Azizah baru saja santai setelah dirinya disibukkan oleh kewajibannya sebagai ibu sekaligus seorang istri dan saat ini wanita itu tengah bersantai ria dengan Azka yang tertidur di pangkuannya, entah apa yang terjadi pada pria itu sehingga ia memilih untuk tidak ke kantor dan memilih berdiam diri di rumah bersama istri dan ketiga anak kembarnya.
"Mas, kenapa kamu gak ke kantor hari ini? Bukannya pagi ini kamu ada meeting dengan kliyen penting?"
"Ini kesempatan emas aku bisa berduaan sama kamu, Sayang! Kapan lagi kita bisa berduaan seperti ini? Lagipula Fattah sedang bersama mama dan papa lalu, Alvaro si remaja meresahkan itu sedang berkemah selama tiga hari ke depan. Jadi, kita bisa berdua tanpa adanya gangguan dari dua anak laki-laki meresahkan itu!"
"Meresahkan-meresahka gitu anak aku lho, Mas."
"Iyya-iyyaa ... oh iyaa, Sayang. Aku mau nanya, deh!"
"Mau nanya apa?"
"Alvaro kan udah dewasa, itu artinya pernikahan almarhum bang Ramzy dan istrinya udah berjalan lumayan lama, 'kan?"
"Tau dari mana kamu, Mas?"
"Aku nanya Sayang."
"Nggak, usia pernikahan mereka itu berjalan baru satu tahun lebih dan anak dari pernikahan almarhum bang Ramzy dan istrinya hanyalah Fattah."
"Lalu, Alvaro? Dia anak almarhum bang Ramzy juga, 'kan?"
"Iyya, Mas. Cuma bukan sama almarhumah kak Sarah, melainkan anak almarhum bang Ramzy dengan teman semasa SMA-Nya, yaitu Rita."
"Aku gak paham deh, itu artinya Kia anak kita bukan mahram Alvaro, dong!"
"Ya Alvaro termasuk mahram Kia, dong!" sahut Azizah cepat.
Azka mengernyit bingung, "Kok bisa?"
"Aku ceritain yah, jadi sebenarnya saat aku masih berusia 17 tahun itu .... "
***
Di malam hari yang cerah dipenuhi oleh gemerlap bintang dan sinar rembulan, seorang wanita tua dengan bayi dalam gendongannya berjalan perlahan memasuki pekarangan keluarga besar Kyai Hasan Al-Maliki.Tok ... tok ... tok ....
"Assalamualaikum, permisi!" ucap wanita tua itu sembari mengetuk pintu.
Ceklek.
"Waalaikumussalam, iya Bu. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Khadijah sopan.
"Eum, maaf. Apakah benar, ini rumah den Ramzy Al-Fahrizi?"
"Iya, benar. Ada apa, ya Bu?"
"Satu hari yang lalu, non Rita meninggal setelah melahirkan putranya di Rumah Sakit Bhayangkara. Beliau berkata pada saya bahwa putranya ini adalah anak kandung den Ramzy Al-Fahrizi dan pesan terakhirnya, ia meminta den Ramzy mengurus putra mereka dengan sebaik-baiknya."
Deg!
"Mendiang non Rita percaya bahwa jika diurus oleh ayah kandungnya sendiri, maka kelak ia akan tumbuh menjadi sosok yang taat agama dan hebat seperti ayah kandungnya sendiri sebab, ayahnya berasal dari keluarga seorang Kyai," papar wanita tua itu berhasil membuat air mata Khadijah tak dapat terbendung lagi.
"Azizah Sayang, panggil abang kamu itu!" titah Khadijah pada putrinya.
"Baik, Ummi!"
Azizah melangkahkan kakinya masuk ke dalam, kemudian gadis itu menghampiri sang abang dengan langkah cepat dan tatapan tajamnya sehingga seluruh keluarga yang ada di sana mengernyit heran dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah Takdirku (END)
Romancemenjalin hubungan pernikahan dengan seorang pria dingin hanya karena sebuah kesalahpahaman. Itulah yang terjadi pada Azizah Shaila Priscilla, seorang wanita dengan masa lalu kelam yang mengubahnya menjadi sosok wanita sholehah idaman kaum adam dan A...