tapi kenapa bisa tau, apa jangan jangan Tiara cerita semuanya.
"Gausah bengong kaya orang tolol lu! Gua udah tau semua. Betapa nggak enaknya gua bawa dia meeting diluar tau tau dia nangis. Kepikiran gak sampai sana?" ucap Axell ketus
Tiara nangis, gara gara gue? Batin Nuca kini makin merasa gak enak gara gara kelakuan dia yang ngomong kalau dia gak kenal sama Tiara didepan Kevin sama Axell, khususnya didepan Tiara juga. Lebih dari itu, omongannya yang nyamain Tiara kaya barang 'bekas' didepan Axell.
"Berantem aja yo! Lu diajakin ngomong nggak nyaut" Habis kayanya kesabaran Axell ngadepin Nuca yang kaya pura pura bego setelah bikin nangis anak orang.
BUG!
"Duh Sakit Ko, bisa gak usah nonjok gak?" ucap Nuca
"Lu kalau gua ngomong liat gua! Jawab! malah plenga plengo kaya orang bodoh" ucapan Axell emang gak dibuat buat, emang gitu adanya kalau Axell marah kayanya burung burung lebih mending diem di sangkarnya dan pura pura mati dari pada ngeliat Axell ngamuk.
"Oke, harus gua ceritain dari mana dulu?"
"Lu kenal sama Tiara?" Ucapnya setengah membentak
"Kenal"
"Lu pacarnya?"
"Iya"
"Trus lu tinggalin dia gitu aja?"
Nuca terdiam sejenak "iya"
"dari kapan?"
"Semenjak makan malem keluarga kita yang terakhir"
"berbulan-bulan yang lalu? Lu tinggalin dia?"
"Iya"
"Ada hubungannya sama Lu masuk ke sana?"
"Malam itu, gue jalan balik ke resort punya bokap gue, di puncak. Saat itu ditengah jalan ada orang orang yang ngehalau, sekitar 10 orang. Platnya jelas dari daerah Jakarta dan gua nyangka itu adalah utusan kakek"
"Trus"
"salah satu dari mereka maju buat minta gua sama dia ngobrol berdua didalam mobil mereka, gua sempet mikir kalau mreka mau bawa gue, ternyata salah." Ucap Nuca mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
REKADAYA
Teen FictionKetika kebohongan yang kembali mencuat, ia seperti sebuah heroin.. mengikat dan membunuh. Namun cinta, ia memberi segalanya baik canda atau tangis. Tiara Aruna Nararya seorang wanita kuat, sangat independen, namun ada hal yang menjadi kelemahannya...