"Dimana Rossaline?" Tanya Sera yang baru saja sampai di UGD.
Salah satu suster menyahut, "Dokter Rose berada di ruangannya. Tadi sempat pamit,"
Sosok wanita dengan jas putih itu tampak mendengkus kasar, sebelum akhirnya berjalan dengan cepat menuju ruangan orang yang ia cari.
"Pagi dokter Sera," sapa beberapa perawat yang melihatnya.
Ya, wanita itu adalah Sera Marlina yang tengah penasaran setengah mati ingin bertemu dengan Rossaline.
"Rose!" teriaknya, begitu ia membuka pintu ruangan tersebut, dan menemukan sosok yang di carinya tengah sibuk di depan komputer.
"Rossaline Adijaya!" teriaknya lagi.
Sang pemilik nama itu berdecak kesal. "Apa? Kenapa berteriak?" sungutnya, sembari menatap wajah Sera yang sudah seperti Zombi itu.
Kantung matanya menghitam, wajahnya terlihat sangat lelah, dan lusuh. Jangan lupakan rambut panjangnya yang berantakan itu.
"Sialan kau! Katakan, siapa laki-laki itu?" tanyanya tanpa duduk terlebih dahulu.
Rossaline menghela napas. "Laki-laki siapa? Ck! Berkaca dulu, wajahmu sudah seperti zombi!" cibirnya.
"Kau pikir, aku seperti ini karena siapa? Siapa yang ingin di gantikan piket malamnya, selama satu bulan?"
Rossaline memutar bola matanya. "Kau sendiri yang meminta,"
Sera berdecak. "Ck! Jangan coba-coba mengalihkan pembicaraan. Katakan dengan jelas, siapa laki-laki yang semalam menjawab telepon dariku?"
Rossaline pura-pura kembali sibuk dengan komputernya. Ia sudah menduga jika Rajendra yang menjawab panggilan Sera. "Laki-laki siapa? Jangan mengejekku yang jomblo ini,"
Sera tampak kesal, "Ayolah Rossaline. Kau tahu, aku sedang tidak bercanda!"
Rossaline mengangguk. "Iya aku tahu. Tapi, kau juga tahu jika aku ini jomblo,"
Sera menggeleng, dan duduk di hadapan Rossaline. "No! Pasti ada sesuatu yang kau sembunyikan," katanya dengan mata yang memicing ke arahnya.
"Tidak ada yang di sembunyikan, Sera Marlina," ia mencoba untuk menghindari semua pertanyaan Sera.
Damn! Lagi pula, bagaimana bisa Rajendra yang menjawab telepon dari Sera? Arrgh! Alister satu itu benar-benar menyebalkan.
"Aku sangat yakin, pria itu bukan adikmu, Dirga!"
Astaga, Sera masih bersikukuh untuk membuatnya menjawab semua pertanyaan itu.
Rossaline menghela napas, ia juga penasaran memangnya apa saja yang Rajendra katakan sampai Sera terlihat sangat penasaran setengah mati.
Ia berdeham, "Memangnya apa yang membuatmu sangat penasaran?"
Kini giliran Sera yang menghela napas. "Baiklah. Pertama, aku penasaran siapa laki-laki itu. Kedua, kenapa ia bisa berada di apartemenmu? Dan ketiga, sejak kapan kau memiliki kekasih?"
What? Kedua mata Rossaline langsung membulat. Apa katanya, kekasih?
"Wait? Kekasih katamu?"
Sera memutar bola matanya, "Ayolah Rose, jangan berpura-pura tidak tahu. Jelas-jelas pria itu mengatakan, 'Kekasihnya,' begitu aku bertanya siapa dirinya," paparnya.
Lagi, Rossaline kembali terkejut dengan apa yang Sera katakan. Kenapa Rajendra bisa mengatakan hal itu kepada Sera?
Rajendra sialan! Pria itu hanya mempersulit hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penakluk [PROSES PENERBITAN]
RomanceBEBERAPA PART TELAH DI HAPUS UNTUK PROSES PENERBITAN #1 Betrayal (20/06/2023) #1 Krystal (15/04/2023) #3 Alister (19/08/2022) #11 Conflict (22/08/2022) #5 Rajendra (03/09/2022) #1 Betrayal (13/06/2023) #6 Completed (25/11/2022) #4 Jakarta...