13 - Awas

125 16 1
                                    

kndly vote and comment please🫶

***

Calla baru saja bertemu dengan Dava di lobi sekolah. Mereka bertatap muka untuk melakukan penyerahan dan penandatanganan kontrak yang wajib dilakukan bila Calla menerima tawaran Dava beberapa hari lalu.

Calla selesai menandatangani dokumen di atas materai. Ia berkewajiban untuk menulis buku fiksi remaja, yang nantinya akan diterbitkan di penerbit mayor yang bekerja sama dengan Dava.

"Nanti malem ada acara gak Cal?" Dava bertanya.

"Enggak sih kak. Ada apa?"

"Mau ngopi bareng gak? Yang deket-deket aja."

"Bo-leh.." jawab Calla ragu-ragu.

"Beneran mau gak? Aku gak maksa kalo kamu sibuk atau gak mau," ucap Dava berusaha sesantai mungkin agar Calla tidak terpaksa.

"Iya boleh, tapi gak lama ya." Calla tersenyum kikuk.

"Sip. Nanti aku jemput atau mau ketemuan di tempat?"

"Ketemuan di tempat aja," jawab Calla cepat. Dijemput Dava di rumah Nemio bukanlah ide yang tepat.

"Nanti aku shareloc ya. Aku balik ke kelas dulu."

Calla mengangguki Dava yang tak berhenti memberinya senyuman ramah. Tak lama Dava pergi, Calla menghela napasnya lega.

Calla lumayan merasa senang usai menandatangani kontrak pekerjaannya. Akhirnya, ia bisa kembali lagi ke dunia tulis-menulis yang sempat menjadi tempatnya menuangkan hobi dan isi pikiran.

Di sisi lain, Calla sejujurnya tak begitu enak untuk menerima tawaran ngopi bareng Dava karena ia ingat bahwa Dava punya pacar. Akan tetapi, Dava sudah terlalu baik padanya, ia anggap tawaran itu sekadar rasa terima kasih satu sama lain saja karena telah menjalin kerja sama.

"Calla, liat deh, gue beliin lo sesuatu!"

Lexa tahu-tahu sudah di sebelahnya dan Calla tidak sadar sejak kapan.

"Apa itu?"

"Crocs! Kita samaan biar lucu! Nih, lo coba deh, semoga aja muat sih. Ya harusnya muat," ucap Lexa antusias. Ia menjatuhkan crocs miliknya dan milik Calla di lantai lobi.

Calla berujar, "Ih nanti aja cobanya. Banyak orang lewat. Lagian ribet harus lepas sepatu sekolah."

Lexa sontak memasang wajah murungnya. Ia memalingkan pandangan, tak menatap mata Calla. Melihat kesedihannya itu, Calla jadi tak enak hati, pasalnya Lexa udah terlalu bersemangat.

"Ya udah deh sini gue coba."

Wajah Lexa kontan berseri. "Nah gitu dong! Udah, cuek aja sama orang. Ini gue beliin hadiah pertemanan, biar kita awet!"

 Ini gue beliin hadiah pertemanan, biar kita awet!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Battle I Never WinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang