BAB 8

1.2K 153 37
                                    

"Kakak readers, kata authornya maaf ya kalo ada typo, maaf juga kalo ch ini gak seru"- Naufal

"Happy reading cantik nya Jevano"- Jevano

Setelah kejadian hari itu mereka jarang bertemu karena kembali disibukkan dengan kegiatannya masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian hari itu mereka jarang bertemu karena kembali disibukkan dengan kegiatannya masing-masing. Naufal pun jarang pulang karena ia selain kerja dan kuliah ia pun berpartisipasi dalam banyak organisasi di dalam maupun luar kampus.

Waktu pun berjalan begitu cepat hingga akhirnya liburan pun tiba dan sudah berjalan 3 hari lamanya. Malam ini Naufal akan pulang ke kosan dengan membawa teman kuliah nya. Jevano tidak sabar karena Naufal bilang temannya itu sangat baik, rajin dan humble. Jevano pasti suka jika berteman dengan teman Naufal.

Jam 9 malam Naufal dan temannya pun tiba. Jevano segera membukakan pintu setelah terdengar ketukan ke 3. Disana ada Naufal yang menenteng beberapa kantung plastik dan seorang laki-laki yang lebih pendek berdiri dibelakangnya. Dia pasti teman Naufal. Jevano mempersilahkan mereka untuk masuk lalu ia dan teman Naufal pun berkenalan.

"Jevano Alkatiri, panggil aja Jev"- ucapnya menyodorkan tangan dan tidak lupa tersenyum.

Teman Naufal membalas menjabat tangan Jevano, "Reihan Renditama, panggil senyaman lo aja"- balas Reihan dengan senyuman nya pula.

Mereka semua pun duduk sambil menikmati makan malam bersama dan mengobrol ringan. Jika laki-laki sudah berkumpul pasti ujung-ujungnya begadang, hingga jam 2 pagi pun tiba. Mereka semua sudah mengantuk dan lumayan lelah setelah beberapa jam bermain kartu.

Ketiga lelaki itu pun tertidur di atas karpet bulu bergambar kucing putih lucu yang pernah Jevano potret beberapa kali. Ia sangat suka dengan karpet itu.

Suara hujan deras pun membangunkan Jevano sedangkan kedua temannya justru tertidur pulas. Jevano berjalan ke kamar mandi untuk menyelesaikan panggilan alam nya. Setelah selesai, dalam keadaan gelam karena memang lampu kamar dimatikan, dapat Jevano lihat Naufal yang memberikan lengannya sebagai bantalan untuk kepala Reihan. Entah mengapa, melihat itu Jevano sedikit kesal namun rasa kantuk lebih mendominasi. Jevano memutuskan kembali tidur diatas ranjang, membiarkan dua lelaki itu tertidur dibawah.

Hari ini ketiga lelaki itu memutuskan untuk berjalan-jalan keliling Jakarta menggunakan busway

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini ketiga lelaki itu memutuskan untuk berjalan-jalan keliling Jakarta menggunakan busway. Mereka berkunjung ke beberapa tempat hingga energinya lumayan terkuras, ya sebut saja mereka lapar. Mereka pun berjalan ke sebuah warung masakan padang yang terkenal enak se-Jakarta. Ngomong-ngomong saat ini sudah masuk pukul 5 sore.

Beberapa menit keheningan tercipta hingga akhirnya Reihan membuka suara, "abis makan langsung ke kota tua aja, terus langsung pisah".

"Loh.. Lo mau kemana? Katanya mau nginep di kosan 1 minggu?"- sahut Jevano yang memang merasa nyaman berteman dengan Reihan.

"Gue harus pulang ke panti karena ibu panti butuh bantuan gue"- jelas Reihan yang memang sudah bercerita bahwa ia anak yatim piatu yang besar dipanti asuhan.

Jevano pun ber"oh"ria mendengar jawaban Reihan. Sedangkan Naufal hanya tersenyum saja mendengar kedua lelaki di depannya mengobrol.

Sebenarnya Jevano ingin mengunjungi panti tempat tinggal Reihan karena ia sangat suka dengan anak kecil. Kebetulan pula Reihan bilang generasi di panti sekarang rata-rata berumur 3 - 10 tahun.

