"Hiks ---Michael jahat" (Namakamu) berlari
meninggalkan taman, tak peduli jika Michael akan
mencarinya. Rencananya untuk fitting baju
pertunangan harus diundur. (Namakamu) merasa
sangat membenci Michael hari ini. Lagipula apa
Michael akan mencarinya? (Namakamu)pun ragu.
Saat ini Michael sedang sibuk dengan gadis yang
ia cintai'kan? (Namakamu) tak terlihat dimata
Michael kali ini.
"Tuhan..hiks-- aku harus kemana?"
**
"Makasih ya kamu udah nemenin aku. Sekarang
perasaan aku jadi lebih tenang"
Michael mengangguk sambil tersenyum,
mengusap pelan pipi gadis dihadapannya.
Yap, sekarang sudah jam dua siang. Dan selama
itu pula Michael melupakan 'calon tunangannya'
yang entah ada dimana sekarang. Pikirannya
benar-benar telah tergantikan oleh Steffanie
Zamora Husein, hanya dia.
"Masuk dulu yah?" Steffy menarik lembut tangan
Michael menghampiri rumahnya. Namun Michael
masih terdiam tepat ditempatnya berdiri.
"Maaf, lain kali aja ya? Ini udah siang"tolak
Michael lembut.
Steffy menundukan kepalanya, setelah mendapat
perhatian lebih dari Michael, ia menjadi sangat
manja.
"Aku bakal main kerumah kamu, tapi lain waktu.
Sekarang udah mendung. Ya?" Michael
memegangi kedua pipi gadis itu dan mencoba
merayunya. Pria berparaskan bule itu mencoba
meyakinkan Steffy. Entah mengapa ia tidak ingin
jika gadis cantik itu marah kepada dirinya.
Steffy menengadahkan kepalanya, menatap langit
yang sudah mulai tertutupi awan hitam. Siang ini
memang mendung, dan sepertinya akan turun
hujan yang sangat deras. Dengan berat hati,
Steffy mengangguk.
"Janji ya?"
Michael kembali tersenyum tenang, "Iya.
Sekarang kamu masuk ya. Aku nggak mau terjadi
sesuatu sama kamu"
Steffy terkekeh, padahal ia sudah berada tepat
dipekarangan rumahnya. Perhatian Michael
memang terlalu berlebihan. Tapi Steffy sangat
senang diperlakukan seperti ini.
Kemana saja Steffy selama ini? Terus mencoba
KAMU SEDANG MEMBACA
Crowded
Romance“harus yaa trutnya begitu-an!” seseorang pria yang tengah berkumpul mengelilingi salah satu meja kelasnya bersama para sahabatnya tengah memprotes apa yang dipinta kedua sahabatnya yang masih asik tertawa renyah ini. “apa susahnya sih, Baal? Ini tuh...