tentang Rio yang menjadi sugar baby bagi kalangan tante-tante girang berduit, banyak adegan dewasa, dan semoga reader bisa memilih bacaan yang sesuai dengan usia, saya sudah memperingatkan nya.
"Kamu hebat Rio, aku senang mengajari seseorang yang cepat menangkap apa yang aku sampaikan seperti kamu ini" puji Baekhyun pada Rio.
"Terima kasih hyung, tapi aku masih belum puas, alat ini aku belum menguasai 100 persen" balas Rio, ia belum terlalu pandai menggunakan car diagnostic tools untuk membaca kerusakan pada mobil atau mengembalikan settingan nya pada stelan pabrik.
"Berarti hanya tinggal itu yang harus banyak kamu pelajari" ujar Baekhyun.
"Iya hyung"
Dan saat nya untuk pulang, Rio akan menjemput Somi lebih dahulu, yang pulang sore karena ada kegiatan di sekolah nya, dan ketika Rio memarkiran mobil nya, ia melihat Suzy yang juga tengah menjemput Yunjin sedang menunggu di kedai es krim depan gedung sekolah KIS, ia pun menghampiri nya.
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
"Noona" sapa Rio.
"Oppa, mau menjemput Somi?" Balas Suzy terkejut dengan kedatangan Rio.
"Iya, noona sudah lama?" Rio duduk di depan gadis itu.
"Sudah oppa, tapi Yunjin bilang sebentar lagi dia akan keluar"
Rio nampak gelisah, karena di apartemen, Yuna hanya dengan Karina, jadi ia ingin cepat-cepat pulang.
"Oppa buru-buru? Biar Somi aku antar nanti" ide Suzy yang tahu kegelisahan Rio.
"Iya, Yuna hanya di rumah dengan Karina, aku khawatir" jawab Rio.
"Ya sudah pulang saja oppa, Somi biar aku antar nanti"
"Aku tidak ingin merepotkan"
"Tidak oppa, aku malah senang Yunjin punya teman seperti Somi"
"Baiklah, aku duluan ne, terima kasih sebelum nya" pamit Rio.
"Ya oppa, hati-hati"
Rio pun bergegas pulang karena tak ingin Yuna dan Karina di rumah tanpa pengawasan siapa-siapa.
"Oppa pulang"
"Selamat datang oppa" sambut Yuna yang tengah bermain tablet di depan tv bersama Karina, Rio tersenyum lega mendapati kedua dongsaeng nya baik-baik saja, ia pun segera mandi, dan menyiapkan makan malam sambil menunggu Somi pulang.
"Oppa" Yuna menghampiri Rio
"Yaa sayang?"
"Yuna tadi melihat miss Bae menangis" cerita si bungsu.
"Dimana?" Kaget Rio merespon cerita Yuna
"Di sekolah, dia pulang diantar miss Victoria, sebab ada pria yang membuntuti nya, mungkin miss Bae menangis karena takut" Rio merasa cemas dengan cerita si kecil.
"Apa mau nya pria itu?" Batin Rio penuh tanya.
"Aku pulang" seru Somi memasuki apartemen mereka, Yuna berjalan menghampiri sang unnie.
"Beri salam Yuna-yaa" ujar Somi, penasaran Rio pun ikut mengintip.
"Yunjin, noona" sapa nya melihat Somi datang bersama teman nya.
"Oppa" mereka tersenyum senang.
"Ayo masuk" ajak Rio, ia membawa tamu nya ke ruang tamu, Karina langsung berdiri ikut menyambut.
"Oh ya, kenalkan noona, ini Karina sebelas tahun dan si bungsu Yuna enam tahun" Rio memperkenalkan dua dongsaeng nya yang lain.
"Selamat datang unnie" sapa Karina dan Yuna.
"Terima kasih, aku Suzy dan ini Yunjin, teman sekolah Somi unnie" balas Suzy.
"Silakan duduk noona, dan kalian makan malam di sini ya, aku baru selesai memasak" ujar Rio
"Yaa oppa, perutku lapar sekali" sahut Yunjin.
"Yunjin" tegur Suzy sungkan, ia malu sang keponakan langsung mengiyakan tawaran Rio.