Singkat cerita, mereka sudah sampai di kota tua. Akhir-akhir ini kota tua memang menjadi tempat wisata yang ramai dikunjungi. Saking ramainya sampai berdesak-desakan hingga Reihan terdorong oleh ibu-ibu berbadan besar yang menggendong anaknya, membuat Reihan sedikit oleng ke arah Naufal. Dengan reflek yang cepat Naufal pun menangkap tubuh Reihan agar tidak terjatuh. Naufal sempat bertanya keadaan Reihan masih dengan posisi setengah berpelukan. Mengabaikan Jevano di samping nya yang sudah berubah ekspresi menjadi datar, padahal tadi ia sedang tertawa.

"Ekhem.. Gue balik duluan deh, capek banget"- ucap Jevano sambil mengedarkan pandangannya asal tidak melihat kedua temannya.

"Yahh kita kan baru sampe, Jev"- sahut Reihan yang di angguki oleh Naufal. Jevano tetap bersikeras untuk pulang terlebih dahulu hingga ponsel Reihan berdering.

"Halo bu, APA?!, iya Rendi balik sekarang, ibu pesen taksi online aja sambil nunggu Rendi pulang... Iya bu"- ucap Reihan saat mengangkat telepon yang ternyata dari ibu panti.

Reihan membuang nafas. Baru saja ia melepas lelah dari kegiatan kampus dan pekerjaan nya, kini sudah harus mengurus adik-adiknya.

"Kenapa Rei?"- tanya Naufal.

"Gue harus balik sekarang. Anak-anak dipanti keracunan makanan"- jawabnya yang sangat kentara sedang berusaha untuk tidak panik dan tetap fokus agar bisa membantu ibu panti mengurus semua nya.

Jevano yang mendengar pun tak kalah khawatir dengan keadaan anak-anak itu, hingga rasa kesalnya yang tadi tergantikan dengan kekhawatiran nya. Tanpa pikir panjang Jevano menarik tangan Reihan keluar dari kerumunan itu.

"Gue ikut Rei, sekarang cepet kita ke panti"- ucap Jevano sambil berlari menarik tangan Reihan, meninggalkan Naufal yang terhalang oleh sekelompok remaja yang sedang berfoto.

Sesampainya di panti, Reihan dan Jevano segera membantu membopong anak-anak ke dalam mobil untuk segera dilarikan ke rumah sakit. Saat dirumah sakit pun semua anak langsung ditangani oleh dokter.

"Rei, lo yang sabar ya, lo tenangin diri dulu"- ucap Naufal sambil menyodorkan air mineral.

Saat ini Reihan sangat cemas dan gelisah karena semua adik-adiknya keracunan. Sedangkan ibu panti sedang berbicara dengan dokter. Jevano sendiri hanya mendengarkan obrolan singkat kedua temannya. Ia lebih fokus mengintip keadaan anak-anak didalam sana. Namun 1 pertanyaan lewat begitu saja dikepala Jevano.

"Rei.. Ibu panti hebah ya bisa tau anak-anak keracunan makanan padahal belum ke RS. Ko bisa ya? Apa ibu panti itu dokter?"- ucap Jevano memecah keheningan.

Naufal dan Reihan yang mendengar pun tertawa, bukan menertawakan pertanyaan nya tapi ekspresi polos Jevano yang benar-benar natural. Ini cukup menghibur Reihan saat ini.

"Bukan gitu Jev, beberapa bulan yang lalu anak-anak panti udah pernah keracunan termasuk Reihan. Jadi mungkin ibu panti udah paham gejala keracunan makanan"- sahut Naufal mewakili Reihan.

"Anjir.. Ngeri banget—gak wajar tuh pasti ada yang sengaja ngasih racun di makanan mereka"- pikir Jevano yang merasa aneh.

"Sebenernya gue curiga sama bibi yang bantu bersih-bersih dipanti. Cuma ya gue sekedar curiga aja karena emang gak ada bukti"- ucap Reihan.

Setelah berbincang mengenai kecurigaan Reihan akhirnya Naufal dan Jevano pun pulang ke kosan. Padahal mereka ingin menemani anak-anak di rumah sakit tapi Reihan dan ibu panti memaksa mereka untuk pulang.

"Jev, jiwa sosial lo tinggi juga ya..














...gue suka"







-🐰🐶-

Tolong jangan hujat Reihan karena hadir di antara Naufal dan Jevano☺👍 yang hujat gue punch👊

Tau kan kalo Reihan Renditama itu Renjun? Awas aja ya kalo ada yang hujat😏

Vote comments please☺🤌🏻

ANAK RANTAU | JAEMJEN √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang