[Bagaimana jika seorang pria kembali kemasa lalu? ]
Nyatanya semua penyesalan selalu berada di akhir bukan?
Dia Brayden seorang pria tampan, kaya raya yang menyesali semuanya, Semua hal yang tidak bisa di ubahnya lagi.
Sebuah hal yang membuat dunia...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sinopsis:
Kiernan adalah sosok dingin dan kejam, dia juga suka membunuh orang yang telah mengganggunya.
Tetapi walau begitu, dia sama seperti manusia pada umumnya yang memiliki cinta untuk gadis dimasa lalunya yaitu Ralei.
Setelah sekian lama mereka berpisah, akhirnya Kiernan dan Ralei kembali dipertemukan. Dengan segala perlakuan manis Kiernan dan sikap lembut Ralei.
Ralei adalah gadis yang memiliki masa kelam dihidupnya, tetapi walau begitu dia masih bisa tersenyum dengan manis dan membuat orang-orang yang berada disisinya menjadi menyukainya.
masa kelam Ralei terjadi saat ayahnya membunuh ibunya, adiknya, kakek dan neneknya. hingga hanya menyisahkan dia, kakak, dan pamannya.
ini tentang kehidupan Kiernan dan Ralei yang setelah sekian lama akhirnya bertemu.
Tentang kelakuan Kiernan yang sering membuat Ralei tersenyum dan semakin merasakan debar dijantungnya begitupun dengan Kiernan.
Ini juga tentang Ralei yang mencari ayahnya untuk membalas dendam.
membalas dendam akan hari-hari buruknya!
Sikap Kiernan dan Ralei akan selalu membuat kalian menjadi gigit jari. Dan merasa baper!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Siang yang terik dengan matahari ini, Adra dan Max sedang menjalankan tugas mereka. Apa lagi jika bertemu degan klien?
Seharusnya Brayden yang mendatangi para klien, namun karna sekarang kedatangan Rira di kantor, akhirnya mereka berdua yang bertemu klien.
Ya Bos mereka tidak ingin kebersamaan dengan sang wanita pujaan di ganggu. Entahlah Brayden seperti remaja yang baru mengenal cinta bagi mereka.
Mereka berdua duduk di cafe bintang lima sembari menunggu klien tersebut. Minuman berkopi sudah tersedia di meja dengan rapih.
"maaf saya terlambat" suara lembut mengalun membuat Adra dan Max mendongak menatap seorang wanita cantik dengan rambut diikat kuda.
Wanita itu menatap Adra dan Max bergantian lalu pandangannya tertuju kepada Adra "Adra?" tanyanya
Adra yang bertampang dingin hanya menaikkan sebelah alisnya tidak berminat sama sekali.
"kamu beneran Adra kan? Kamu inget aku gak?" pertanyaan cepat diberikan oleh wanita dengan nama Hazel tersebut.
"kamu siapa?" akhirnya Adra bertanya walau tidak minat sama sekali.
"aku Hazel loh, teman sd sama smp kamu. Lupa ya sama aku?" nada sedih Hazel berikan ketika mengatakannya.
"maaf" Adra meminta maaf dengan singkat karna tidak mengenali teman lamanya. Tetapi walau begitu dia terus mencoba mengingat siapa sosok Hazel.
Hingga akhirnya sebuah lintasan memori dimana ketika dulu, Adra dan Hazel kecil ternyata seorang teman dekat.
Atau mungkin Hazel yang selalu mencoba dekat? Selain itu sikap Hazel yang periang, dan baik hati membuatnya mau berteman dengan wanita itu.
Dulu Hazel adalah gadis kecil dengan mata bulat dan pipi merah alami dan tembam namun sekarang wanita itu menjadi sangat cantik
Sama seperti namanya, rambut panjng dengan ikat kuda tersebut berwarna Hazel. Bola mata wanita itu berwarna hitam namun sangatlah indah.
Dan Adra mengakuinya.
Bahkan jika dibandingkan dengan Ferren, maka Hazel yng menang, wanita seperti Hazel lebih berwibawa dan memiliki aura yang menenangkan
"Ekhm ayo mulai" deheman Max membuat mereka mangangguk dan mulai bersikap profesional. Karna bagaimanapun sekarang adalah waktunya untuk bekerja.
Bukan malah mengobrol tidak jelas.
<~~~~~•~~~~~>
Di ruangan kerja sang bos, Brayden sedang mengecek berkas-berkas yang menumpuk sedangkan istri cantiknya sedang membaca sebuah novel.
Ruangan itu terlihat sunyi karna mereka sibuk dengan dunia masing-masing hingga akhirnya suara Rira membuat ruangan ini menjadi tidak sunyi.
"ish kesel banget bacanya!" gerutu wanita cantik itu kesal.
"kenapa sih?" tanya Brayden lembut. Brayden meletakkan berkasnya dan berfokus kepada Rira.
Rira berjalan menuju suaminya lalu duduk di pangkuan Brayden begitu saja "aku kesel sama novelnya!"
"sini aku buat gak kesel" Brayden menciumi seluruh wajah istrinya agar Rira tidak kesal.
"akhh Brayden diam!" teriak Rira menggema dengan kesal. Sedang kesal ditambah kesal. Seharusnya jika sedang kesal diberi yang kek...
"aku mau minum" ucap Rira membuat Brayden langsung mengambil air putih di sisi meja kerjanya.
"bukan minum air putih! Tapi aku mau susu" ucap wanita itu cepat
"sebentar aku panggilin orang bawah" Brayden ingin menyentuh telepon untuk menelpon para pekerjanya, namun sentuhan dari Rira membuatnya berhenti melakukan apa yang dia inginkam.
Rira menggeleng dengen cepat "aku gak mau itu!"
"kan kamu mau susu, jadi aku panggilin ob suruh buatin, Atau mau aku yang buatain?" tanyanya lembut bahkan nada suaranya sama sekali tidak terdengar kesal karna Rira yang banyak maunya.
Rira menggeleng sebagai jawaban.
"gimana kalau aku turun kebawah, pergi kemini market dan beli susu buat kamu?" usulnya sambil tersenyum lembut
Rira menggeleng lagi padahal Brayden sudah memberi saran yang tepat untuknya.
Mungkin jika pria lain yang berada di posisi Brayden, Rira sudah habis di bogem karna banyak maunya.
"aku mau susu" ulang Rira lagi sembali menyandarkan kepalanya di pundak tegap Brayden.
"susu apa?" tanya Brayden masih sangat lembut.
"susu kamu" Brayden diam seketika karna merasa bingung.
"aku mau susu kamu Brayden!" ulang Rira yang membuat Brayden membulatkan matanya sangat terkejut.
Brayden tidak percaya dengan apa yang dia dengar sekarang. Apa telinganya harus dibersihkan sekarang?
Merasa tidak ada respon dari suaminya, Rira menatap Brayden dengan pandangan sedih dan air mata yang mengalir begitu saja.
"hiks... "
"loh sayang jangan nangis dong, mau susu kan, yaudah aku buatin sekarang" ucap Brayden panik.
"ih gak mau dibuatin! Aku maunya susu kamu!" teriak Rira geram. Apakah sekarang suami tampannya sedang menjadi orang bodoh?!
"tapi aku gak mau" Brayden menolak ucapan Rira. Seharusnya kebalik ini! Seharusnya dirinya yang meminta dan bukan Rira! Kok malah jadi begini sih?!
"kamu tuh ya! Kamu minta ke aku, aku kasih, tapi giliran aku minta ke kamu, kamu gak kasih! Jahat kamu!" terik Rira marah dengan air matanya yang mengalir semakin banyak.
"tapi punya aku kecil sayang" suara Brayden terdengar sangat kecil karna bagaimanapun dia sedang malu dan merasa aneh kepada Rira.
"makannya sering di pengangin biar besar!" ucapan vulgar Rira membuat wajah Brayden memerah padam, pria itu sudah seperti layaknya tomat.
"Brayden mau susuuu" ucap Rira lagi disertai rengekan andalannya.
Akhirnya Brayden menurut pria itu membuka kancing kemejanya dengan perlahan.
Rira tersenyum dengan manis, memajukan wajahnya menuju payudara tepos milik Brayden dan siap melahap.
Namun sebelum itu dia berhenti beberapa senti dan menatap payudara Brayden tanpa minat. "gak jadi ah, kecil" ucapnya tanpa dosa
"aku mau susu aja deh! Buatin aku susu sana!" Rira berdiri dari pangkuan Brayden dan mengusir pria itu dengan cepat.
Brayden bernafas lega karna Rira tidak jadi melakukan aksi anehnya. Pria itu dengan cepat meng-kancingi kembali kancing kemeja dan pergi melaksanakan perintah sang kanjeng ratu.
Untung Brayden selamat sekarang.
Brayden berjalan dengan pelan sembari menetralkan detak jantungnya namun pikirannya malah berkelana.
Bagaimana jika Rira meminta susu kepada pria lain? Itu adalah hal yang sangat membahayakan!
Brayden berlari dengan kencang menuju lift agar segera samai didapur kantor.
Sungguh Brayden takut jika Rira akan meminta susu kepada pria lain!