Bab 29 ~ Hasutan Salma

905 46 0
                                    

Selamat Membaca



(Pov Fira)

*

*

Cekiiiiiiit

Mas Leo meminggirkan mobil nya, dan mengerem nya mendadak.

Membuat ku terhuyung.

"Mas! Aku masih ingin hidup demi Ara!" Bentak ku.

Kulihat mas Leo menyugar rambutnya, sepertinya dia kesal banget.

"Jangan sebut nama pria lain di depan ku! Terlebih dia!" Mas Leo menatap ku tajam, sepertinya dia benar - benar marah sama aku.

Nyali ku jadi ciut.

Sebisa mungkin kutahan agar air mata tidak tumpah.

Ku palingkan wajahku ke arah luar kaca mobil.

Dasar aku memang cengeng, sedikit bentakan dari suami ku itu membuatku ingin menangis.

Tapi, aku harus kuat.

Tak mau terlihat lemah dan cengeng.

Meski, mas Leo sudah tahu aku memang cengeng.

Toh kami sudah hidup bersama cukup lama.

"Fir, maafkan mas ya. Udah bentak kamu."

Mas Leo mengusap lembut kepalaku.

Dia menggeser duduknya, hingga berada satu jok dengan ku.

Aku diam tak merespon nya.

Bisa- bisa aku menangis kan, uh dasar hatiku yang lembut.

"Sayang, mas gak suka kamu sebut nama pria lain."

Cup

Cup

Mas Leo mengecup lembut pipiku beberapa kali.

Tiba-tiba saja muncul bunga-bunga di hatiku.

Merasa disayangi dan di cintai tentunya.

"Kalau mau nangis -nangis aja, gak usah pura-pura tegar gitu. Mas tau ko, Isteri mas ini sebenarnya cengeng kan? heheh."

Sepertinya, dia sengaja menggodaku deh.

Lagi-lagi hatiku. berbunga-bunga.

Tapi

Tiba-tiba

"Huekkk"

"Hueeekkk"

Tiba-tiba saja, mual kembali menyerang.

Segera ku buka pintu mobil dan aku keluar dari mobil.

Mas Leo mengikuti ku dengan panik.

"Fir, kamu gak apa-apa kan?" Khawatir sepertinya.

Aku berjongkok sambil muntah-muntah.

Mas Leo memijat tengkukku, membuatku nyaman.

"Sepertinya, ada minyak angin di mobil." Ujar mas Leo.

Dia membimbing ku, membawa ku masuk ke mobil dan menggosokkan minyak angin ke dahi, pelipis, tengkuk, perut dan punggung ku.

Rasa panas yang cukup, membuatku merasa nyaman.

"Dari kemarin kamu muntah-muntah terus, lebih baik kita ke dokter."

Aku hanya menganggukkan kepalaku sedikit, terserahlah mau di bawa kemana pasrah saja.

Kepalaku sedang pening saat ini.

Tring

Terdengar notifikasi di ponsel ku.

Akulah Istri SahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang