Dalam remang, Ruky ditemani sesosok yang terlihat lebih tinggi darinya. Berjalan mengikuti kemanapun dirinya melangkah tanpa perasaan takut ditinggalkan. Sesekali sosok itu menghilang dari hadapannya bila disinari cahaya lampu kendaraan yang masih ramai pada pukul 21.00. Sedang Ruky terus saja menunduk memandangi layar ponselnya serta acuh pada bayangan yang selalu menemaninya itu.
'plukk' sesuatu terjatuh
"Hah, kok bisa?" Katanya sambil menuduk dan memegangi kacamatanya.
Ruky menggaruk kepalanya meski tidak gatal.
"Perasaan baru 2 tahun ganti kok lensanya bisa lepas." Gumamnya sambil memperhatikan kacamata ditengah remang.
Matanya berpusat pada kacamata yang disinari cahaya senter ponsel android miliknya. Mencari, kalau saja bisa menemukan kerusakan pada kacamata itu. Ruky hendak bergeser dari tempatnya berjongkok dan berniat duduk di bahu jalan, hanya saja usahanya terhenti karena sesuatu menabrak punggungnya.
Ruky terjerembab ke aspal jalan, ponselnya terhempas dengan layar terbuka, kacamatanya pun demikian. Ruky bangun untuk memungut kacamata dan ponselnya kemudian memeriksa sekelilingnya.
"Ih, yang nabrak gue apaan ya?" Katanya sambil meraba punggungnya.
Ruky menyimpan kacamata rusaknya ke dalam tas, serta kembali melanjutkan perjalanan dengan ponselnya. Di sepanjang jalan menuju rumah, Ruky merasakan suasana yang berbeda dari biasanya. Meski sweater hoodie menempel, Ruky terus merasa kedinginan.
"Jam berapa sih?", Gumamnya sambil melirik jam tangannya.
Tidak ada yang salah dengan jamnya, yang salah adalah sepasang mata yang tiba-tiba memperhatikannya didepan kepala Ruky. Ruky terpekik melihat semburat merah pada mata itu, dengan wajah pucat dan bibir menghitam ia lantas memelototi Ruky.
"Astaghfirullah, bismillahirahmanirahim..." Ucap Ruky dengan tangan menengadah dan mata terpejam.
"Allahu... loh kok hilang?!" Ruky membuka matanya.
"Aduh... Itu ilernya." Ucap seseorang dihadapan Ruky.
"Mimpi apa Ruky Elgiandra? Di geplak malah garuk-garuk punggung doang"
Ruky semakin membuka matanya yang memerah, serta menghapus air liur diujung bibirnya.
"IIIeeewwww!!!" Seru setiap orang di kelas.
"Cuci muka sana, saya nggak mau kamu planga-plongo di jam pelajaran saya." Ucap pak Albeth
Ruky bangun dari kursinya, melangkah meninggalkan pak Albeth dan teman sekelasnya.
"Setannya lebih serem dari yang di dalem mimpi." Gumam Ruky pelan.
"Hihi..." Kata seseorang disebelah kanan Ruky yang sedang duduk di bangku terdepan.
Ruky menoleh, dan tersenyum kikuk.
"Aku bilangin kam.."
Langsung saja Ruky menempelkan telunjuknya di ujung bibir disertai wajah meminta ampun.
Ruky kembali ke kelasnya, kali ini sudah bukan mimpi, tapi Ruky mendapati sesosok pria beralmamater biru tengah berdiri di belakang pak Albeth.
"Pak Al..."
KAMU SEDANG MEMBACA
BERCOCOK TANAM (Tentang Seorang Asosial Yang Butuh Komunitas Untuk Berkembang)
Teen FictionRuki yang sudah berusaha semaksimal mungkin mencari jati diri di masa SMP harus dihadapkan pada kenyataan bahwa yang dia hadapi bukan lagi tentang permasalahan dirinya sendiri, tapi bagaimana dirinya bisa bertahan hidup ditengah-tengah kenyataan pel...