Sunyi menyelimuti perjalanan menuju apartemen Chaeyeon. Wonwoo diam karena memikirkan apakah ini saatnya ia mengungkapkan perasaannya pada gadis yang duduk disampingnya. Sementara Chaeyeonpun memilih diam, memandangi jalanan kota Seoul hingga tidak terasa mobil Wonwoo sudah terparkir rapi di basement apartemennya.
"Makasih buat makan malamnya, oppa. Lain kali aku yang traktir." Ucap Chaeyeon sebelum keluar dari mobil Wonwoo.
Lelaki itu hanya tersenyum tipis apalagi saat mendengar kalimat terakhir Chaeyeon. Lain kali? Mungkinkah mereka akan kembali menghabiskan waktu sebagai seorang teman setelah ia menyatakan perasaannya?
"Chaeyeon.." Panggil Wonwoo seraya berlari kecil mendekati Chaeyeon.
"Ada apa, oppa?" Tanya Chaeyeon.
"Kalau ada apa-apa kabarin aja. Kamu gak sendirian, oppa akan dateng nemenin kamu." Ucap Wonwoo pada akhirnya yang bertolak belakang dengan apa yang sudah ia pikirkan sejak tadi.
Chaeyeon tersenyum menatap Wonwoo. "Makasih oppa. Oppa baik banget, pacar oppa nanti pasti beruntung punya pacar yang perhatian banget." Goda Chaeyeon yang justru memberi waktu yang tepat untuk Wonwoo menyatakan perasaannya.
"Oh ya? Apa bener cewek yang nantinya oppa cintai bakal jadi cewek yang beruntung?" Tanya Wonwoo dengan wajah seriusnya.
Chaeyeon dengan cepat mengangguk dan berkata, "Cewek itu pasti beruntung. Aku yakin oppa pasti memperlakukan pacar oppa dengan baik."
"Berarti kamu cewek yang beruntung."
Kalimat yang Wonwoo ucapkan membuat Chaeyeon membeku. Ia menatap Wonwoo, mencari kebohongan dari sorot mata Wonwoo. Namun, ia tidak menemukannya. Lelaki itu menatapnya dengan serius. Dan apa yang diucapkan adalah suatu kebenaran.
"Iya, aku beruntung bisa jadi temen oppa yang baik ini." Ucap Chaeyeon pada akhirnya, mencoba lari dari pembicaraan itu. "Aku masuk dulu ya." Pamitnya lagi namun, ucapan Wonwoo selanjutnya menghentikan langkahnya.
"Aku suka sama kamu, Chaeyeon."
Chaeyeon membeku di tempat, ia tidak berbalik dan memilih untuk memunggungi Wonwoo. Ia terkejut dan tidak menyangka bahwa lelaki yang ia anggap teman itu ternyata memiliki perasaan untuknya. Ia tidak siap untuk itu, ia tidak ingin menyakiti lelaki baik sepertinya. Ia tidak percaya diri bahkan saat seseorang menyukainya.
"Aku suka kamu, Chaeyeon. Enggak, lebih tepatnya aku jatuh cinta sama kamu. Dari dulu, sampek sekarang perasaan aku gak berubah sama kamu. Aku tau, ini bukan saat yang tepat buat bilang ini. Tapi, aku pengen kamu tau kalau aku cinta dan sayang sama kamu lebih dari seorang teman. Karena aku dari awal gak melihat kamu sebagai teman, tapi sebagai seorang wanita yang aku cintai."
Chaeyeon akhirnya berbalik untuk menatap Wonwoo. Dengan keberanian akhirnya ia bersuara lirih. "Maaf."
Wonwoo melangkah mendekati Chaeyeon. Wonwoo tidak meminta jawaban semacam penolakan atau penerimaan atas ungkapan perasaannya. Karena ia tau, itu adalah resiko yang diterimanya. Hati Chaeyeon bukan untuknya.
"Gak perlu minta maaf. Aku gak minta jawaban kamu, aku cuman pengen kamu tau gimana perasaan ku sebenernya sama kamu. Aku tau gimana perasaan kamu dan untuk siapa perasaan kamu. Tolong jangan minta aku menjauh atau suruh aku buat lupain kamu karena aku gak bisa. Bahkan aku gak bisa berhenti suka sama kamu sejak awal, sebelum kita kenal." Jelas Wonwoo lagi.
Wonwoo tersenyum miris seakan ia ditolak saat Chaeyeon mengatakan maaf. Ia berusaha menguatkan hatinya dan berharap setelah ini, Chaeyeon tidak akan menjauhinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story of Idols
FanfictionKetika para idola hanya manusia biasa yang ingin merasakan cinta. Ketika para idola yang memiliki kehidupan sendiri saat di belakang kamera. Menjadi diri sendiri layaknya manusia pada umumnya yang juga merasakan pahit manisnya pertemanan dan cinta...