"Tidak apa-apa noona, anggap saja sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengantar Somi" ujar Rio.
Suzy benar-benar di buat malu oleh keponakan nya yang terlihat begitu lahap menyantap masakan Rio, padahal itu hanya masakan rumahan biasa, tapi berhubung Yunjin hampir tidak pernah makan masakan rumahan ia jadi begitu menikmati nya, Rio terus tersenyum menatap nya.
"Oppa, maaf ya" sungkan Suzy
"Tidak masalah noona, aku malah senang, berarti Yunjin nyaman disini" balas Rio.
"Ayo, noona juga harus makan, sebelum nasi nya dingin"
"Oppa, aku boleh sering-sering main kesini kan?" Tanya Yunjin dengan mulut penuh.
"Boleh, Somi juga pandai memasak, jika kamu lapar nanti" balas Rio.
"Benarkah Somi-ah?" Tanya Yunjin memastikan.
"Iya, oppa yang mengajari ku"
"Wah, Daebak, perlu di buktikan" modus Yunjin.
Selesai makan malam, Suzy dan Yunjin pun pamit pulang, Rio mengantar nya sampai bawah, dan saat ia kembali ke atas, Rio menghampiri apartemen sebelah.
"Ada apa?" Tanya Seulgi yang membuka kan pintu.
"Sean dan hyung kemana?" Tanya Rio.
"Sean pergi menjemput Jennie, hyung pergi dengan Ryujin" jawab Seulgi tak bersemangat.
"Aku mau minta tolong"
"Apa?"
"Temani dongsaeng-dongsaengku, aku mau keluar sebentar" pinta Rio.
"Hm" jawab Seulgi, ia lalu keluar mengikuti Rio.
"Somi-aah, Yuna-yaa, Karina, oppa pergi dulu ne, kalian di temani Seulgi oppa dulu" pamit Rio.
"Yaa oppa" jawab mereka kompak.
"Jika lapar, di kulkas ada makanan, ramen ada di lemari bawah kompor" pesan Rio pada Seulgi sebelum pergi.
"Hmm"
Rio pun keluar, dan Seulgi duduk di sofa sambil menonton tv, sementara para dongsaeng Rio belajar di lantai.
"Tv kabel" kaget Seulgi mengetahui tv di apartemen Rio memiliki banyak chanel tak hanya dari stasiun tv dalam negeri, tapi juga dari belahan dunia mana pun termasuk netflix.
"Diapartemen kami bahkan hanya ada siaran lokal" kagum nya.
Rio mendatangi rumah miss Bae, karena khawatir dengan sahabat nya itu, dan setiba nya disana, benar saja, Irene sedang berdebat dengan Bogum, penjaga rumah nya hanya bisa melihat tak berani ikut campur.
"Pergi! Aku tak sudi bertemu dengan mu!" Teriak Irene marah.
"Tolong Irene-ahh, dengarkan aku, berikan aku waktu lima menit saja" mohon Bogum, ia menahan tangan kanan Irene yang terus meronta, gadis itu menangis sambil terus menggeleng, mobil Rio mendekat, Bogum menatap nya karena tak tahu siapa yang datang.
"Rio" batin Irene lega, begitu sang sahabat keluar dari mobil nya.
"Lepaskan tangan noona, atau aku yang akan melakukan nya!" Ancam Rio, Bogum masih tak rela, ia menatap tangan nya yang menggengam kuat pergelangan tangan Irene.
"Aku hitung sampai tiga" ujar Rio lagi, akhir nya Bogum pun terpaksa melepas nya, dan Irene langsung bersembunyi dibalik punggung Rio dengan badan gemetar.
"Sekali lagi aku melihat mu menggangu nya, aku tak akan diam" ancam nya lagi, sang penjaga rumah menelan ludah, ia takut jika sampai terjadi perkelahian, Bogum pun memilih pergi karena ia belum menyiapkan diri untuk melawan Rio.
"Noona tidak apa-apakan?" Tanya Rio, ia membalikan badan nya, menghadap Irene dengan kedua lengan nya yang berada di bahu sang wanita, Irene menggeleng sambil mengusap air mata nya.
"Syukurlah" Rio lalu memeluk dan membawa nya masuk ke rumah.