Part 2

9 3 1
                                    

harap bijak dalam membaca. dalam cerita ini terdapat beberapa adegan diatas 18 tahun.

silakan berkomentar apapun tentang penulis dan ceritanya, semua kata-kata dipersilakan untuk kalian tulis di kolom komentar yang sudah tersedia.

jika ingin memberikan partisipasi silakan klik tombol bintang dibawah.

bantu penulis jika terdapat typo dalam ceritanya.

......................

Seperti biasa, pertemuan dengan seseorang dalam hidupmu tidak harus selalu dipikirkan. Sama hal nya dengan gandi yang tidak memperdulikan pertemuannya dengan ninda tempo hari. Bukan waktunya untuk beroverthingking.

Namun sepertinya takdir berkata lain "selamat sore, mau pesan apa kak-- ninda?"

"hai gan. Aku mau Americano 1, dan chocolate cake 1"

"ada tambahan lain kak?"

"engga"

"totalnya jadi 40 ribu kak"

Ninda membayar pesanannya lalu mencari tempat yang kosong.

Ninda sibukk dengan laptonya tanpa menyadari bahwa pesannya sudag dating, ninda memberikan tempat lalu menjawab panggilan dari telponnya.

"ya kenapa ra?"

"dimana lu?"

"café kemaren"

"yang mana?. Gandi yah?"

"mmm"

" kebetulan lu disana, bilangin gandi buat---" ucapan clara mengganntung karena dipotong ninda

"kenapa lu ga ngomong ke-dia sendiri"

"kan sekalian lu udah disana"

"ribet yah"

"bilangin sama gandi malam ini ngumpul di tempat biasa, ajak adiknya juga. Thank u ninda, love u"

Belum sempat ninda menjawab, panggilan itu sudah terputus secara sepihak. Ninda meletakkan ponselnya asal lalu kembali pada laptopnya.

Hampir dua jam ninda disana, akhirnya ninda memutuskan untuk pulang, mengerjakan sisa pekerjaanya dirumah.

Ninda menuju gandi yang berada di meja kasir " kata clara malam mini kumpul ditempat biasa, ajak adik lu juga"

Selesai mengucapkan amanah itu, ninda keluar dari cafeteria tanpa menunggu respon dari gandi.

Malamnya, Ninda menghela napas berat karena harus dating keacara yang dia tidak tau apa-apa didalamnya. "lu kenapa harus bawa gua sih?"

"ya elah biar lu nambah teman, gua tau lu jenuh tiap hari natap laptop"

Ninda tidak merespon ucapan clara, ninda sibuk dengan ponselnya hingga segerombolan om-om geng motor bergabung dengan mereka. Ninda meletakkan ponselnya lalu tersenyum ramah.

Siapa lagi ini, batin ninda

Bukan hanya itu, ninda juga melihat sosok gandi dengan setelah serba hitam dalam balutan jaket kulitnya, dengan style rambut seperti salah satu actor Thailand.

Entah apa motifnya, gandi memutar arah lalu berjalan menuju kursi disamping ninda. Ninda mengangkat alis karena bingung, lagi-lagi gandi merespon dengan angkatan bahu.

" oalah, pacarnya gandi. Tuh pak kusuma gandi udah bawa calon kesini" ujar salah satu om-om disana

Gandi dan ninda yang jadi bahan pembicaraan tidak bisa menahan keterkejutan, ninda hendak memjelaskan namun clara bersuara dahulu "iya om, gandi kalau soal cewek langsung set set set jadian om" ucap clara membenarkan

Ingin rasanya ninda memberikan layangan jari tengah untuk mulut clara, namun itu dia urungkan. Ninda memijat dahi menahan kekesalannya. Sangat berbeda dengan gandi yang santai bahkan meinkamti makananan yang sudah tersaji diatas meja

"eh ada gandi"

Gau tebak dari suaranya, cewe ini tipikel cewek centil, batin ninda

Ninda hanya menebak tanpa menoleh kearah sumber suara, ninda lebih sibuk memikirkan cara untuk keluar dari situasi ini. Ucapan lantang clara menyadarkan pikiran ninda " ninda!"

Ninda menoleh kearah clara yang duduk didepannya, menanyakan apa yang terjadi dengan mengangkat dagunya.

Pelan namun ninda bisa menebak ucapan yang diutarakan clara 'gandi'. Ninda menoleh kearah gandi yang kini sedang berbicara dengan cewek.

sepertinya ini cewek dengan suara centil tadi deh, tebak ninda dalam hati

"terus?" Tanya ninda

Bukannya menjawab kebingungan ninda, clara membuka suara " udahlah pristine, gandi itu ga suka sama lu. Lagian juga gandi udah punya pacar sekarang"

Suara lantang clara menjadi pusat perhatian, ninda tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Ekspresi dingin clara mengisyaratkan bahwa ninda harus membantunya. Ninda memutar mata malas lalu menghadap kearah pristine

" hai pristin" sapa ninda dengan ramah

Pristine yang disapa pun memberikan senyum ramahnya. Lalu selanjutnya pristine membulatkan mata melihat tindakan ninda

Semua orang terdiam karena ninda yang nekat mencium pipi gandi dikumpulan keluarga itu

Cup

Tanpa bersalah, ninda memberikan senyum hangatnya kearah pristine lalu bergantian dengan tatapan dinginnya

Cup

Ninda terkejut saat bibir gandi mendarat dibibirnya, seperkian detik ninda menghadap kearah gandi ingin melakukan protes namun gandi sudah terlebih dahulu merangkul bahu ninda lalu menoleh kearah pristine

" kalau lu mau liat gua pacaran, lu boleh duduk disini sampe acara selesai. Itu pun kalau lu ga cemburu" ujar gandi santai dengan ninda yang ikut ambil bagian

Tanpa perlu dipojokkan lagi, pristine pergi dengan kekesalannya. Ninda pun ikut berdiri

'saya mau ketoilet"

Ninda pergi meninggalkan meja itu, berjalan dengan kebodohan yang sudah ia lakukan.

SRI GANDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang